Salam Alaikum Sobat Ruang
MEMBEDAH SUNNAH-BID'AH DENGAN PISAU TAUHID merupakan judul original postingan ini, yang ditulis oleh +MUX SPARROW yang saya rasa cukup membuka mata kita, untuk tidak ikut ngekor menghukum bid'ah sana sini, seperti yang sering kita dengar akhir-akhir ini, yup mereka yang yang menghukum BID'AH perayaan maulid Nabi dan berbagai macam perkara-perkara lain dalam islam. Semestapun Merayakan Maulid Nabi mungkin tidak berlebihan jika kita ungkapkan demikian. Selamat mebaca.
Keselamatan dunia-akhirat terletak pada satu hal, yaitu kebersihan dari dosa syririk di dalam maupun di luar ritual ibadah [al-Kahfi:110]
Maka hal pertama yang perlu dijaga atas diri dan keluarga, lalu umat adalah satu dosa yang tidak mendapat ampunan, yaitu dosa syirik. Jika kita cermati sejarah penyebaran Islam selama ±23 tahun, tercatat bahwa pada mulanya yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. adalah ajaran aqidah (tauhid)-mengenai siapa manusia itu dan siapa, di mana, dan bagaimana yang benar-benar disebut Tuhan itu.
Adapun perintah mengerjakan ibadah syariat baru turun pada tahun ke-11 ketika beliau mengalami peristiwa Isra Mikraj. Artinya, mempelajari tauhid sesungguhnya wajib bagi setiap muslim. Sama wajibnya dengan mengerjakan ibadah fardu lain. Sebab banyak permasalahan fiqh dan akhlaq yang bisa ditangani dengan bijak jika kita sudah bertauhid dengan benar.
SUNNAH
Sebelum bicara bid'ah, mari kita bicara sunnah dulu.
Hakikat sunnah:
- Segala kualitas yang ada pada diri Rasulullah
- Segala yang dilakukan dan atau terjadi atas diri Rasulullah.
Dua hal yang dilalaikan umat dalam meng-iqra sunnah:
- Sunnah terabaikan 1 [sisi kualitas pribadi]: mengikuti kelaziman zaman.
Seandainya Nabi Muhammad ditakdirkan lahir di Jawa, niscaya beliau akan berpakaian seperti orang jawa pada masanya [pakai blangkon dan batik] TETAPI PASTI yang menutup aurat sesuai dengan batas syariat yang diperintahkan Allah.
[Kalau pakai gamis dianggap penanda kesempurnaan ittiba, ini salah kaprah sebab orang jahiliyah di Arab sebelum Islam turun pun sudah pakai gamis]
Kekakuan memandang Islam sebagai identik dengan budaya-Arab inilah yang sering jadi bahan olokan kaum dengki [orang2 faithfreedom misalnya] terhadap Islam.
Bukti bahwa Nabi Muhammad Rasulullah Saw. adalah orang yang tidak melulu fokus pada hal-hal yang tampak di mata zahir adalah hadis ini:
"Ajarkanlah anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda" (HR. Ahmad)
Mengapa menunggang kuda bukan unta? Padahal 'kan hewan tunggang yang paling andal di medan gurun jazirah Arab itu unta bukan kuda?
Sebab Rasulullah tau, unta bukan hewan yang mendunia keberadaannya. sebab Rasulullah tau, kuda adalah hewan mendunia [ada di tiap benua] sekaligus andal di segala medan. Artinya Rasulullah Saw. juga meyakini suatu hari Islam akan tersebar ke seluruh pelosok Bumi. DAHSYAT!
Mungkin itu sebabnya Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta' hanya berani memfatwakan haramnya perempuan naik kendaraan sendiri. Bukan naik mobilnya yang diharamkan :D [padahal zaman Rasulullah saw. pun perempuan boleh naik kendaraan sendiri bahkan boleh ikut pegang pedang dan panah] - Sunnah terabaikan 2 [sisi yang terjadi atas diri Nabi ] Perjalanan Isra Miraj adalah sunnah dan setiap mukmin dianjurkan menapaktilasi perjalanan ini. Kita jangan seperti mencontoh kelalaian umat agama tetangga yang memandang Ruh Qudus itu hanya ada pada diri Nabi Isa a.s. <== ini makanya banyak orang kristen ngangguk2 aja Nabinya disebut Tuhan. [padahal Ruh Qudus itu ditiupkan pada setiap anak cucu Adam a.s.] maka Kita juga jangan lalai dengan mengatakan hanya Nabi Muhammad Rasulullah lah yang bisa melakukan perjalanan isra dan perjalanan miraj itu.
