Saat Kita SADAR

Di saat kita SADAR, kita tidak memiliki apa-apa Di saat kita SADAR, kita tidak memiliki kuasa, kita tidak pernah memiliki DAYA, bahkan untuk sekedar memejam mata.

Hidup Itu Sederhana, Sesederhana ini

Hidup itu sederhana, sesederhana ini>>>Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. "Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik."

Inilah Dunia Tanpa Batas

Inilah dunia yang tanpa batas Mencintainya adalah sebuah petaka. Menjauhinya juga tidak selalu membuatmu bahagia. Tempat dimana kau akan terus mencari dan mencari. Tempat dimana kau akan berlari tak henti berlari. sampai kau dipaksa diam, mati.

KISAH SAHABAT TERBAIK

Suatu ketika di india kuno,hiduplah seorang guru yang telah tua.Pada zaman itu jumlah sekolah tidak banyak,dah hanya ada satu guru dan banyak siswa dalah satu sekolah.Guru inipun mengajarkan banyak hal.

Untuk Kesekian kalinya

Kemana harus berpaling Ketika dosa dosa hina mulai terasa sesak membosankan Kepada siapa harus bicara Sementara hati, terlalu kotor untuk berkata-kata

Rabu, 29 Februari 2012

SEORANG KAWAN BERNAMA YATIMAN

Tahun 1997 adalah tahun yang luar biasa berat untuk saya. Sebuah tragedi besar terjadi dalam hidup saya oleh sebuah pengkhianatan dan fitnah yang dilakukan teman dekat saya. Tahun itu, saya baru saja terkena PHK akibat krisis moneter yang memorak porandakan perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya. Saya terdampar di sebuah pabrik bakery yang manajemennya masih tradisional.

Saya tak hendak berkisah tentang siapa dia dan apa yang dilakukannya. Permasalahannya telah membaur dan berkelindan dengan masalah-masalah lain yang membuat keadaan bertambah keruh.

Akibat kejadian itu berikut kondisi-kondisi psikologis yang kurang baik, saya sempat mengidap penyakit semacam insomnia selama setahun lebih. Saya sangat sulit tidur. Dalam sehari, tak jarang saya hanya mampu lelap selama lima belas menit. Kadang-kadang, saya berangkat tidur jam delapan malam, namun belum juga bisa tidur hingga adzan shubuh. Ada kalanya tidur selama setengah jam di awal malam dan selebihnya, sampai pagi, jangan harap bisa pejam ini mata. Saat itu, yang saya butuhkan adalah teman ngobrol. Saya ingin ada orang yang bisa saya ajak berbagi.

Suatu sore, saya melihat ada karyawan baru, namanya Yatiman. Pertama kali saya melihatnya, langsung tumbuh perasaan benci. Kenapa? Dia sangat mirip dengan teman saya yang baru saja mengkhianati dan memfitnah saya. Tidak hanya wajahnya yang mirip, tetapi juga tutur katanya, suaranya, bahkan cara berjalannya. Potongan rambutnya pula, rambut lurus gaya mandarin ala Andy Lau.

Jujur, setiap melihatnya, saya lantas teringat dengan teman saya tersebut, dan karenanya, saya menjadi sangat benci. Apa lacur, kendati saya berusaha menjaga jarak, dia justru ‘ditakdirkan’ lebih sering berada di dekat saya. Ia berada dalam satu group dengan saya. Bahkan, di mess, ia berada tepat di samping saya. Ini berarti, ia lebih sering tidur di samping saya.

Seiring dengan waktu, saya mulai berusaha menata hati dan memperbaiki sikap padanya. Apalagi, saya tak melihat sedikit pun hal buruk padanya. Ia jujur, jenaka, dan ramah. Hampir setiap malam, sebelum tidur, seraya bertelekan pada lengannya, ia bertanya dan bercerita macam-macam kepada saya. Potongan-potongan hidup dan episode masa lalunya menjadi puzzle yang semakin kita bisa menghubungkan, maka semakin menariklah itu. Pun, saya jadi mengenal Yatiman dari cerita-ceritanya yang beranjak usang.

Lama-lama, sikap saya mencair. Tanpa sadar, kami menjadi teman ngobrol yang bahkan tak jarang mengusik tidur teman lain dan membuat mereka menghardik, “Ssst… Sudah malam! Jangan berisik!”

Yang saya suka dari Yatiman adalah sikapnya yang empatik. Yatiman adalah seorang teman yang istimewa untuk saya. Kendati lelah setelah bekerja seharian, ia tak bosan mendengar cerita saya dengan gaya empatiknya yang luar biasa. Ia mau bersabar mendengar cerita-cerita saya, keluhan-keluhan saya yang saya ulang-ulang hampir setiap malam. Volume suara saya yang semula tinggi berangsur-angsur turun –karena khawatir mengganggu yang lain– hingga akhirnya berubah menjadi bisik-bisik. Kadang-kadang dalam keadaan setengah lelap setengah terjaga, ia masih menyempatkan diri menanggapi dengan “oo… jadi begitu?”, “Terus?”, “Wah… hebat!”, “Mm… jadi gitu, ya?”

Terus terang, saya merasa nyaman. Humor-humornya kadang garing dan agak-agak gagap, tetapi saya tertawa dan terhibur. Tahun 1999, ia pindah kerja ke Lampung. Proses pepindahannya terbilang mendadak. Saya menangis. Saya tak bisa membayangkan bagaimana sepinya jika dia tak ada. Alangkah panjang malam-malam saya karena tak ada teman cerita. Toh, seperti ia katakan, hanya jasad kami berpisah, sedangkan hati tetap dekat.

Saat berpisah, kami berpelukan lamaaa… tanpa mampu saling berucap. Suara kami cekat di tenggorokan. Saat itu, saya mati-matian menahan linangan air mata. Barulah setelah mobil yang membawanya berlalu, saya menghambur ke kamar mandi dan menuntaskan isak di sana. Lamaaa…. Hampir dua jam saya menangis tanpa suara di kamar mandi. Teman-teman yang lain maklum dan tidak berusaha menghentikan tangis saya. Tak juga mereka mengetuk pintu kamar mandi. Mereka tahu saya sedang bersedih dengan kesedihan yang luar biasa.

Sesudah hari itu, cukup lama saya melupakan kesedihan. Setiap melihat bekas lemari pakaian Yat, hati saya terserobot rasa haru dan rindu. Setiap makan siang, saya selalu terkenang makan bersamanya seraya ngobrol banyak hal. Kendati masih ada teman-teman yang lain, namun rasanya semua jadi tak lengkap.

Darinya, sungguh, saya belajar banyak cara memberi perhatian pada orang lain. Saya selalu berharap bisa menjadi ‘dirinya untuk saya’ pada setiap orang yang saya kenal. Saya ingin… selalu menjadi teman yang istimewa untuk semua orang di mana hal itu bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana, sesederhana yang dilakukan Yatiman pada saya.

Yat, dengan rindu untukmu.

Apakah Cinta itu sebuah Magic?

tentang cinta
Seorang Filosof. Beberapa tahun lalu ia mengajar di sebuah university di New York. Suatu hari setelah selesai kelas, ia kembali ke apartementnya bersama seorang collega guru yang juga mengajar di universitas yang sama. Setelah sampai di apartemen sang filosof mempersilakan colleganya, sang ibu guru duduk di sofa dan ngobrol ngalor-ngidul sambil nonton siaran televisi.

Di tengah ngobrolan mereka sang ibu guru berkata; Well, Mike. I love you. Sang filosof melotot matanya memandang sang ibu guru, dan setelah berpikir sejenak ia bertanya: "What is love?"
Dasar sang filosof, yang selalu suka bertanya dan terus bertanya. Bahkan rasa cinta yang munculpun harus dipertanyakan.

Temannya, sambil mengangkat bahu dan menggoyangkan kedua tangannya di samping telinganya menjawab: "Love is magical."
Sang filosof merasa shock. Ia merasa shock karena ternyata cinta begitu sederhana, ternyata cinta begitu enteng seenteng sebuah sandiwara, seenteng sebuah permainan sulap atau memperagakan sebuah magic.
"Dan apa artinya sebuah magic?" Ia bertanya diri.

Sang filosof bertambah shock ketika ia perpikir lebih lanjut bahwa magic bisa berubah.

Hari ini penampakan saya bisa saja nampak magical, tetapi besok kekuatan magicnya mungkin akan berkurang bahkan hilang.

Hari ini saya mudah mengatakan kepada seseorang bahwa saya mencintainya
dari lubuk hatiku yang paling dalam, tetapi besok mungkin berubah. Itukah yang dimaksudkan dengan cinta sebagai sebuah magic?

Sang filosof masih berpikir, berapa banyak pasangan yang harus cerai dalam sehari karena perkimpoian mereka telah kehilangan "magic power-nya?"
Berapa banyak kehidupan berkeluarga yang akhirnya pecah berantakan hanya karena keluarga mereka dibangun di atas dasar cinta sebagai sebuah "magic?"

Di telinga sang filosof masih terngiang sebuah kalimat indah, kalimat yang pernah keluar dari mulut idolanya Agustinus dan Thomas Aquinas: "To love is to will the good in the other"..... Mencintai berarti menginginkan atau menghendaki sesuatu yang baik bagi orang lain.
Bila aku mengatakan bahwa aku mencintai engkau, itu seharusnya dipahami bahwa saya menghendaki agar engkau memiliki segala sesuatu yang baik, agar engkau menjadi dirimu sendiri.

Aristoteles (seorang laki-laki) dalam dialognya dengan Alcibiades (laki-laki juga), menunjukan secara amat jelas bahwa ia amat mencintai Alcibiades. Cinta apakah yang dimaksudkan Aristoteles?
Yang dimaksudkan Aristoteles adalah juga cinta dalam arti di atas, yakni bahwa Aristoteles menghendaki agar Alcibiades pada akhirnya menjadi lebih baik. Ia secara perlahan-lahan membimbing Alcibiades untuk memahami dan menjadi dirinya sendiri. Aristoteles membantunya untuk memahami bahwa agar mampu melihat diri sendiri Alcibiades butuh sebuah cermin. Dan Aristoteles dalam cintanya kepada Alcibiades telah berusaha membawa yang terbaik kepada Alcibiades.

Itulah arti sebuah cinta.
Saya masih ingat sebuah kata yang sungguh indah tentang apa artinya sebuah cinta. Itu adalah kata seorang filosof Gabriel Marcel, Cinta berarti mengatakan kepada seorang sahabat: Engkau tak akan pernah mati. Cinta tidak terpusat pada diri sendiri, tetapi selalu pada orang yang dicintai.

