Saat Kita SADAR

Di saat kita SADAR, kita tidak memiliki apa-apa Di saat kita SADAR, kita tidak memiliki kuasa, kita tidak pernah memiliki DAYA, bahkan untuk sekedar memejam mata.

Hidup Itu Sederhana, Sesederhana ini

Hidup itu sederhana, sesederhana ini>>>Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. "Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik."

Inilah Dunia Tanpa Batas

Inilah dunia yang tanpa batas Mencintainya adalah sebuah petaka. Menjauhinya juga tidak selalu membuatmu bahagia. Tempat dimana kau akan terus mencari dan mencari. Tempat dimana kau akan berlari tak henti berlari. sampai kau dipaksa diam, mati.

KISAH SAHABAT TERBAIK

Suatu ketika di india kuno,hiduplah seorang guru yang telah tua.Pada zaman itu jumlah sekolah tidak banyak,dah hanya ada satu guru dan banyak siswa dalah satu sekolah.Guru inipun mengajarkan banyak hal.

Untuk Kesekian kalinya

Kemana harus berpaling Ketika dosa dosa hina mulai terasa sesak membosankan Kepada siapa harus bicara Sementara hati, terlalu kotor untuk berkata-kata

Selasa, 30 April 2013

Lebih dan lebih

Hari ini kita tahu lebih dari yang kita tahu kemarin. Hari ini kita lebih berpengalaman daripada kemarin. Hari ini kita lebih dekat daripada kemarin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Apakah kita masih berpikir diri kita sebagai orang yang seperti minggu lalu, atau tahun lalu, atau 15 tahun yang lalu? Buatlah hal itu menjadi lebih baik lagi

Faktanya adalah, setiap hari kita berhasil bergerak maju terlepas dari tantangan. Kita sudah benar-benar menjadi sangat baik. Dan kita akan mendapatkan lebih baik setiap harinya.

Beberapa hal berubah menjadi lebih baik, dan beberapa hal jadi buruk, namun kekayaan hidup terus tumbuh setiap saat. Segala sesuatu kita pernah menjadi bagian dari diri kita sendiri. Dan kita bisa menambahkan lebih hari ini!

Melalui sukacita, kegembiraan, kekecewaan, kesedihan, kebosanan, frustrasi dan kebahagiaan, setiap hari akan memperkaya kita untuk menghadapi yang berikutnya.

>> follow @CepPangeran

NASIHAT IBNU ATHA'ILLAH TENTANG TOBAT dan RAHMAT

Nasihat-ibnu-athaillah

Salam Alaikum Sobat Ruang, berikut sebuah Nasihat dari Ibnu Athailah semoga bisa menjadi bahan renungan kita bersama.

Orang yang hidup akan merasa sakit jika tertusuk jarum dan merasa kaget tatkala tersentuh duri. Adapun orang yang mati walau disayat dengan pedang dan dipotong dengan gergaji, ia tetap tidak merasa apa-apa.

Jika engkau tidak bersedih ketika tak melaksanakan ketaatan dan tidak kecewa setelah terperosok ke dalam maksiat, berarti kalbumu telah mati dan jiwamu telah hilang. Engkau tak bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan, antara kebahagiaan dan kesengsaraan, antara manfaat dan bahaya. 

Wahai saudaraku, tangisilah dirimu serta berusahalah untuk membangkitkan dan mengembalikan kalbumu pada kehidupan. Duduklah dalam majelis-majelis ilmu dan hikmah. Di dalamnya terdapat karunia dari surga yang bisa kau rasakan setelah majelis selesai, di jalan, di rumah, di kedai atau kau berada bersama keluarga. Maka jangan tinggalkan majelis ilmu dan nasihat tersebut. Jangan pula sesekali berkata, "Apa manfaatnya menghadiri majelis kebajikan dan ketaatan, sementara aku masih terkubang dalam dosa dan tak mampu meninggalkan maksiat?" Ini adalah bisikan dan rayuan setan yang masuk ke jiwa seorang Muslim agar ia tak mengerjakan kebaikan.