Kalau tidak salah surah al-kahfi ayat terakhir itu turun taklama setelah Rasulullah saw. pulang dari Mi'raj. Lalu ada sahabat bertanya "Bagaimana supaya kami bisa seperti Engkau ya Rasulullah?". Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia SEPERTI KAMU, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap PERJUMPAAN DENGAN TUHANNYA maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun DALAM beribadat kepada Tuhannya".[al-Kahfi:110] ingat bahwa Rasulullah mengalami perjumpaan dengan Allah itu ketika masih hidup di dunia. Jadi, berjumpa Allah itu tidak wajib menunggu mati dulu.
"Ash-shalaatu mi'rajul mu'min"
Salat itu mi'rajnya orang mukmin (bukan sekadar muslim..atau gali makna hakikinya: "Hanya orang mukmin yang kualitas salatnya bersih dari kesyirikan satu zarah pun sehingga ia pun diizinkan untuk bermi'raj sesuai dengan kehendak Allah.
[Dari mana kita bisa yakin dalam salat kita tidak ada syiriknya? dari ILMU TAUHID]
Nah, mengapa Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta' tidak ada kepikiran memfatwakan melakukan isra-miraj itu juga sunnah?
BID'AH
Pertama, bedakan peringatan maulid nabi dan isra-miraj dengan peringatan hari ibu, hari valentine, dsb} <== yang ini gak terkait sama sekali dengan ritual dalam islam jadi gak diikuti lebih utama kecuali kalau kita pandang ada manfaat yang bisa diambil..misalnya hari ibu.. momen yang tepat untuk meluk ibu dengan alasan hari istimewa untuk para ibu {siapa tau pengen meluk ibu tapi malu kalau gak ada alesan atau siapa tau momen hari ibu ini bisa jadi alesan buat berdamai dengan ibu, buat yang lagi marahan ma ibunya wkwkwk} tapi kalo hari VALENTINE mah HARAM ah.
saya pribadi memandang perayaan maulid nabi dan isra miraj BUKAN BID'AH JUGA BUKAN SUNNAH. tapi banyak manfaatnya. <== ini jika kita cermati sejarah munculnya peringatan2 ini.
Sejarah mencatat, peringatan maulid nabi ini diprakarsai oleh pahlawan Perang Salib yang diakui kehebatannya oleh kawan dan lawan: Salahudin al-Ayubi.
Ketika itu pasukan jihad Islam sedang dalam kondisi lemah mental dan semangat jihadnya mulai luntur. alias tidak pede melawan kekuatan pasukan salib yang saat itu sedang di kondisi puncak. Salahudin al-Ayubi memompa semangat pasukan muslim dengan mengingatkan betapa yang sedang mereka perjuangkan adalah tegaknya syiar agama yang dibawa oleh utusan Allah yang BAHKAN KELAHIRANNYA PUN DIRAYAKAN ALAM SEMESTA. [padamnya api abadi kaum majusi, terbenamnya tasik sava, gempa dahsyat di kerajaan pagan Kisra, meteor bersahutan penanda ditutupnya "lapak intip-langit" para setan ]
Melalui peringatan ini, secara implisit Salahudin al-Ayubi berorasi: "Hai kaum muslim, jiwa yang kamu pertaruhkan, harta, waktu, dan kenyamanan hidup yang kamu sedekahkan untuk pergi berperang, serta sanak keluarga yang kamu tinggalkan di belakang adalah demi membela tegaknya akidah yang dibawa pribadi istimewa ini. Jika harus mati hari ini, yakinkan kamu mati dalam kebenaran!!!"
Apalagi, Nabi Muhammad Saw. sendiri juga memandang hari kelahiran beliau sebagai suatu yang patut diingat dan disyukuri.
Ketika itu pasukan jihad Islam sedang dalam kondisi lemah mental dan semangat jihadnya mulai luntur. alias tidak pede melawan kekuatan pasukan salib yang saat itu sedang di kondisi puncak. Salahudin al-Ayubi memompa semangat pasukan muslim dengan mengingatkan betapa yang sedang mereka perjuangkan adalah tegaknya syiar agama yang dibawa oleh utusan Allah yang BAHKAN KELAHIRANNYA PUN DIRAYAKAN ALAM SEMESTA. [padamnya api abadi kaum majusi, terbenamnya tasik sava, gempa dahsyat di kerajaan pagan Kisra, meteor bersahutan penanda ditutupnya "lapak intip-langit" para setan ]
Melalui peringatan ini, secara implisit Salahudin al-Ayubi berorasi: "Hai kaum muslim, jiwa yang kamu pertaruhkan, harta, waktu, dan kenyamanan hidup yang kamu sedekahkan untuk pergi berperang, serta sanak keluarga yang kamu tinggalkan di belakang adalah demi membela tegaknya akidah yang dibawa pribadi istimewa ini. Jika harus mati hari ini, yakinkan kamu mati dalam kebenaran!!!"