Kisah Tenzing Norgay

Kisah Tenzing Norgay
Tenzing Norgay adalah nama orang, mungkin buat kebanyakan dari kita akan mengatakan nama yang aneh.....dari negara mana nama tersebut berasal?.....

Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar namanya...mungkin juga belum...bagaimana kalau saya sebutkan nama Sir Edmund Hillary...ya kalau yang ini sih saya sering dengar atau pernah baca biografinya atau pernah mendapatkan kisah hidupnya dalam sebuah artikel atau sewaktu mengikuti seminar. Ya, Sir Edmund Hillary adalah orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi dunia Puncak Gunung Everest. Tetapi saat ini bukan Sir Edmund Hillary yang akan kita bahas, tetapi Tenzing Norgay.

Tenzing Norgay seorang penduduk asli Nepal yang bertugas sebagai pemandu bagi para pendaki gunung yang berniat untuk mendaki gunung Everest. Tenzing Norgay menjadi pemandu (orang nepal menyebutnya Sherpa) bagi Sir Edmund Hillary. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30, Tenzing Norgay bersama dengan Sir Edmund Hillary berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi Everest pada ketinggian 29,028 kaki diatas permukaan laut dan menjadi orang pertama didunia yang kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat bagi ratusan pendaki berikutnya untuk mengikuti prestasi mereka. Pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi yang
berusaha menaklukkan Everest mengalami kegagalan.

Keberhasilan Sir Edmund Hillary pada saat itu sangat fenomenal mengingat baru berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi semacam inspirator untuk mengembalikan kepercayaan diri bagi seluruh bangsa di dunia. Karena keberhasilannya, Sir Edmund Hillary mendapatkan gelar kebangsawanan dari Ratu Inggris yang baru saja dilantik saat itu Ratu Elizabeth II dan menjadi orang yang paling dikenal di seluruh dunia.

Tetapi dibalik keberhasilan itu Tenzing Norgay memiliki peran yang sangat besar, mengapa Tenzing Norgay tidak menjadi terkenal dan mendapatkan semua yang didapatkan oleh Sir Edmund Hillary padahal ia adalah sang pemandu yang membantu dan mengantarkannya mencapai Puncuk Mount Everest? Seharusnya bisa saja ia lah orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Mount Everest bukan Sir Edmund Hillary.

Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya :

Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?

Tenzing Norgay : Sangat senang sekali

Reporter : Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest?

Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia....

Reporter : Mengapa Anda lakukan itu???

Tenzing Norgay : Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary, bukan impian saya.....impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIAN nya.


Ya, itulah sekelumit kisah tentang seorang pemandu pendaki bernama Tenzing Norgay. Ia tidak menjadi serakah, ataupun iri dengan keberhasilan, nama besar dan semua penghargaan yang diperoleh Sir Edmund Hillary. Ia cukup bangga dapat membantu orang lain mencapai & mewujudkan IMPIAN nya.

Dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia kerja kita secara pribadi terbiasa atau terkondisikan untuk fokus kepada diri kita sendiri, siapa yang mendapat nama, apa yang kita dapatkan, bonus, penghargaan, insentif dan sebagainya. Namun pernahkan kita berpikir....untuk bisa membuat orang lain berhasil?
Tanyakanlah itu pada diri kita....

Selasa, 28 Februari 2012

KEJUJURAN

Dipinggiran kota besar Taipeh, berdiamlah sepasang suami istri LIEN. Mereka tidak dikarunia seorang anak pun, karena itu mereka merasa hidupnya kurang bahagia. Setiap hari mereka tidak pernah lupa berdoa kepada Thian, Tuhan Yang Maha Esa agar dikarunia seorang anak.

Suatu pagi ketika mereka sedang tidur, mereka dikejutkan oleh tangisan seorang bayi.


Oleh karena itu mereka segera bergegas keluar kamar. Dan betapa terkejutnya mereka ketika membuka pintu rumah. Terlihatlah sebuah keranjang berisi bayi mungil yang tampan sedang menangis. Dengan segera digendongnya bayi itu masuk ke dalam rumah. Bayi itu mereka beri nama SAU LIEN.

Sejak saat itu SAU LIEN tinggal bersama keluarga LIEN. Mereka sangat menyayangi SAU LIEN, bagaikan anak kandung sendiri. Sebagai rasa terima kasih kepada Thian, maka SAU LIEN dididik dan diperlihara dengan baik.

Tahun berganti tahun, tak terasa SAU LIEN telah menjadi seorang pemuda yang perkasa. Dia sangat rajin membantu ayahnya di ladang dan menjual hasilnya ke kota. Pada suatu hari, ketika SAU LIEN sedang bekerja di ladang, datanglah seorang peramal ke rumah keluarga LIEN dan berkata kepada mereka, “Kalian harus menyuruh SAU LIEN segera pergi dari sini, karena suatu saat dia akan menjadi seorang pencuri dan membuat keluarga ini susah”.

Betapa sedih hati mereka mendengar hal itu. Karena mereka begitu percaya pada peramal yang cukup disegani di kampung itu. Setelah peramal itu pergi, mereka menangis tersedu-sedu. “Aku seakan tak percaya pada pendengaranku tadi, tetapi kalau hal ini sungguh terjadi, betapa malunya kita”. Demikian kata LIEN kepada istrinya.

Dengan demikian mereka akhirnya bersepakat menyuruh SAU LIEN pergi dengan membekalinya beberapa helai baju dan uang secukupnya. Perpisahan itu sangatlah mengharukan. Ibu SAU LIEN tak henti-hentinya menangis.

“Sudahlah bu, kalau saya memang harus pergi dari rumah ini tidak apa-apa. Ini kulakukan demi kebaikan kita semua”, kata SAU LIEN sambil memeluk ibunya.

Beberapa tahun kemudian, SAU LIEN bekerja di sebuah kota yang jaraknya beberapa mil dari kota Taipei. Siang itu SAU LIEN makan di sebuah kedai, tasnya diletakkan dilantai. Selesai makan, dia bangun dan mengambil tasnya kembali.

“Hei, ada yang aneh dari tasku ini. Tas ini terasa lebih berat”, pikirnya. Dan betapa terkejut dia, ketika melihat batangan-batangan emas murni di dalam tasnya. Baru ia sadar, bahwa seseorang telah salah mengambil tasnya, yang mungkin serupa dengan tas SAU LIEN.

Akhirnya SAU LIEN mengambil keputusan, dia tidak akan pergi dari kedai itu. Ia tetap di situ sambil makan kue-kue yang ada. Dugaan SAU LIEN tidak meleset, menjelang sore harinya datanglah seorang pemuda sambil berkata. “Siapa yang telah melihat tasku, yang serupa ini di sini? “Teriaknya sambil menunjukkan tasnya yang ternyata sama dengan tas yang dipegang SAU LIEN. SAU LIEN memang anak yang jujur, maka dia segera bangkit dan mendekati pemuda itu.

“Ini tasmu kekumbalikan, kau tadi telah salah mengambil tasku”, kata SAU LIEN. Betapa gembira dan terharunya pemuda itu, dengan serta merta dia memeluk SAU LIEN. “Baru kali ini aku bertemu dengan pemuda sejujur kau, mari kuperkenalkan kau kepada ayahku”, kata pemuda itu.

Ternyata pemuda itu adalah putra dari seorang pengusaha yang berhasil dan kaya. Dengan segera SAU LIEN diberi pekerjaan yang lebih baik. Sebelum mulai bekerja, dia diberi waktu untuk menemui ayah dan ibunya di kampung halamannya dengan dibekali baju, makanan dan uang untuk mereka.

Ayah dan ibunya terkejut bercampur gembira melihat kedatangan SAU LIEN. Ibunya lalu duduk di dekatnya sambil mendengarkan cerita SAU LIEN, dengan rasa haru dan bangga yang tak tertahankan lagi, ibunya segera memeluk tubuh SAU LIEN bagaikan tak akan dilepaskannya lagi.

Dengan demikian cerita SAU LIEN pun menyebar ke seluruh kampungnya dari mulut ke mulut. Betapa malunya peramal itu, sampai akhirnya dia pindah dari kampung tersebut. SAU LIEN tidak saja menjadi putra kebanggaan ayah dan ibunya, tetapi juga merupakan kebanggaan penduduk di kampungnya.

Cerita tentang SAU LIEN seorang anak yang jujur dan berbakti kepada orang tuanya. Tentunya kalian dapat meneladani atau meniru sifat dari SAU LIEN ini. Kejujuran adalah hal yang penting dalam hidup manusia, seperti yang terdapat dalam lima kebajikan yaitu DAPAT DIPERCAYA dan ingatlah sabda Nabi Kongzi, “Bersikap keras kepada diri sendiri dan bersikap lunak kepada orang lain, akan menjauhkan sesalan orang

TENTANG KEBAHAGIAAN

Hidup bahagia tidak terikat dan melekat dengan sesuatu ! Keenakan menimbulkan rasa sayang, dan rasa sayang menumbuhkan ‘kemelekatan’ atau keterikatan. Sekali hatimu terikat atau melekat pada sesuatu, berarti engkau telah membebani dirimu sendiri dan duka mulai membayangi dirimu.

Sebenarnya tidak ada salahnya menyayang. Tapi menyayang di sini adalah menyayang tanpa melekat pada yang disayang, karena yang menimbulkan duka adalah kemelakatan itulah. Tak ada satu pun di dunia ini yang abadi. Perpisahan akan selalu terjadi menyusul kebersamaan, dan kalau tiba saatnya berpisah, kemelekatan dengan sesuatu yang terpisah dari kita akan melukai perasaan kita dan menimbulkan duka. Walaupun kita boleh mempunyai apapun juga dalam kehidupan ini, akan tetapi jangan memiliki apapun juga di dunia ini. Bahkan badan kita sendiri inipun bukan milik kita. Yang dimaksud memiliki di sini adalah apabila yang kita punyai itu melekat ke dalam batin kita, menjadi milik batin kita sehingga kita tidak mau atau enggan berpisah dengannya, karena perpisahan mendatangkan rasa sakit di dalam batin kita. Karena itu kita harus belajar hidup tanpa memiliki apapun juga. Kalau apa yang kita punyai itu hilang atau mengecewakan kita hal itu tidak berbekas apa-apa karena tidak ada kemelekatan dengan batin kita. Yang memiliki segalanya itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang juga menjadi pencipta dan Pemberi segalanya kepada kita. Kita hanya sekedar meminjam saja dan pada saatnya yang telah ditentukan oleh-Nya, Dia akan mengambilnya kembali apa yang dipinjamkan-Nya kepada kita. Inilah yang dinamakan hidup bebas, bebas dari pada kemelekatan berarti pula bebas dari pengaruh nafsu-nafsu daya rendah yang selalu ingin mempengaruhi kita.