Maka, setiap pemburu harus terus berburu. Kalau hari ini ia tidak mendapatkan buruan, mungkin besok akan dapat. Sebagaimana pasien, ia harus tetap minum obat. Kalau hari ini tak sembuh, mungkin besok akan segera sembuh. Yang penting, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah."

 --Ibnu Atha'illah dalam kitab  Bahjat An-Nufus

BERWAJAH SETAN


Pada suatu hari di negeri antah berantah, hidup seorang Raja yang sangat bengis. Ia sangat kejam dan sewenang-wenang. Tak segan-segan ia menjatuhkan hukuman mati, baik kepada rakyat maupun pengikutnya dengan alasan kurang jelas.

Raja itu tidak pernah mau dikritik. Selalu merasa benar adalah ciri khasnya. Pokoknya semuanya harus dikerjakan sesuai dengan keinginan dia, jika tidak, nyawa konsekwensinya.

Pada suatu saat, Sang Raja memiliki ambisi untuk menaklukkan dan menguasai negeri tetangga. Raja tahu betul bahwa negeri tetangga itu adalah kerajaan yang cukup kuat, prajuritnya berjumlah puluhan ribu orang, dan mereka memiliki seorang pemimpin yang sangat ahli dalam strategi perang.

Secepat mungkin Raja langsung menerapkan wajib militer bagi rakyatnya, tapi ternyata kekuatan perang yang ia miliki tetap tidak sepadan dengan musuhnya.

“Cobalah baginda menghubungi Nasredin” Salah satu penasehatnya berkata,”Dia adalah seorang bijaksana. Kata orang, dia bisa mengalahkan puluhan setan - cukup dengan berkata-kata saja”.

Dengan setengah tidak percaya, Raja segera datang menemui Nasredin.
“Kamu Nasredin ?” Raja bertanya. “Kata orang, kau adalah orang yang penuh pengetahuan, memiliki mantra dan kekuatan ajaib. Mereka bahkan mengatakan kalau kau adalah penakluk setan. Apakah benar itu ?”

“Begitulah kata orang” jawab Nasredin sekenanya.
“Kalau begitu, coba tunjukkan bagaimana wajah setan itu sendiri !” Seru Sang Raja dengan jengkel.

“Baiklah Paduka.” jawab Nasredin sambil tersenyum. Ia menyodorkan cermin kepada Raja dan berkata, “Silahkan paduka melihatnya sendiri.”

RENUNGAN:
ketika kita tidak mampu mengontrol emosi, saat itulah setan sedang bersemayam dalam diri kita

SEVEN WORDS


Aku tahu aku berbeda dari anak-anak lain. Dan aku amat membencinya. Ketika aku mulai bersekolah, teman-teman selalu mengejekku, maka aku semakin tahu perbedaan diriku. Aku dilahirkan dengan cacat. Langit-langit mulutku terbelah.Ya, aku adalah seorang gadis kecil dengan bibir sumbing, hidung bengkok, gigi yang tak rata. Bila berbicara suaraku sumbang, sengau dan kacau. Bahkan aku tak bisa meniup balon bila tak kupejet hidungku erat-erat.

Jika aku minum menggunakan sedotan, air akan mengucur begitu saja lewat hidungku. Bila ada teman sekolahku bertanya, “Bibirmu itu kenapa?” Aku katakan bahwa ketika bayi aku terjatuh dan sebilah pecahan beling telah membelah bibirku.

Sepertinya aku lebih suka alasan ini daripada mengatakan bahwa aku cacat semenjak lahir. Saat berusia tujuh tahun aku yakin tidak ada orang selain keluargaku yang mencintai aku. Bahkan tidak ada yang mau menyukaiku.

Saat itu aku naik ke kelas dua dan bertemu dengan bu Leonard. Aku tak tahu apa nama lengkapnya. Aku hanya memanggilnya bu Leonard. Beliau berparas bundar, cantik dan selalu harum. Tangannya gemuk. Rambutnya coklat keperakan. Matanya hitam lembut yang senantiasa tampak tersenyum meski bibirnya tidak. Setiap anak menyukainya. Tetapi tak ada yang menyintainya lebih daripada aku. Dan aku punya alasan tersendiri untuk itu.

