Jumat, 15 Februari 2013

REZEKI ITU BUKAN HANYA UANG

REZEKI ITU BUKAN HANYA UANG, DAN SAMA SEKALI BUKAN HANYA GAJI.
Om Mario, apakah jumlah rezeki ditentukan oleh Tuhan?
Jika maksudmu hanya jumlahnya TANPA kepantasan, tidak.Tuhan menetapkan hukum kepantasan bagi rezeki.
Jadi yang pantas dapat rezeki baik, dapat ya Om?
Betul sekali, dan demikian juga sebaliknya.
Tapi, kok ada orang jujur dan rajin – kok gajinya kecil?
Gajinya kecil tapi kehidupannya sehat, damai, penuh kegembiraan – itu lebih kaya daripada seorang Direktur bergaji tinggi tapi tidak berbahagia di dalam keluarganya, istrinya genit sama laki-laki lain, anaknya lumpuh otak karena narkoba.
Tapi kan gaji kecil itu rezeki kecil?
Sama sekali tidak. Rezeki itu bukan hanya uang, dan sama sekali bukan hanya gaji. Rezeki itu memang sepertinya dihitung hanya dengan uang, tapi tidak mungkin dibatasi hanya oleh perhitungan.
Contohnya?
Apakah tidak jadi kecelakaan, itu rezeki?Apakah tidak jadi kehilangan handphone, itu rezeki?Apakah rumahmu tidak jadi kebakaran, itu rezeki?Apakah matamu yang tidak jadi tertusuk kaca helm motormu yang pecah karena benturan, itu rezeki?
Ya Om, itu semua rezeki.
Nah, itu semua berapa jumlahnya dalam uang?
Tidak terhitung.
Itu sebabnya, orang yang bersyukur – matanya, hatinya, dan pikirannya akan terbuka terhadap kekayaan yang sebetulnya sudah lama dimilikinya.
Puji Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim. Terima kasih Ya Rozaq, wahai Sang Pemberi Rezeki.
Oh, seruanmu itu indah sekali.
Terima kasih Om. Jadi sebetulnya aku selama ini kaya raya, tapi tidak menyadarinya ya Om?
Ya, seperti para koruptor – yang mencuri dan mendustai rakyat itu, mereka adalah orang-orang miskin yang tidak menyadari kemiskinannya.
Bukan main!
Ya. Itu sebabnya, agama itu untuk orang yang berpikir.
Kalo orang tidak berpikir, akan sering berprasangka buruk terhadap Tuhan, ya Om?
Persis sekali! Karena Tuhan dituduhnya tidak adil, dia hidup dengan cara seperti orang yang harus merebut haknya yang dicuri oleh orang lain, yaitu dengan menghalalkan pencurian dan penistaan hak orang lain.
Ooh … jadi itu yang menjelaskan mengapa ada orang-orang yang mengakunya orang baik, tapi perilakunya jahiliah, ya Om?
Mungkin itu sebagian alasannya itu, tapi kita tidak ingin membahas itu lebih jauh sekarang. Kita fokus kepada memperbaiki rezeki kita masing-masing agar kita bisa hidup damai dan sejahtera bersama mereka yang kita cintai dan mencintai mereka.
Indah sekali ya Om?
Ya, tapi untuk mencapainya tidak mudah.
Mengapa?
Karena bagi banyak orang, menjadi orang tidak jujur, malas, berprasangka buruk, berharap rezeki dari jimat dan sembahan buatan manusia – lebih mudah daripada patuh kepada Tuhan.
Jadi, orang yang mengatakan menjalani nasihat itu sulit, adalah orang yang sulit meninggalkan keburukan?
Betul, tepat, dan mak jlebb!
Mengapa begitu ya Om?
Mereka menikmati kebiasaan buruk. Sehingga mereka marah jika dinasihati untuk memilih kebiasaan baru yang baik.
Kapan mereka sadar?
Jika Tuhan menerima kesungguhan mereka untuk kembali menjadi jiwa-jiwa baik yang patuh kepada kebaikan.
Jika tidak?
Yah tinggal kuat-kuatan saja, antara dia mempertahankan kebiasaan buruk, dengan kesabaran Tuhan yang tidak berbatas itu.
Jadi, orang bisa dari muda – lalu menua dalam kemiskinan dan penyakit, sampai tua dan mati?
Jangan sampai, tapi memang ada orang yang seperti berniat hidup seperti itu.
Ngeri amat ya Om?
Ya, itu sebabnya kita harus sabar – untuk tetap ada di sekitarnya, meneladankan kehidupan yang baik, mengundang mereka untuk ikut merayakan kehidupan yang baik, meskipun kita akan dimaki dan dicemooh.
Super sekali!
Terima kasih. Itu dengar dari mana dapat istilah ‘Super sekali!’
Loh, masa’ Om gak pernah nonton di Metro TV, setiap Minggu, jam 19:05 – 20:30 WIB. Itu ada acara keren banget Om. Yang bawain acaranya cakep. Masa’ gak pernah lihat? Itu udah mainstream banget sekarang Om?
Oh ya? Wah, saya ini kurang bergaul. Besok saya nonton deh?!
OK Om, nanti setelah nonton kita banding-bandingin catetan ya?
OK, sampai nanti ya? Love you!

0 komentar:

Posting Komentar