FILSAFAT SUN GO KONG

Film Tong Sam Chong atau lbh Populer di sebut Film Sun Go Kong, yg banyak menarik semua kalangan termasuk umat agama lain pun menyukainya.

Dlm Film tsb yg menjadi Peran Penting: Tong Sam Chong sebagai Guru Bhikshu, bersama 3 muridnya yaitu: Sun Go Kong sebagai Kera Sakti, Cu Pat Kai berwajah (sebagai) babi, dan Mu Cing sebagai orang biasa serta Kuda Putihnya.

Rombongan Guru Tong Sam Chong, Sun Go Kong, Cu Pat Kai, dan Mu Cing, serta Kuda Putihnya, menuju ke Barat untuk mengambil buku Tipitaka (kitab Suci).

Bagaimana Film Sun Go Kong (SGK)menurut Anda?
Teman2 tlg ks komen yg benar dan berguna sadhu.

Jawab: Teman2 maaf kl komen dari Sang Guru salah. Inilah KUNCI Film Sun Go Kong menurut Sang Guru.

Terlepas dari kisah fiktifnya, Sang Guru hanya mengambil arti Kiasan dari Filsafat film SGK tsb. Yaitu: Guru Tong, SGK, CPK, Mu Cing dan Kuda Putih, empat faktor ini melambangkan seorang (tubuh) manusia yg berjuang mengumpulkan Paramita berbuat Kebaikkan dan Kebajikan melalui Gemar Berdana, menjaga Moralitas (Sila) dan Meditasi dg penuh semangat, ulet, teguh, sabar untuk meraih Kebahagiaan Nibbana (Kebahagiaan Tertinggi/ Abadi).

Guru Tong di ibaratkan KESADARAN, Sun Go Kong ialah PIKIRAN, Cu Pat Kai ialah PERASAAN, Mu Cing ialah PENCERAPAN, sedangkan Kuda Putih ialah Tubuh Manusia yg digunakan oleh kita sebagai KENDARAAN.

Guru Tong simbol Kesadaran yg teguh berjuang dan selalu Tenang, terkendali dan menasihati Pikiran (SGK) yg sangat Lincah, super aktif, suka mengembara.

Cu Pat Kai simbol Perasaan yg selalu ingin (Tanha) tdk merasa puas dan maunya dipuaskan, mudah Emosi, Malas, maunya Enak, dsb. Mu Cing simbol Pencerapan yg hanya ikut2an apa yg dtg sebagai penerima objek. Kuda Putih simbol Tubuh Manusia yg dijadikan sebagai Kendaraan, digunakan sebagai tunggangan dlm perjalanan menuju ke Barat. Kitab Suci simbul Nibbana yaitu Kebahagiaan Tertinggi (abadi) hasil dari tujuan Umat Buddha. Andai telah sampai ke barat dan Kitab Suci sdh diambil ini artinya Nibbana sdh di peroleh atau sdh mencapai Nibbana.

Perjalanan ke Barat adalah tujuan tiap umat Buddha untuk meraih Kebahagiaan Tertinggi. Namun, tdk semudah yg dibayangkan krn selain perjalanannya jauh hingga ber-tahun2. Juga hrs melawan Rintangan (berbagai macam Siluman), dan Godaan (Harta, Tahta dan Wanita) hambatannya turun naik gunung, lembah, hutan dsb, hingga menimbulkan berbagai masalah.

Tiap orang yg berjuang ingin mencapai Sukses dlm hal apapun pasti akan mengahadapi Rintangan, Godaan dan Hambatan tsb, yg di simbulkan Siluman, harta Tahta dan Wanita, Kemalasan, Emosi, Gelisah, Keraguan, dsb.

Semoga pembahasan Film Sun Go Kong ini dpt dijadikan Pedoman dan Pegangan bagi kita untuk berjuang mengumpulkan Paramita (Kesempurnaan Kebajikan) dg penuh semangat, ulet, sabar hingga dpt meraih cita2 dan Kebahagiaan.

Filsafat Tom and Jerry

 Kucing besar yang tak cerdas akan berlelah-lelah mengejar tikus-tikus kecil gesit yang muncul di ruang tamu dari lubang-lubang kecil di bawah dinding.

Kucing besar ini akan kalah, bahkan akan dipermainkan oleh tikus-tikus kecil itu.

Tikus-tikus kecil itu akan bisa ditangkap hanya oleh tikus-tikus yang lebih kecil tapi lebih gesit.

Begitu juga halnya kalau orang sedang mengejar enlightenment, pencerahan.


Enlightenment hanya bisa diperoleh jika tubuh anda ringkas, gerak anda gesit, tak ada beban yang menekan akal.

Semakin bebas dan ringan pikiran anda, bak tikus-tikus yang lebih kecil, semakin cepat pencerahan anda dapatkan.

Jadilah selalu tikus-tikus yang lebih kecil dan lebih gesit!

Jika anda bisa, ingatlah, jangan suka mencuri potongan keju di atas meja!



jadikanlah pikiranmu seringan dan segesit tikut-tikus kecil yg lebih kecil lagi. Sudah pernah belum, memiliki pikiran yg ringan?


TERIMAKASIH TUHAN, TELAH MENGINGATKANKU

Sore, pulang kantor, seperti biasa aku menunggu bis didepan Chase Plaza, untuk membawaku pulang, bertemu dengan kedua anak-anakku yang masih berusia 2 tahun dan 9 bulan. Mikhail dan Fara namanya. Cuaca menggerahkan tubuhku.

Penat seharian kerja, dengan segala masalah yang ada selama bekerja. Sudah seminggu ini aku selalu lupa menanyakan keadaan kedua anakku Entah menanyakan sudah makan siang atau belum, bagaimana keseharian mereka, atau hanya sekedar memainkan telfon untuk mendengarkan suara sang buah hatiku, si sulung Mikhail yang sudah banyak bicara. Bahkan aku juga lupa bahwa saat ini kedua buah hati tercinta sedang sakit flu. Aku terlalu sibuk sehingga sempat melupakan mereka. Tapi ah, aku pikir aku meninggalkan buah hati bersama orangtuaku dan pengasuhnya. Jadi, untuk apa aku pusingkan akan hal itu? Jahatkah aku?


Aku rasa betul, aku jahat. Tapi aku lebih mementingkan pekerjaanku
daripada keluargaku.

Aku termenung. Tadi pagi sebelum berangkat aku lagi-lagi lupa membekalkan suami dengan dua potong roti omelete kesukaannya. Aku juga lupa membekalkan teh hangat manis dimobilnya. Aku sempat merajuk gara-gara suamiku menanyakan sarapan rutinnya untuk dimobil. Aku kan cape Mas, aku kan harus siapkan bekal anak-anak sebelum mereka dititipkan ketempat Oma-nya. Aku kan harus selesaikan cucian sebelum aku mandi tadi pagi. Dan sejuta alasanku untuk tidak lagi dibahas masalah sarapan rutin mobil. Dan ini sudah terjadi selama satu minggu pula. Ah, aku juga melupakan kebiasaanku yang disukai suami, ternyata. Bahkan, aku lupa minta maaf dengan kelakuanku seminggu ini.

Bahkan, akupun lupa Shalat sudah seminggu ini !!! Alangkah ajaibnya diriku. Tapi kurasa Tuhan mengerti. Begitu pikirku selama dikantor. Dan akupun tenggelam dengan pekerja anku dikantor.

Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 5.25 sore, langit mendung, dengan udara lembab. Haus. Aku lupa minum sebelum pulang tadi. Mestinya aku sediakan segelas minum untuk bekalku diperjalanan. Aku membutuhkan 2 jam perjalanan dari kantor sampai rumahku di Bintaro. Lagi-lagi, alasan sibuk yang membuatku lupa membawa gelas hijauku yang dulu biasa "tidur" dalam tasku.

Pada saat itulah mataku tertuju dengan 2 orang kakak beradik, anak pengamen jalanan. Tidak beralas kaki, kotor dan kumuh. Usia mereka sekitar 4 dan 2 tahun. Mataku tertuju dengan sang adik. Wajahnya kuyu. Kotor dan diam. Terlihat wajah manisnya walaupun kurasa anak kecil itu tidak pernah mandi. Tidak beralas kaki. Terlihat ada luka ditelapak kakinya yang mungil, semungil telapak kaki buah hatiku Mikhail. Sang adik tertawa saat seorang wanita muda memberikan pecahan Rp. 2000 kepada kakaknya. Alangkah senangnya si kakak. Diberikan selembar kepada sang adik, dan sang a dikpun menerima dengan hati riang. Dipandangnya uang lembaran Rp. 1000 itu sambil bernyanyi kecil. Ah, dia menyanyikan lagu masa kecilku dulu. Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya. Aku membayangkan buah hatiku Mikhail menyanyikan lagu itu. Pasti tangannya tidak lepas dari pipiku, karena pada bait lagu "dor" buah hatiku selalu memukul pipiku.

Aku tersenyum pada si kecil. Suaranya. Ya, suaranya masih pula cadel. Tangan kanannya memegang lembaran seribuan, tangan kirinya memegang alat musik kecrekan dari tutup botol. Alangkah polos wajahnya. Sang kakak duduk ditrotoar sambil menghalau lalat yang berseliweran dikepala adik. Kutahu, pasti dia tidak keramas. Uh, mandi saja mungkin jarang apalagi mencuci rambut?

Tiba-tiba saja, waktu sudah menunjukkan pukul 5.35 sore. Belum gelap. Tapi aku tak tahu sudah berapa bis jurusanku yang terlewatkan karena kekhusyukanku memandang 2 bocah polos didepanku?. Aku rogoh dompetku. Duh, makin menipis. Aku harus beli susu sang buah hatiku yang kecil. Aku juga harus beli alat kosmetikku yang sudah hancur dimainkan anak sulungku. Pokoknya aku memang harus beli hari ini. Tapi pemandangan didepanku meluluhkan hatiku. Kuambil selembar duapuluh ribuan dan kuberikan kepada sang kakak. Terkejut, tentu saja. Sang adik tidak kalah terkejut. Sambil teriak, sang adik bertanya pada kakaknya: aku bisa makan hari ini ya kak ya. Hhh.. aku tersenyum pilu. Begitu bahagianya mereka menerima lembaran dariku.

