Sabtu, 09 Februari 2013

Meninggal Dalam Satu Tarikan Nafas


Salam alaikum sobat Ruang
Meninggal dalam satu tarikan nafas, merupakan judul postingan yang akan saya angkat pada kesempatan kali ini. Ini merupakan kisah nyata yang diceritakan oleh seseorang, tentang akhir yang baik, ketika seseorang meninggal hanya dalam satu tarikan nafas setelah membaca sahadat. Sebenarnya tulisan ini adalah komentar dari seseorang dengan id "shinta" pada sebuah diskusi yang mempermasalahkan tentang suatu ajaran dalam islam. Semoga ada hal baik yang bisa menjadi pembelajaran untuk kita dari kisah berikut.

Berikut adalah kisahnya.

Ini adalah sebuah cerita nyata, yang saya dengar dari suami saudara sepupu saya. Ketika kakeknya hendak wafat, kakeknya mengumpulkan keluarganya pd jam 23, alhamdulillah pada saat itu ada suami saudara sepupu saya di situ yang ikut menyaksikan.
Kakek dari suami sepupu saya itu berkata:
Jam 23 kakek bilang, "Nanti mau ada tamu datang menjemput saya. Saya harap keluarga jangan sedih…jangan ada yang nangis, karena nanti jam 24 saya mau pulang." Lalu si kakek memberikan wejangan-wejangan kepada keluarganya.

Mendekati jam 24 si kakek berkata, "Itu tamunya sudah datang. Ayo ucapkan assalamu'alaikum."
Pd saat itu keluarga suami dr sepupu saya bingung, dan karena ayah dan kakek mereka yg meminta mengucapkan assalamu'alaikum, maka mereka yg kumpul di dekat si kakek memenuhi permintaannya untuk mengucapkan assalamu'alaikum pd tamu yg tidak mereka lihat.
Kemudian si kakek berkata, "Sudah saatnya saya pulang. Asyhadu 'ala ilaa ha ilallaah wa asyhadu anna Muhammad darosulullaah."
Suami dari sepupu saya mengatakan, si kakek mengucapkan syahadat dengan fasih tanpa ditartil, dan meninggal hanya dengan satu tarikan nafas saja.
Subhanallah….benar-benar wafat yang sangat mudah….semoga kita semua di sini bisa wafat seperti beliau.

Lalu saya tanyakan, apa amal shaleh si kakek…koq bisa meninggal dengan mudah dan indah seperti itu.
Suami dari saudara sepupu saya menjawab, bahwa kakeknya orang yang sangat pendiam, namun sangat baik kepada sesama muslim. Tidak senang mempersoalkan hal-hal yang furu', tidak senang berdebat, senang membantu sesama muslim, dsb…intinya akhlaknya sangat baik.

Lalu saya tanyakan, apakah kakeknya tahlilan dan MAULIDAN juga seperti muslim kebanyakan?
Dan dijawab iya oleh suami dari saudara sepupu saya tersebut.

Dari situ saya memahami….bahwa Allah Swt tidak mempersoalkan hal-hal semacam itu, karena Allah SWT sangat bijaksana….karena Allah memiliki sifat yg MAHA…MAHA Bijaksana.

Justru kitalah umat Islam yang sering mempersulit diri kita sendiri…perang otot hanya karena masalah furu' yg justru akan mengantarkan kita pada kebinasaan. Karena di dalam hadist jelas dikatakan, tidak beriman orang yang tidak mencintai saudaranya sesama muslim.

Jadi bagi siapa saja, mau salaman setelah shalat atau pun tidak…mau tahlilan atau pun tidak, mau maulid Nabi Saw atau pun tidak….itu tidak masalah. Yang penting kita saling hormat menghormati, dan saling sayang-menyayangi antar umat Islam. Kita bersatu, dan berdamai dalam perbedaan penafsiran.

Jadi di sini saya juga menghimbau kepada seluruh saudaraku di sini, untuk bersatu apa pun madzhabnya. Dan jangan sebut diri kita dg sebutan2 yang kita sendiri tidak layak menyandangnya, misal "Saya Salafi, Saya Suni, atau Saya Syi’ah…" Karena jelas di dalam al-Qur’an Allah melarang kita menyebut diri kita dengan sebutan2 yg belum tentu Allah menyematkannya pada diri kita.

Lebih baik kita merendah saja….karena kita ini memang hamba yg dhoif…

shinta : diskusi masalah bid'ah

Sekian, semoga bermanfaat
wassalamualaikum

0 komentar:

Posting Komentar