Mungkin salahku melewatkanmu
Tak mencarimu sepenuh hati
Maafkan aku
Sebait lirik lagu milik Sheila On-7 berjudul “Yang Terlewatkan”, mengingatkan saya pada sesuatu. Meskipun dalam lirik tersebut tujuannya adalah pada sang kekasih hati tapi kali ini buat saya merupakan hal yang berbeda. Sesuatu yang begitu penting, namun acap kali terabaikan dan tak temanfaatkan sebagaimana mestinya. Ya, apalagi kalau bukan sang waktu.
Sebelum tidur, biasanya sebagian orang sering memasang alarm untuk membangunkannya lebih awal, bisa saja karena ingin melaksanakan shalat malam, melanjutkan pekerjaan yang tertunda, menonton siaran TV yang dinanti dan melakukan aktifitas lainnya.
Namun, ketika alarm yang sudah di setting tersebut berbunyi untuk membangunkan, kita justru semakin menarik selimut dan melanjutkan tidur kembali. Pada akhirnya terlambat bangun, malas beraktifitas dan waktupun terlewatkan begitu saja tanpa arti. Pada akhirnya terlambat juga melaksanakan pekerjaan yang lainnya.
Kita sadari bahwa pada waktu yang terlewatkan itu seharusnya kita dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat, memaksimalkan kinerja, menyelesaikan aktifitas yang tertunda. Tetapi, karena keterlewatan ini banyak kesempatan yang terbuang sia-sia. Bahkan bisa saja keterlambatan yang kita ciptakan ini, membuat aktifitas-aktifitas dakwah ini pun ikut terlambat dan terhambat.
Perkataan Imam Hasan Al Banna masih terekam dalam memori kita. “Sesungguhnya kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia”. Gunakanlah skala prioritas dalam menentukan suatu aktivitas, dimulai dari yang penting dan mendesak, tidak penting tapi mendesak, penting tapi tidak mendesak, dan tidak penting dan tidak mendesak.
Dia yang terlewatkan begitu saja, seharusnya tidak kita biarkan berlalu sia-sia. Bukankah Allah SWT bersumpah dalam Al-Qur’an untuk beberapa waktu yaitu “Demi Dhuha”, Demi Fajar, Demi Subuh, Demi Cahaya Merah pada waktu senja, Demi Malam, Demi Siang, dan Demi Masa.” Sumpah Allah SWT yang berulang kali atas nama waktu itu menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Jadi, jangan dilewatkan atau dibuang percuma.
Waktu-waktu yang telah kita lewatkan tak akan pernah kembali lagi. Dan sudah barang tentu yang kita hadapi hari ini, kemarin dan esok akan berbeda sama sekali. Tak ada yang sama, baik para pelakunya, situasi maupun latarnya.
Karena itu, mari kita mulai kembali untuk menata waktu-waktu kita yang tercecer begitu banyak untuk hal yang sia-sia. Kita memang tidak bisa mengumpulkan atau menyatukan serpihan-serpihan dia yang terlewatkan. Kita berkomitmen untuk tidak melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
Kalaupun kita tidak bisa menggunakan waktu dengan efektif, paling tidak kita tidak melewatkannya begitu saja tanpa makna apa-apa. Semoga kita termasuk hamba-nya yang bisa memaksimalkan waktu dengan sebaik mungkin untuk sesuatu yang bermanfaat. Amin
:: Artikel dikirim oleh Azzura Arsyiah (azzura4rsyiah@yahoo.com) | MT Batch-3 Medan | @azura_sely
Rumah Motivasi Online menerima tulisan, artikel membangun jiwa, motivasi. Kirim tulisan sahabat ke email saya; cepypram@yahoo.com atau infokan @CepPangeran
0 komentar:
Posting Komentar