Apalagi, Nabi Muhammad Saw. sendiri juga memandang hari kelahiran beliau sebagai suatu yang patut diingat dan disyukuri.
Dalam Sahih Muslim,Kitab al-Siyam, Bahwa Nabi ditanya tentang puasa hari Senin, dan ia menjawab:
" Itu adalah hari yang aku dilahirkan dan itu adalah hari aku menerima nubuatan ."
Bagian ini saya katakan KARENA CINTA pada setiap orang yang sudah pernah bersyahadat: Saya kadang curiga, fatwa bidah merayakan maulid nabi dari Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta' itu pesanan dari majikan utama keluarga kerajaan saudi [USA dan UK] agar sejarah terpompanya semangat jihad umat Islam era perang salib tidak terulang.
ISRA MIRAJ
Para ulama yang berhimpun di Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta' maupun yang di Hai'ah Kibaril Ulama saya akui bukan orang-orang bodoh. Justru karena mereka pintar inilah saya tak habis pikir kok mereka bisa-bisanya terlalu gegabah mengata sesat pada sisi bahasan Islam yang mengajarkan umat untuk "ngeh" pada yang gaib.
Sesuai pembuka surah al-baqarah. Kitab [Al Qur’an] ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, [yaitu] mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki.... [al-Baqarah:2]
[Perhatikan: urutan disebut mukmin di ayat itu adalah mereka yang melakukan ritual batini dulu, yaitu beriman pada yang ghaib, baru kemudian yang mengerjakan ritual jasadi seperti shalat, sedekah, dan zakat]<== ini juga memperkuat kefarduan belajar tauhid sebagai landasan utama dalam beragama.
Dari analisis di tulisan ini Dajjal Di Tanah Suci dan ini Pahami Prinsip Zat-Sifat akan tampak jelas betapa umat ini digiring agar tetap bermata satu dalam ber-Islam. Sebab hanya orang2 Islam yang lengkap Islammnyalah [secara zahir-batin] yang akan masuk golongan yang disebut di hadis ini:
" Itu adalah hari yang aku dilahirkan dan itu adalah hari aku menerima nubuatan ."
Bagian ini saya katakan KARENA CINTA pada setiap orang yang sudah pernah bersyahadat: Saya kadang curiga, fatwa bidah merayakan maulid nabi dari Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta' itu pesanan dari majikan utama keluarga kerajaan saudi [USA dan UK] agar sejarah terpompanya semangat jihad umat Islam era perang salib tidak terulang.
ISRA MIRAJ
Para ulama yang berhimpun di Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta' maupun yang di Hai'ah Kibaril Ulama saya akui bukan orang-orang bodoh. Justru karena mereka pintar inilah saya tak habis pikir kok mereka bisa-bisanya terlalu gegabah mengata sesat pada sisi bahasan Islam yang mengajarkan umat untuk "ngeh" pada yang gaib.
Sesuai pembuka surah al-baqarah. Kitab [Al Qur’an] ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, [yaitu] mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki.... [al-Baqarah:2]
[Perhatikan: urutan disebut mukmin di ayat itu adalah mereka yang melakukan ritual batini dulu, yaitu beriman pada yang ghaib, baru kemudian yang mengerjakan ritual jasadi seperti shalat, sedekah, dan zakat]<== ini juga memperkuat kefarduan belajar tauhid sebagai landasan utama dalam beragama.
Dari analisis di tulisan ini Dajjal Di Tanah Suci dan ini Pahami Prinsip Zat-Sifat akan tampak jelas betapa umat ini digiring agar tetap bermata satu dalam ber-Islam. Sebab hanya orang2 Islam yang lengkap Islammnyalah [secara zahir-batin] yang akan masuk golongan yang disebut di hadis ini:
"Takutilah firasat orang mukmin, sesungguhnya ia memandang dengan Cahaya Allah" (H.R. Thabrani & Tirmidzi)
Sebab hanya dengan mengenali yang gaib-lah kita bisa memahami apa itu cahaya Allah. Sebab hanya yang sudah aktif cahaya Allah di dirinyalah yang bisa BANGUN DIRI DAN MEMBANGUNKAN UMAT DARI TIPUAN DAJJAL [seperti tokoh Neo di film Matrix <== gambaran paling vulgar soal "memandang dengan cahaya Allah" hehehe.]
Sekali lagi, bagian ini saya katakan KARENA CINTA pada setiap orang yang sudah pernah bersyahadat.
Sekian...Wasalamualaikum
Sekian...Wasalamualaikum
0 komentar:
Posting Komentar