Aku tegur kakaknya "kamu berdua belum makan?"
Pertanyaanku dijawab dengan sebuah anggukan kepala yang pelan. Saat itu juga aku menitikkan air mata. Aku kasihan sekali. Adiknya tidak memakai celana apapun. Bahkan aku bisa melihat bahwa adiknya seorang perempuan. Beberapa orang yang sedang menunggu bis, menjadikan percakapanku dengan bocah-bocah itu sebagai tontonan mereka. Beberapa ada yang memberikan selembar 5000an. Ah, Jakarta !

"Kamu mau makan? Ma u saya belikan makanan?" Lagi-lagi pertanyaanku dijawab dengan sebuah anggukan kecil. Sang adik tersenyum kepadaku. Ah, polosnya senyuman itu. Tanpa beban. Tanpa arti. Tapi yang kutahu, senyuman itu senyuman bahagia dari kepolosannya. Aku ajak mereka ke sebuah warung nasi Padang didekat Chase Plaza, kantorku. Aku tawarkan makanan sesuka mereka. Raut wajah mereka memucat. Aku mengerti, mereka sudah lapar dan dahaga. Kupandangi mereka makan. Duh, lahapnya. Aku sendiri tidak makan seharian tadi, karena lagi-lagi kesibukanku dikantor. Apakah aku sudah sedemikian kuatnya sehingga aku mampu melupakan makan siang, mampu melupakan kewajibanku sebagai istri dan ibu dari 2 orang buah hati terkasih?

Aku ambil rokok mentholku, dan kuhisap perlahan. Duh, rokok tidak pernah lepas dariku, seakan dialah pasangan hidupku. Kuperhatikan sang adik. "Siapa nama kamu?" Jawaban malu-malu keluar dari bibirnya "Ririn, Ibu". Ah, namanya Ririn. Sebuah nama indah.

Tapi kenapa nasibnya tidak indah?. Aku melamun. Tiba-tiba saja aku jadi cengeng luar biasa. Airmataku menitik. Duh, sejahat inikah yang namanya Jakarta? Hingga mampu menciptakan dua orang bocah yang sedang makan dihadapanku menjadi pengamen jalanan dengan alat kecrekan seadanya ditengah-tengah gedung tinggi? Bahkan, celana dalampun mereka tidak punya. Mungkin punya, tapi cuma beberapa. Aku tidak menanyakan hal itu. Kurasa tidak perlu. Bodohnya aku !.

"Kamu rumah dimana?" Aku tidak mendapatkan jawaban. Hanya gelengan kepala si kecil. Ah, mereka tidak punya rumah. Rumah mereka di bedeng kardus, dekat stasiun Senen. "Jalan kaki dan numpang bis dari Senen untuk ngamen" kata sang kakak. Aku melamun. Kuhisap rokokku dalam-dalam. Rumah kardus? Pengap? Tanpa orang tua? Nyamuk? Penyakit? Kotoran dimana-mana? Adakah yang peduli dengan masa depan Ririn kecil? Adakah yang peduli? Kenapa mereka ada di Jakarta? Kenapa bisa bertemu denganku disini?

Tiba-t iba saja lamunanku buyar. "Ibu, terima kasih kami sudah makan enak".
Mataku berkaca-kaca. "Ya, sama-sama. Semoga kamu kenyang dan senang" jawabku berat. Ririn kecil tersenyum. Kurasa ia kekenyangan. Keringat didahinya berbicara. Lalu ia mulai memainkan kecrekan gembelnya. Bunyinya tidak beraturan. Tidak ada nada sama sekali. Hanya suara cadelnya yang membuatku tersenyum. Aku berkaca-kaca. Senangnya bisa memberikan arti buat mereka. "Ibu, jangan melamun. Aku mau nyanyi buat Ibu". Ah, menyanyi? Buatku? Apa istimewanya aku?. Aku tertegun. Suara cadel itu. Suara polos itu. Mereka menyanyikan sebuah lagu untukku. Aku tidak mengerti lagunya. Tapi terdengar indah ditelingaku. Ah, aku diberi hadiah: lagu !.

"Sekarang kamu berdua pulang. Masih ada yang merindukan kamu berdua. Ini bekal buat dijalanan". Aku berikan selembar duapuluh ribuan, seliter air mineral, roti manis dan sandal buat kedua bocah itu. Kebesaran. Tapi tidak apa. Mereka senan g sekali memakai sandal baru. Aku pandangi kedua bocah dengan senyum. Mereka berlarian mengejar bis. Entah kemana lagi mereka pergi. Mencari uang lagikah? Atau pulang kerumah kardus mereka di pinggiran stasiun Senen seperti ucapan mereka tadi? Aku terharu, air mataku menetes. Ah Jakarta... jahat sekali kamu.

Sudah jam 7 lewat 10. Aku pasti terlambat sekali sampai rumah ibuku. Aku harus menjemput buah hatiku dan setelah itu pulang kerumahku. Aku duduk dalam bis. Terdiam. Aku lagi-lagi meneteskan airmata. Apakah aku ditegur Tuhan? Apakah aku disentil olehNya? Mata polos itu. Mata polos itu menegurku, Tuhan.

Aku lupa bersyukur dengan apa yang telah diberikanNya untukku. Aku lupa dengan anak-anakku. Aku lupa dengan suami dan tanggung jawabku sebagai ibu dan istri. Mata Ririn kecil menusukku tajam. Aku ditegur olehnya. Oleh mata kecil polos tanpa duka itu.

Fara kecil tertidur dipangkuanku. Mikhail, buah hatiku yang sulung dengan mesra mem ainkan rambut Papanya. "Papa, hari ini aku sudah bisa belajar mewarnai. Hari ini aku tadi makannya banyak. Aku tadi mau minum obat. Aku hari ini jadi anak Papa yang pintar". Celotehannya yang cadel membuatku tersenyum berkaca-kaca. "Mikhail enggak mau cerita dengan Mama?" tanyaku. "Mikhail enggak mau cerita dengan Mama. Mama kan mama yang sibuk". Bahkan si sulungpun kini sudah mulai menjauh dariku. Dia malah lebih sayang dengan Papanya. Suamiku. Duh, rasanya seperti tertusuk jarum. Sakit. Tapi aku diam. Ini memang semua salahku.

Tertidur. Mikhail dan Fara tertidur sudah. Tanggapan akan ceritaku dari suami, hanya tersenyum. Bijaksana sekali. "Itulah teguran Allah untukmu. Maka bersujudlah. Mohon ampun padaNya". Malam itu juga aku Shalat. Memohon ampun pada yang Kuasa atas kemalasanku sebagai Ibu. Mohon ampun telah melupakanNya.

Kupandang kedua wajah polos buah hatiku tercinta. Pulas. Tampak genangan liur dibantal mereka. Far a tersenyum. Buah hati kecilku itu kalau tidur memang suka tersenyum kecil. Sayangnya Mama...

Setetes air mata kembali mengalir dipipiku. Entah siapa kedua bocah yang kutemui sore tadi sepulang kantor, entah siapa Ririn kecil yang memandangku polos, entah siapa yang telah menyanyikan sebuah lagu untukku disebuah warung nasi. Yang aku tahu, mata lugu itu telah menegurku dengan sangat tajam. Terima kasih Allah, telah mengirimkan dua bocah kecil, miskin tiada arti, untuk merubah hidupku. Mungkinkah mereka Engkau kirim untukku?

Senin, 27 Februari 2012

Cara Agar Mudah Belajar dengan Teknik Mind Mapping

Banyak siswa gagal memahami materi pelajarannya. Menurut para ahli itu karena siswa tidak diajari dulu cara belajarnya. Seharusnya siswa diajari dulu cara belajar sehingga bisa paham pelajarannya.

Akibat tidak tahu cara belajar yang benar, belajar kadang menjadi beban buat sebagian besar pelajar. Padahal nilai bagus sangat dibutuhkan agar siswa lulus ujian atau naik kelas.

Tapi dengan teknik Mind Mapping, belajar bisa jadi sangat efektif dan tepat sasaran. Teknik Mind Mapping atau pemetaan pikiran atau peta pikiran bisa memudahkan pelajar untuk memahami lebih jelas pelajarannya.

Teknik Mind Mapping pertama kali dipopuplerkan oleh seorang psikolog bernama Dr. Tony Buzzan pada tahun 1970 dan mulai dikenal di Indonesia sejak awal tahun 1990-an.

Teknik Mind Mapping ini mengandalkan gambar dan hubungan satu sama lain dengan menggunakan gambar, kata, angka, logika dan warna menjadi suatu cara yang unik.

Prinsip Mind Mapping adalah merangkum semua pelajaran dengan cara belajar yang tidak linier (atas ke bawah) tapi bercabang. Dengan adanya rangkuman maka memudahkan orang untuk menghapal dan mengerti.

Memulai belajar dengan Mind Mapping, awalnya dengan menentukan satu materi yang akan dipelajari dengan menggambar ditengah-tengah halaman kosong.

Misalnya sedang belajar galaksi, tulis kata galaksi di tengah-tengah dari sini mulai dibikin cabang-cabangnya. Cabang pertama misalnya apa itu galaksi, cabang kedua dimana itu galaksi, cabang ketiga apa saja yang termasuk galaksi.

Lalu dari cabang-cabang ini bisa berkembang lagi cabang-cabang lainnya di tiap cabang. Misalnya cabang pertama apa itu galaksi bertambah lagi cabangnya menjadi seperti apa bentuk galaksi. Begitu selanjutnya dengan cabang-cabang lainnya.

Dengan adanya peta pemikiran ini siswa jadi lebih mudah paham alur ceritanya. Ketika ada ujian dengan pertanyaan seperti apa bentuk galaksi, dia akan ingat letak cabang itu dimana. Jadi materi pelajaran 20 halaman misalnya bisa dirangkum dalam satu halaman Mind Mapping.

Seberapa efektif belajar dengan Mind Mapping?

Mind Mapping merupakan teknik belajar yang cukup efektif, dan bagi orang dengan gaya belajar visual maka mind mapping ini akan menjadi sangat membantu. Dengan Mind Mapping umumnya informasi yang kompleks akan diubah menjadi lebih sederhana dalam satu halaman saja, sehingga proses berpikirnya menjadi lebih sistematis.

Sementara itu bagi orang yang memiliki gaya belajar non-visual, Mind Mapping tetap bisa berguna misalnya dengan menggunakan bantuan auditori. Contohnya seorang murid yang lebih mudah memahami suatu informasi setelah diberikan Mind Mapping dengan bantuan auditori atau penjelasan dari gurunya.

Mind Mapping ini juga sangat membantu untuk anak yang susah belajar, hal ini karena Mind Mapping membantu seseorang lebih gampang belajar dengan cara mengorganisir segala informasi yang diterimanya menjadi lebih ringkas, serta membuat hubungan antara satu informasi dengan informasi lainnya terlihat lebih jelas.

Misalnya seseorang ingin menjelaskan tentang makanan, maka ia bisa menarik garis ke samping untuk buah dan garis lainnya untuk sayuran. Nantinya sayuran dibagi lagi menjadi sayuran berdaun hijau dan sayuran tidak hijau.

Jadi kalau ada yang menyebutkan kata apel, anggur, kangkung atau bayam, maka seseorang akan lebih mudah mengkategorikannya dan mengklasifikasikan semua kata-kata tersebut secara umum dalam makanan.

Teknik belajar Mind Mapping ini bisa diajarkan sejak anak-anak misalnya pada saat anak kelas 3-4 sekolah dasar, mulailah diperkenalkan tapi dengan bantuan dan bimbingan dari guru karena anak belum mampu membuatnya sendiri.

Diharapkan nanti jika anak memasuki kelas 4-5 sekolah dasar anak sudah bisa membuat Mapping sendiri meskipun masih dalam bentuk sederhana, karena inti dari Mind Mapping ini adalah memberikan konsep dan kerangka berpikir.

Dalam Mind Mapping satu konsep yang umum atau besar akan dikembangkan ke turunannya yang lebih kecil, dan bagi orang yang kreatif dapat mewujudkannya menjadi suatu bentuk visualisasi yang menarik sehingga memudahkannya untuk belajar.

Visualisasi yang terbentuk dari Mind Mapping ini akan membuat imajinasi seseorang menjadi lebih terwujud atau imajiner yang membuatnya lebih mudah mengerti serta bisa merangsang kemampuan kreativitas seseorang.

Agar lebih menarik dan mudah dimengerti sebaiknya seseorang membuat Mind Mapping dari suatu konsep dengan menggunakan beberapa warna, sehingga memudahkan ia untuk mempelajari suatu hal dengan melihat hubungan yang terbentuk dari kata kunci warna dan gambar yang ada.

Meski begitu setiap metode belajar ada kelebihan dan kekurangannya. Kalau materinya tentang konsep maka Mind Mapping ini bagus, tapi kalau bukan hal-hal yang detail seperti hapalan angka-angka atau peristiwa-peristiwa sejarah maka Mind Mapping ini tidak terlalu bagus.

Untuk itu jika memiliki masalah dalam belajar atau sulit memahami suatu konsep, tak ada salahnya mencoba melakukan mind mapping (peta pikiran) sehingga informasi yang terkait dengan konsep tersebut lebih jelas terlihat dan memudahkan proses pemahaman.

Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja

Proses kepemimpinan secara singkat sering dikatakan sebagai cara untuk mencapai tujuan melalui orang lain. Orang lain disini bisa diartikan sebagai orang-perorang, atau sekelompok orang. Akan tetapi karena orang banyak itu terdiri dari individu dengan kebutuhan yang bervariasi, diperlukan kiat-kiat khusus untuk mengatur supaya kebutuhan, keinginan, dan kepentingan yang bermacam-macam tersebut bisa terakomodasi sehingga timbul dorongan atau motivasi untuk secara mandiri bekerja mencapai tujuan pribadi maupun kelompok. 

Dalam proses kepemimpinan, motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam kepemimpinan, karena memimpin adalah memotivasi. Seorang pemimpin harus bekerja bersama-sama dengan orang lain atau bawahannya, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan. Menurut Wahjosumidjo (1984), kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi, sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat bergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi di dalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri (p. 197).

Seorang pemimpin memotivasi pengikut melalui gaya kepemimpinan tertentu yang akan menghasilkan pencapaian tujuan kelompok dan tujuan individu. Pengikut yang termotivasi akan berusaha mencapai tujuan secara sukarela dan selanjutnya menghasilkan kepuasan. Kepuasan mengakibatkan kepada perilaku pencapaian tujuan yang diulang kembali untuk mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.

Teori Sifat Kepemimpinan
Teori sifat mengasumsikan kepemimpinan tidak dilahirkan dan tidak dapat dibuat. Kepemimpinan terdiri dari karakter dan sifat yang diturunkan. Karakter dan sifat tersebut yang membedakan seseorang sebagai pemimpin. 


Gheselli yang dikutip dari Manning dan Curtis (2005) mengidentifikasikan sifat kepemimpinan yang efektif :

1. Need for achievement
Seorang pemimpin harus bertanggung jawab dan bekerja keras agar berhasil.

2. Intellegence
Pemimpin harus memiliki pertimbangan, alasan, dan pemikiran yang baik.

3. Decisiveness
Seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan tanpa keraguan.

4. Self Confidence
Seorang pemimpin harus memiliki kesan positif sebagai seorang yang
memiliki kemampuan.

5. Initiative
Pemimpin harus menjadi acuan, melakukan pekerjaan dengan pengawasan
yang minimal.

6. Supervisory Ability
Pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas secara baik kepada bawahannya.

Lebih lanjut Manning dan Curtis menyatakan bahwa sepuluh kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk membantunya dalam proses kepemimpinan :

1. Visi
Syarat utama menjadi seorang pemimpin adalah memiliki visi yang baik. Visi menginspirasi yang lain dan menyebabkan seorang pemimpin dapat melakukan tugasnya.

2. Kemampuan
Seorang pemimpin harus memiliki pemahaman yang baik atas pekerjaanya.
Karyawan biasanya menunjukkan kesabaran kepada seorang pemimpin yang baru, tetapi mereka akan kehilangan kepercayaan kepada seorang pemimpin yang gagal dalam melaksanakan tugasnya

3. Antusiasme
Ciri dari seorang pemimpin yang baik yaitu memiliki antusiasme yang kuat.
Antusiasme yang ditunjukkan seorang pemimpin membangkitkan antusiasme bagi pengikutnya.

4. Stabilitas
Seorang pemimpin harus memiliki profesionalisme, dengan membedakan masalah perusahaan dengan masalah pribadi.

5. Memahami Sesama
Seorang pemimpin tidak boleh merendahkan bawahannya atau memperlakukan mereka seperti mesin. Seorang pemimpin harus memahami kesejahteraan bawahannya. Pengertian terhadap orang lain membutuhkan kesabaran dan kemauan untuk mendengarkan permasalahan bawahannya.

6. Percaya Diri
Apabila seorang pemimpin kurang percaya diri, karyawan akan mempertanyakan otoritasnya, bahkan mengabaikan perintah.

7. Ketekunan
Seorang pemimpin memiliki kebulatan tekad dan ketekunan untuk menyelesaikan suatu masalah yang sulit.

8. Vitalitas
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan dan stamina yang prima dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin.

9. Karisma
Seorang pemimpin harus memiliki karisma yaitu kemampuan untuk menarik perhatian pegawainya dan membuat mereka mengikutinya.

10. Integritas
Syarat paling penting seorang pemimpin adalah integritas, yaitu: kejujuran, karakter yang kuat, dan keberanian. Tanpa integritas maka tidak ada kepercayaan. Kepercayaan memimpin kepada rasa hormat, loyalitas, dan tindakan.

Minggu, 26 Februari 2012

KEAJAIBAN HIDUP

Pada suatu hari sepasang suami isteri sedang makan bersama di rumahnya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk seorang pengemis. Melihat keadaan pengemis itu, si isteri merasa terharu dan dia bermaksud hendak memberikan sesuatu. Tetapi sebelumnya sebagai seorang wanita yang patuh kepada suaminya, dia meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya, "Suamiku, bolehkah aku memberi makanan kepada pengemis itu ?".

Rupanya suaminya memiliki karakter berbeda dengan wanita itu. Dengan suara lantang dan kasar menjawab, "Tidak usah! usir saja dia, dan tutup kembali pintunya!" Si isteri terpaksa tidak memberikan apa-apa kepada pengemis tadi sehingga dia berlalu dengan kecewa.

Pada suatu hari yang naas, perdagangan lelaki itu jatuh bangkrut. Kekayaannya habis dan ia menderita banyak hutang. Selain itu, karena ketidakcocokan sifat dengan isterinya, rumah tangganya menjadi berantakan sehingga terjadilah perceraian.

Tidak lama sesudah masa indahnya bekas isteri yang pailit itu menikah lagi dengan seorang pedagang dikota dan hidup berbahagia. Pada suatu ketika wanita itu sedang makan dengan suaminya (yang baru), tiba-tiba ia mendengar pintu rumahnya diketuk orang. Setelah pintunya dibuka ternyata tamu tak diundang itu adalah seorang pengemis yang sangat mengharukan hati wanita itu. Maka wanita itu berkata kepada suaminya, "Wahai suamiku, bolehkah aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini?". Suaminya menjawab, "Berikan makan pengemis itu!".

Setelah memberi makanan kepada pengemis itu isterinya masuk kedalam rumah sambil menangis. Suaminya dengan perasaan heran bertanya kepadanya, "Mengapa engkau menangis? apakah engkau menangis karena aku menyuruhmu memberikan daging ayam kepada pengemis itu?".

Wanita itu menggeleng halus, lalu berkata dengan nada sedih, "Wahai suamiku, aku sedih dengan perjalanan takdir yang sungguh menakjubkan hatiku. Tahukah engkau siapa pengemis yang ada diluar itu ?............ Dia adalah suamiku yang pertama dulu."

Mendengar keterangan isterinya demikian, sang suami sedikit terkejut, tapi segera ia balik bertanya, "Dan, tahukah engkau siapa aku yang kini menjadi suamimu ini?.................. Aku adalah pengemis yang dulu diusirnya!".

The best and the most beautiful things in this world, cannot be seen..nor touched, but are felt in the bottom of our heart

RENUNGAN

Siang ini temanku tiba-tiba menelpon,”Makan siang yuk," ajaknya. “Oke,” jawabku. Akhirnya dia menjemputku di lobby of Jakarta Stock Exchange building. Selepas SCBD, kami masih belum ada ide mau makan di mana. Ide ke soto Pak Sadisegera terpatahkan begitu melihat bahwa yang parkir sudah sampai seberang-seberang. Akhirnya kami memutuskan makan gado-gado di
kertanegara. Bisa makan di mobil soalnya. Sampai di sana masih sepi. Baru ada beberapa mobil. Kami masih bisa memilih parkir yang enak. Mungkin karena masih pada Jumat'an. Begitu parkir, seperti biasa, joki gado-gado sudah menanyakan mau makan apa, minum apa. Kami pesan dua porsi gado-gado + teh botol (karena ada pepatah "apapun makanannya, minumnya selalu teh botol ---promosi hehehehe).


Sambil menunggu pesanan, kami pun ngobrol. Tiba-tiba ada seorang pemuda lusuh nongol di jendela mobil kami, kami agak kaget. "Semir Om?" tanyanya. Aku lirik sepatuku. Ugh, kapan ya terakhir aku nyemir sepatuku sendiri? Aku sendiri lupa. Saking lamanya. Maklum, aku kan karyawan sok sibuk... Tanpa sadar tanganku membuka sepatu dan memberikan sepatuku padanya. Dia menerimanya lalu membawanya ke emperan sebuah rumah. Tempat yang terlihat dari tempat kami parkir. Tempat yang cukup teduh. Mungkin supaya nyemirnya nyaman.

Pesanan kami pun datang. Kami makan sambil ngobrol. Sambil memperhatikan pemuda tadi nyemir sepatuku. Pembicaraan pun bergeser ke pemuda itu. Umur sekitar 20-an. Terlalu tua untuk jadi penyemir sepatu. Biasanya pemuda umur segitu kalo tidak jadi tukang parkir atau jadi kernet, atau yah jadi pak ogah. Pandangan matanya kosong. Melamun. Seperti orang sedih. Seperti ada yang dipikirkan. Tangannya seperti menyemir secara otomatis. Kadang-kadang matanya melayang ke arah mobil-mobil yang hendak parkir. Lalu pandangannya kembali kosong. Perbincangan kami mulai ngelantur ke mana-mana. Tentang kira-kira umur dia berapa, pagi tadi dia mandi apa nggak, kenapa dia jadi penyemir dan lain lain. Kami masih makan saat dia selesai menyemir. Dia menyerahkan sepatunya padaku. Belum lagi dia kubayar, dia bergerak menjauh, menuju mobil-mobil yang parkir sesudah kami.

Mata kami lekat padanya. Kami melihatnya mendekati sebuah mobil. Menawarkan jasa. Ditolak. Nyengir. Kelihatannya dia memendam kesedihan. Pergi ke mobil satunya. Ditolak lagi. Melangkah lagi dengan gontai ke mobil lainnya. Menawarkan lagi. Ditolak lagi. Dan setiap kali dia ditolak, sepertinya kami juga merasakan penolakan itu.
Sepertinya sekarang kami jadi ikut menyelami apa yang dia rasakan. Tiba-tiba kami tersadar. Konyol ah. Bagaimanapun juga siapa yang bilang hidup ini adil? Kenapa jadi kita yang mengharapkan bahwa semua orang harus menyemir? Hihihi...

Perbincangan pun bergeser ke topik lain. Di kejauhan aku masih bisa melihat pemuda tadi, masih menenteng kotak semirnya di satu tangan, mendapatkan penolakan dari satu mobil ke mobil lainnya. Bahkan, selain penolakan, di beberapa mobil, dia juga mendapat pandangan curiga. Akhirnya dia kembali ke bawah pohon. Duduk di atas kotak semirnya. Tertunduk lesu...

Kami pun selesai makan. Ah, iya. Aku belum bayar penyemir tadi. Kulambai dia. Kutarik 2 buah lembaran ribuan dari kantong kemejaku. Uang sisa parkir. Lalu kuberikan kepadanya. Soalnya setahuku jasa nyemir biasanya Rp. 2.000,-.
Dia berkata kalem, "Kebanyakan om. Seribu aja".
BOOM. Jawaban itu tiba-tiba serasa petir di hatiku.
Ini tidak dapat kupikir dengan logika!
Bayangkan, orang seperti dia masih berani menolak uang yang bukan haknya. Aku masih terbengong-bengong sewaktu menerima uang Rp. 1.000,- yang dia kembalikan.

Se-ri-bu Ru-pi-ah. Bisa buat apa sih sekarang? Tetapi, dia merasa cukup dibayar segitu. Pikiranku tiba-tiba melayang. Tiba-tiba aku merasa ngeri. Betapa aku masih sedemikian kerdil. Betapa aku masih suka merasa kurang dengan gajiku. Padahal keadaanku sudah - sangat jauh - lebih baik dari dia. Tuhan sudah sedemikian baik bagiku, tapi perilakuku belum seberapa dibandingkan dengan pemuda itu, yang dalam kekurangannya, masih mau memberi, ke aku, yang sudah berkelebihan.

Siang ini aku merasa mendapat pelajaran berharga. Siang ini aku seperti diingatkan. Bahwa kejujuran itu langka. Bahwa kepuasan itu ada di rasa syukur.

Sabtu, 25 Februari 2012

Kisah 3 Karung Beras

Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggallah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.

Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.


Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.

Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.

Dan kemudian berkata kepada ibunya: ” Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah”. Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : “Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana”.

Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.

Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.

Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya. pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : ” Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran”. Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: “Masih dengan beras yang sama”. Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : “Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna. Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya”

Sang ibu sedikit takut dan berkata : “Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana?” Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : “Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam-macam jenis beras???”. Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: “Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu!”.

Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: “Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis”. Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: “Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi.”

Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.

Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi kekampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: “Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu.” Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: “Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini.”

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.

Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.

Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : “Inilah sang ibu dalam cerita tadi.”

Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik keatas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: “Oh Ibuku…… ……… …

Inti dari Cerita ini adalah:

Pepatah mengatakan: “Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan sepanjang kenangan” Inilah kasih seorang mama yang terus dan terus memberi kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang mama demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu

harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta sukses dimasa depannya. Mulai sekarang, katakanlah kepada mama dimanapun mama kita berada dengan satu kalimat: ” Terimakasih Mama.. Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu. ..selamanya”.

Filosofi Charles Schulz

Anda tdk perlu menjawab smua pertanyaan, bacalah dan dapatkan pesan berharga.
1. Nama 5 org terkaya didunia
2. Nama 5 pemenang tropy
3. Nama 5 miss america terakhir
4. Nama 5 org pemenang nobel
5. Name 5 org pemenang Academy Award
Intinya adalah, tidak ada seorangpun dr kita yg masih mengingatnya. Tepuk tangan telah sirna, penghargaan beralih.
Pencapaian telah dilupakan. 


Ada kuis lain, lihatlah bagaimana anda mengerjakan yg ini :
1. Nama 5 guru yg telah membantu anda dlm perjalanan sukses anda disekolah
2. Nama 5 teman yg membantu anda dlm waktu sulit
3. Nama 5 org yg mengajarkan anda sesuatu yg berharga
4. Nama 5 org yg membuatmu merasa dihargai dan spesial.
5. Nama 5 org yg anda sangat menikmati waktu bersamanya.
Lebih mudah?
Pelajarannya : org2 yg membuat perbedaan didalam hidupmu bukanlah orang2 yg memenangkan penghargaan, tapi mereka adalah org2 yg peduli dan mengasihi anda dgn tulus.
Jadi, hargailah setiap saat yg anda miliki bersama org2 tersebut.
Karna waktu selalu berjalan dan kita tdk pernah tau apa yg akan terjadi ketika org2 tersebut dipindahkan Tuhan dr sisi kita.

Jumat, 24 Februari 2012

Berpikir Kreatif Pasca Kehilangan Pekerjaan

Ketika tiba-tiba perusahaan terkena dampak krisis global keuangan yang disusul dengan PHK massal atau redundancy. Bagaimanakah sikap yang tepat dalam menghadapi situasi yang tak terduga ini. Intinya, kehilangan pekerjaan menimbulkan masalah finansial dan psikologis akan tetapi selalu ada kesempatan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik.

Dampak Finansial

Kehilangan pekerjaan artinya sama dengan kehilangan sumber penghasilan. Tidak peduli seberapa besar penghasilan Anda dan seberapa banyak tabungan di bank, tentunya Anda ingin menengok kembali spending habits Anda.

Sekarang saatnya untuk mengurangi pengeluaran dan menyusun kembali strategi keuangan yang tepat. Barangkali Anda pun harus mengubah gaya hidup Anda sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Kalau Anda punya sejumlah kartu kredit, sebaiknya Anda menutup beberapa diantaranya dan menyisakan satu atau dua kartu kredit saja. Pilihlah kartu kredit yang paling kecil bunganya kemudian lunasi kartu kredit yang lain atau alihkan tagihannya ke kartu kredit yang Anda pertahankan.

Anda pun ingin mengurangi pengeluaran harian atau bulanan, menutup membership yang tidak perlu, dan mengurangi makan diluar.

Singkatnya, Anda hilangkan pengeluaran yang tidak terlalu perlu. Semua langkah ini diperlukan supaya Anda memiliki kendali atau kehidupan finansial Anda terutama dalam menghadapi keadaan ekonomi yang tidak pasti.


Dampak Psikologis

Secara psikologis kehilangan pekerjaan sama dengan kehilangan kepercayaan diri. Kepercayaan Anda kepada pekerjaan selama bertahun-tahun seolah-olah hilang begitu saja dalam sehari. Namun pada dasarnya, apabila Anda tidak menemukan alasan yang jelas kenapa Anda harus kehilangan pekerjaan, kemungkinannya adalah kesalahan bukan pada diri Anda.

Krisis keuangan yang terjadi membuat perusahaan Anda berpikir untuk mengurangi jumlah karyawan di posisi dan golongan tertentu. Berdasarkan performance di kantor barangkali Anda termasuk yang layak dipertahankan tapi posisi Anda sudah tidak mungkin diperlukan lagi. Tentunya ini tidak fair, tapi begitulah yang terjadi.

Sedih dan panik atas hilangnya sumber keuangan tentunya wajar. Tetapi apabila keadaan ini berlarut-larut maka Anda harus melakukan sesuatu untuk memperbaikinya.

Anda ingin membangun komunikasi dengan diri Anda sendiri. Menghilangkan perasaan bersalah, berhenti menyalahkan orang lain, dan mengambil alih kembali kehidupan karir Anda. Anda boleh kehilangan pekerjaan tapi jangan sampai hal ini merusak mimpi dan cita-cita Anda.


Merancang Karir Baru

Barangkali agak aneh kedengarannya bahwa Anda justru memperoleh kebebasan ketika kehilangan pekerjaan. Saat ini adalah momen yang tepat untuk mendefinisikan kembali apa yang Anda mau dari kehidupan karir Anda.

Misalnya saja ternyata Anda menemukan kepuasan dari karir Anda yang lama. Rasanya apa yang Anda kerjakan betul-betul mewakili apa yang Anda inginkan. Hal ini sangatlah bagus karena banyak orang menghabiskan puluhan juta untuk menghadiri pelatihan dan seminar hanya untuk mencari tahu apa yang mereka inginkan dari karirnya.

Namun misalnya Anda tidak puas dengan karir di tempat yang lama. Pekerjaan Anda bisa menghasilkan uang untuk menabung dan membayar cicilan tapi tidak memberikan kebahagiaan sesuai dengan cita-cita Anda.

Dalam hal ini kehilangan pekerjaan menjadi seperti berkah karena sekarang Anda memiliki kesempatan untuk memulai karir baru yang sesuai dengan cita-cita ditambah dengan uang pesangon yang Anda terima dari perusahaan!

Pindah pekerjaan di masa ekonomi sulit bukanlah tindakan yang diinginkan sebagian besar orang. Namun Anda ingin membuktikan bahwa Anda bisa keluar dari situasi sesulit apapun. Pengalaman profesional Anda bisa menambah keyakinan dan kepercayaan untuk menemukan solusinya. 

Kuncinya adalah berpikir kreatif dan tidak berhenti berusaha. Inilah saatnya untuk memulai sesuatu yang baru. Apapun itu. Memulai karir di tempat baru atau bahkan merintis usaha sendiri.

Banyak orang-orang sukses yang memulai karirnya setelah mereka kehilangan pekerjaan. Penulis terkenal dari Inggris, J.K. Rowling, menulis novel Harry Potter ketika ia tidak punya pekerjaan dan hidupnya tergantung dari tunjangan pemerintah. Namun pemikiran kreatifnya menghasilkan salah satu novel yang paling laris di dunia dan mendatangkan keuntungan milyaran dollar.

Hidup kreatif dimulai dari sikap yang kita ambil secara sadar terhadap kejadian yang kita alami. Manusia tidak diciptakan untuk menerima keadaan begitu saja tetapi untuk berusaha membuat hidup yang terbaik bagi dirinya. 

Susunlah rencana baru dan kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang mendukung tujuan Anda: keluarga dekat, sahabat, motivator, pelatih, dll. Dengan memelihara sikap positif Anda memastikan berjalan di rute menuju keberhasilan.

Bicara Dengan Bahasa Hati

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari hati anda.

Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa
tajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam
menjalani segala sesuatunya.

Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya
dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat.
Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis.
Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang
jauh di dalam dada anda.

Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada
keberhasilan anda.
Pikirkanlah apapun....sebelum kita memulai apa saja.

Batu Rubi yang Retak

Alkisah di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu rubi yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya, dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu rubi itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.

Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut.


“Mohon ampun, Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula.”


Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan.


Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap.


“Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu rubi kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya. ”


“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu tersebut.


Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu rubi retak ini menjadi lebih indah.”


Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu rubi itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok.


Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata rubi yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira, “Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.”


Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah membuat raja yang dicintainya berbahagia.


Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.


Jika kita mengalami sebuah masalah, jangan terlalu terpaku pada masalah yang tengah terjadi... tapi pikirkanlah solusi untuk memecahkan masalah tersebut. 

Mungkin masalah itu akan membuyarkan apa yang kita harapkan, namun jika kita berusaha berpikir dan pantang menyerah untuk mencari solusi... bisa jadi hasilnya akan lebih baik daripada kita tidak melakukan apa-apa.

5 Kualitas Pensil

Melihat Neneknya sedang asyik menulis Adi bertanya, "Nenek sedang menulis apa?"

Mendengar pertanyaan cucunya, sang Nenek berhenti menulis lalu berkata, "Adi cucuku, sebenarnya nenek sedang menulis tentang Adi. Namun ada yang lebih penting dari isi tulisan Nenek ini, yaitu pensil yang sedang Nenek pakai. Nenek berharap Adi dapat menjadi seperti pensil ini ketika besar nanti."


"Apa maksud Nenek bahwa Adi harus dapat menjadi seperti sebuah pensil? Lagipula sepertinya pensil itu biasa saja, sama seperti pensil lainnya," jawab Adi dengan bingung.

Nenek tersenyum bijak dan menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana Adi melihat pensil ini. Tahukah kau, Adi, bahwa sebenarnya pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup."

"Apakah Nenek bisa menjelaskan lebih detil lagi padaku?" pinta Adi

"Tentu saja Adi," jawab Nenek dengan penuh kasih

"Kualitas pertama, pensil dapat mengingatkanmu bahwa kau bisa melakukan hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kau jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya".

"Kualitas kedua, dalam proses menulis, kita kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil yang kita pakai. Rautan itu pasti akan membuat pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, pensil itu akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga denganmu, dalam hidup ini kau harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".

"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar".

"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".

"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga Adi, kau harus sadar kalau apapun yang kau perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".

"Nah, bagaimana Adi? Apakah kau mengerti apa yang Nenek sampaikan?"

"Mengerti Nek, Adi bangga punya Nenek hebat dan bijak sepertimu."

Begitu banyak hal dalam kehidupan kita yang ternyata mengandung filosofi kehidupan dan menyimpan nilai-nilai yang berguna bagi kita. Semoga memberikan manfaat.

Kamis, 23 Februari 2012

10 Ribu Rupiah Membuat Anda Mengerti Cara Bersyukur

Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, "Beri kami sedekah, Bu!"


Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, "Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami
tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!"

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, "Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"
Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.

Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.
Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"

Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.

Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya.

Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!"

Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:
"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!
Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.

Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah."

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu!

PELAJARAN TERSENYUM

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah. Kelas terakhir yang saya ambil adalah sosiologi. Dosen kami adalah seorang yang sangat inspiratif dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhirnya diberi nama "Tersenyum". Seluruh mahasiswa diminta untuk pergi keluar dan tersenyum kepada tiga orang dan mendokumentasikan reaksi mereka.

Saya adalah seorang yang mudah bersahabat, selalu tersenyum pada setiap orang, dan menyapa "hallo". Saya pikir, tugas ini sangatlah mudah. Segera setelah menerima tugas itu, saya bersama suami dan anak bungsu saya pergi ke restoran McDonald's. Waktu itu pagi di bulan Maret yang sangat dingin dan kering.


Kami berdiri dalam antrian menunggu untuk dilayani. Tiba-tiba semua orang di sekitar kami menyingkir, bahkan suami saya ikut menyingkir. Saya tidak bergerak sama sekali. Suatu perasaan panik menguasai diri saya. Saya berbalik untuk melihat mengapa mereka semua menyingkir. Ketika itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang sangat menyengat. Tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma.

Ketika saya memandang laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri dekat dengan saya, ia "tersenyum". Matanya berwarna biru langit indah seakan berharap untuk dapat diterima. "Good day," katanya sambil menghitung beberapa koin yang telah ia kumpulkan. Lelaki yang kedua berdiri di belakang temannya. Tangan bergerak-gerak aneh. Saya menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita keterbelakangan mental. Sedangkan lelaki bermata biru adalah penolongnya. Saya menahan haru ketika berdiri di sana bersama mereka. Wanita muda di counter menanyai pesanan lelaki itu. Yang lalu dijawabnya, "Kopi saja, nona" karena hanya itulah yang mampu mereka beli. Asal tahu saja, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, kita harus membeli sesuatu. Ia hanya ingin menghangatkan badan.

Kemudian saya benar-benar merasakan desakan yang sedemikian kuat sehingga saya hampir saja merengkuh dan memeluk lelaki kecil bermata biru itu. Tetapi saya menyadari bahwa semua mata di restoran menatap saya, menilai semua tindakan saya. Saya tersenyum dan berkata pada wanita di belakang counter untuk memberikan pada saya dua paket makan pagi lagi dalam nampan terpisah.

Kemudian saya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu sebagai tempat istirahatnya. Saya meletakkan nampan itu di atas meja. Saya menyentuh tangan tangan dingin lelaki bermata biru itu. Ia melihat ke arah saya, dengan air mata berlinang ia berkata "Terima kasih."

Saya menepuk tangannya dan berkata, "Saya tidak melakukannya untukmu. Tuhan berada di sini bekerja melalui diriku untuk memberimu harapan." Saya mulai menangis ketika saya berjalan meninggalkannya dan bergabung dengan suami dan anak saya. Ketika saya duduk, suami saya tersenyum dan berkata, "Itulah sebabnya mengapa Tuhan memberikan kamu kepadaku, Sayang. Untuk memberiku harapan." Kami saling berpegangan tangan. Saat itu kami tahu bahwa hanya karena rahmat-Nyalah kami dapat memberikan sesuatu pada orang lain. Hari itu, cahaya kasih Tuhan yang murni dan indah ditunjukkan pada saya.

--------
Saya kembali ke kampus, pada hari terakhir kuliah, dengan cerita ini di tangan. Saya menyerahkan "proyek" itu dan dosen membacanya. Kemudian ia memandang saya dan berkata, "Bolehkan saya membagikan ceritamu kepada yang lain?" Saya mengangguk perlahan. Kemudian ia meminta perhatian dari kelas. Ia mulai membaca dan saat itu saya tahu bahwa kami, sebagai manusia dan bagian dari Tuhan, membagikan pengalaman ini untuk menyembuhkan dan untuk disembuhkan.

Dengan caraku sendiri saya telah menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap jiwa yang menghadiri ruang kelas di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan satu pelajaran terbesar yang pernah saya pelajari : "Penerimaan Tanpa Syarat". Banyak cinta dan kasih sayang yang dikirimkan kepada setiap orang yang mungkin membaca cerita ini dan mempelajari bagaimana untuk "Mencintai Sesama Dan Memanfaatkan Benda-Benda - Bukannya Mencintai Benda Dan Memanfaatkan Sesama."

10 KALIMAT YG WAJIB DIWASPADAI

Saya sering mengamati kehidupan dan suka mengamati bagaimana orang-orang saling berinteraksi, saling memberi kalimat penyejuk hati, entah interaksi verbal, maupun tulisan di berbagai media sosial (Facebook, twitter, dsb). Agak berbeda dengan yang lain (mungkin), struktur otak saya lebih suka memperhatikan apa yang tersirat dari pada hanya sekedar mendengarkan apa yang meluncur dari mulut (atau tulisan) guru-guru besar tersebut.

Guru Besar? yup! saya selalu menganggap orang-orang di sekitar saya adalah guru. Saya bisa belajar dari mereka, saya dapat menemui banyak contoh; contoh baik dan buruk tentunya. Saya juga bisa belajar dari kesalahan dan kebenaran yang telah mereka lakukan, sekaligus langsung bisa melihat dampaknya pada diri mereka masing-masing sebelum berusaha ‘meniru’ apa yang telah mereka lakukan.

Apa yang saya dapatkan? Setidaknya ada 10 kalimat yang memiliki dampak cukup unik pada motivasi hidup. Saya tidak berani berkata “harus menghindari” kalimat-kalimat ini.. Saya hanya bisa “mewaspadainya” sebelum kalimat-kalimat itu menyusun kekuatannya dan mulai menjadi jangkar dalam hidup saya…


1. Saya tidak mungkin melakukannya
Hmm… saya tidak perlu mengkerdilkan diri dan kemampuan saya untuk berkata seperti itu. Saya percaya, sebagai ciptaan yang paling sempurna, ada kekuatan luar biasa yang telah diturunkan langsung dari atas ‘sono’ .

2. Saya tidak punya bakat
Bakat? talenta? yup.. saya akui, “Pintar memang bisa dipelajari, tetapi “bintang” adalah dilahirkan“. Ada beberapa orang yang dianugerahi talenta luar biasa. Tetapi, hal ini bukan berarti orang yang lainnya tidak mempunyai talenta apa pun, kan? Saya sering melihat bagaimana orang-orang bisa berhasil walau hanya berbekal satu atau dua talenta saja. Sebaliknya saya juga sering melihat banyak orang gagal dan terbuang walau sebenarnya multitalenta.

Sikap, perilaku, dan perkataan justru lebih menentukan bagaimana seseorang bisa dihargai dan diterima oleh lingkungannya. Saya sendiri lebih menghargai, mendukung, bahkan memprioritaskan “orang-orang biasa” yang berperilaku santun, tekun, dan lemah lembut, daripada mereka yang berbakat luar biasa tetapi memiliki sikap dan perkataan yang kasar atau tidak mengenakkan.. (I know it is ridiculous, but that’s the fact.. ; ) )

Hmmm.. anyway, “bakat” sendiri bukan sebuah hal yang statis. Bakat “ada” karena apa yang biasa dilihat, didengar, dirasakan.. ini proses selama bertahun-tahun. Seorang anak yang dilahirkan dari keluarga seniman.. karena terbiasa mendengarkan nyanyian ibunya sejak kecil, karena terbiasa melihat bapaknya menggambar, saya yakin, ketika dewasa ia akan mewarisi bakat seni orang tuanya (walau belum tentu menyukainya). Demikian juga anak-anak lain yang dibesarkan dari keluarga bisnisman, ilmuwan, dan sebagainya. Sekalipun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan psikolog, tetapi saya boleh percaya bahwa manusia punya kuasa untuk menciptakan “bakat”!

3. Saya cuma lulusan SD
Kata “SD” pada kalimat di atas boleh diganti dengan “SMP”, “Kejar Paket A”, “TK”, atau apalah.. Yang jelas, pendidikan bukan penentu utama keberhasilan seseorang. Memang, mereka yang berpendidikan tinggi akan lebih berpeluang berhasil dari pada yang berpendidikan rendah (maaf). Tetapi bukan berarti lulusan SD tidak bisa berhasil. Saya sering melihat bagaimana sebuah perusahaan yang mayoritas karyawannya sarjana, tetapi ternyata pemiliknya hanya lulusan SD. Anda juga bisa membaca salah satu cerita konyol mengenai hal ini di artikel Email Anak SMP. Bahkan, 6 dari 10 Pemuda Pengubah Dunia yang saya tulis beberapa waktu lalu itu juga tidak pernah lulus kuliah!

So, what? Saya akan berusaha untuk tidak menyalahkan pendidikan sebagai topeng kemalasan dan kebodohan saya. Jika tidak tahu, ya belajar.. simple kan?

4. Lingkungan saya tidak mendukung
Banyak sekali orang-orang hebat lahir dari keadaan yang sama sekali mendukung. Siapa saja? terlalu banyak untuk disebutkan  . Beberapa di antaranya pernah tertulis di kategori Tokoh Inspiratif. Banyak tulisan dan lagu hebat yang justru lahir saat penulisnya masih di dalam penjara. Banyak orang kaya lahir dari keluarga miskin. Banyak ilmuwan yang dulunya dianggap bodoh atau gila, bahkan Thomas A. Edison pun pernah ditolak masuk SD karena dianggap idiot. Saat keadaan berkecamuk karena perang dan menjadi pengungsi, Albert Einstein malah dinobatkan menjadi Doktor dan Guru Besar. Bung Karno juga bukan sarjana politik, beliau adalah insinyur, dalam keadaan terbuang di Bengkulu, beliau malah merancang beberapa rumah dan merenovasi Masjid Jami’ di tengah kota. Tom Cruise? Ah, dia hanya seorang disleksia yang susah membedakan antara huruf “b” dan “d”. Keadaan bisa membuat berhasil tetapi bisa juga membuat gagal. Yup, Semua tergantung dari bagaimana cara melihat dan menghadapinya..


5. Masa lalu saya hancur
Dalam konteks ini, sepertinya kisah mengenai Oprah Winfrey bisa menutupnya. Yup, orang tuanya bercerai, dan lebih parah lagi, dia pernah diperkosa oleh saudara sepupunya. Tiap orang tahu, mengatasi problem masa lalu memang rumit. Masa lalulah yang membentuk diri dan menentukan bagaimana sifat dan sikap seorang manusia. Tetapi, itu “hanya film”.. yah, film! cukup untuk dilihat dan diikuti ceritanya, bisa dijadikan inspirasi atau motivasi hidup (kalo perlu), atau bisa juga dijadikan ‘hobi’ saat senggang. Tetapi, film hanya film.. berbeda dengan kenyataan sekarang.

Ia hanya dokumentasi sejarah dan tidak ada yang bisa dirubah. Kenapa harus ngotot pada sesuatu yang sudah tidak bisa dirubah? Lebih baik jika menyutradarai “film baru” yang ceritanya bisa dirubah seperti yang diinginkan.. saya biasa menyebut film baru tersebut: “Masa Depan“.

6. Saya tidak punya kesempatan
Hmm.. setahu saya setiap orang diberi waktu yang sama setiap harinya: 24 jam. Kenapa hasilnya bisa lain? Yup, setiap orang menggunakannya dengan caranya masing-masing. Memang, setiap orang dianugerahi lingkungan yang berbeda-beda. Ada lingkungan yang memang cukup kondusif untuk maju, tetapi ada juga yang destruktif bagi kemajuan. Tetapi, bukan berarti kesempatan itu tidak ada!

Jika melihat kemiskinan, berarti saya diberi kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan. Jika melihat orang tertimpa musibah, berarti saya diberi kesempatan untuk menolong.. sekali lagi, Kesempatan! Ia selalu ada di sekitar saya. “Kesempatan” adalah pemicu kemauan seseorang untuk merubah sesuatu yang gak beres menjadi beres.. sesuatu yang gak baik menjadi baik. “Kesempatan” tidak hanya muncul pada situasi-situasi yang mengenakkan, malah sebaliknya, semakin kritis lingkungan, akan semakin banyak kesempatan yang muncul. Bukankah krisis ekonomi tahun 1998 yang lalu justru malah melahirkan banyak sekali jutawan-jutawan baru? Bukankah mereka yang ‘berhasil’ adalah mereka yang bisa melihat dan memanfaatkan “kesempatan” ini?

7. Saya kurang beruntung
Yup, keberuntungan memang bisa dikatakan sebagai hal yang statis, ia tidak datang begitu saja pada setiap orang. Ia memang seperti anugerah. Jika keberuntungan memang sulit diusahakan, lalu kenapa tidak memintanya kepada Sang Pemberi Anugerah? . Dulu pernah ada penelitian mengenai hal ini. Lengkapnya pernah tertulis di artikel The Luck Factor. Yeah.. di situ terdapat beberapa tips untuk ‘merayu’ Sang Pemberi agar selalu melimpahkan keberuntungan pada umatnya.

8. Saya Takut Sakit Hati lagi
Di twitter, seorang sahabat pernah menulis “Mencintai, memiliki, dan merasa kehilangan adalah satu paket kehidupan yang tidak dapat dipisahkan..”. Selain itu, di blog ini juga pernah ada tulisan Tentang Perpisahan. Yup.. “Kelak, setiap orang pasti akan meninggalkanmu, atau justru kamu yang akan meninggalkan mereka.. “. Sakit hati juga sebuah bagian penting dari proses kehidupan.. bukankah Hati yang sempurna dan bijaksana adalah justru hati yang memiliki banyak bekas luka?

9. Saya khawatir jika hasilnya mengecewakan
Tidak ada satu orang pun yang tidak pernah mengecewakan orang-orang di sekitarnya. Tidak mungkin memiliki banyak teman tanpa memiliki sedikit musuh. Tidak ada karyawan yang sama sekali tidak pernah mengecewakan atasannya. Yang paling penting adalah apa yang harus dilakukan jika ternyata mengecewakan orang lain? yup.. Tiga Kata Ajaib mungkin bisa bisa membantu.. ^^

10. Saya takut salah
Nobody perfect! That’s all. . Setahu saya.. orang yang takut salah dan takut gagal justru malah lebih banyak berbuat kesalahan. Tidak ada percobaan ilmiah yang tidak pernah gagal. Tidak ada pengusaha sukses yang belum pernah bangkrut, tidak ada peruntung tenar yang belum pernah mengalami kerugian, tidak ada aktivis yang tidak pernah teraniaya, tidak ada tokoh politik yang belum pernah dikritik, dan tidak ada selebritis terkenal yang belum pernah dicacimaki. Yup.. ini adalah “kuat-kuatan”, mereka yang tahan terhadap dampak kesalahan yang pernah dibuat dan tidak pernah berhenti berusaha.. merekalah yang berhasil..