Pada suatu ketika sekolah melakukan test kemampuan pendengaran; yaitu mendengar kata yang dibisikkan dengan satu telinga ditutup bergantian. Terus terang sulit bagiku untuk mendengar suara-suara dengan satu telinga. Tidak ada orang yang tahu akan cacatku yang satu ini. Aku tak mau gagal pada test ini lalu menjadi satu-satunya anak dengan segala cacat di sekujur tubuhnya.

Maka aku mencari akal untuk menyusun rencana curang. Aku perhatikan setiap murid yang ditest. Test berlangsung demikian: setiap murid diminta berjalan ke pintu kelas, membalikkan tubuh, menutup satu telinganya dengan jari, kemudian bu guru akan membisikkan sesuatu dari mejanya tulisnya. Lalu murid diminta untuk mengulangi perkataan bu guru. Hal yang sama dilakukan pada telinga yang satunya. Aku menyadari ternyata tak ada seorang pun yang mengawasi apakah telinga itu ditutup dengan rapat atau tidak. Kalau begitu aku akan berpura-pura saja menutup telingaku. Selain itu aku tahu dari cerita murid-murid yang lain bu guru biasanya membisikkan kata-kata seperti, “Langit itu biru” atau “Apakah kau punya sepatu baru?”.

Kini tiba pada giliran terakhir; giliranku. Aku berjalan ke luar kelas, membalikkan tubuh lalu menutup telingaku yang cacat itu dengan kuat tetapi kemudian perlahan-lahan merenggangkannya sehingga aku bisa mendengar kata-kata yang dibisikkan oleh bu guru.

Aku menunggu dengan berdebar-debar kata-kata apa yang akan dibisikkan oleh bu Leonard. Dan bu Leonard, bu guru yang cantik dan harum, bu guru yang aku cintai itu, membisikkan tujuh buah kata yang aku telah mengubah hidupku selamanya. Ia berbisik dengan lembut, “Maukah kau jadi putriku, wahai gadis manis?” Tanpa sadar aku berbalik, berlari, memeluk bu Leonard erat-erat, dan membiarkan seluruh air mataku tumpah di tubuhnya.

RENUNGAN:

Sangat mudah mencintai orang yang sehat, sempurna, cerdas, baik hati, cerdas dsb...
Tetapi mencintai orang yang tidak sempurna, cacat, miskin sederhana, kumuh, nakal... dengan segala keterbatasannya.. sangat-sangat tidak mudah....
Dibutuhkan orang biasa untuk mencintai orang yang baik dan sempurna, tetapi hanya orang hebat yang berani membagi cinta dengan orang yang tidak sempurna.

Disekitar kita banyak orang yang mengalami situasi sulit seperti itu, bahkan mungkin menjadi tetangga anda..
Keberadaan orang yang "kurang" tersebut, mungkin saja terabaikan atau diabaikan oleh lingkungan bahkan keluarganya..

Pertanyaannya adalah BERANIKAH ANDA TERPANGGIL UNTUK MENCINTAI MEREKA ?

Senin, 29 April 2013

Tantangan atau mengalahkan?

Bila kita bersedia untuk menerima tantangan, maka kita tidak harus menerima kekalahan. Alih-alih muntah jatuh ke tangan kita karena menderita kekalahan, maka lihatlah situasi dari perspektif yang berbeda. Lihatlah sebagai tantangan yang harus diatasi.

Sikap kita membuat semua perbedaan. Pemenang dan pecundang hanya dibedakan bukan oleh situasi yang mereka hadapi, tetapi dengan cara mereka menghadapinya.

Seorang pecundang akan berpikir “Aku sudah kalah”. Sedangkan seorang pemenang akan berpikir “Aku sudah ditantang”.

Tantangan yang menyakitkan, pasti tidak nyaman, dan tidak nyaman. Mereka menuntut waktu, tenaga dan energi kita. Dan mereka membuat kita lebih kuat sebagai hasilnya.

Daripada menerima kekalahan, lebih baik melihat tantangan. Masukan yang terbaik yang kita miliki ke dalam, akan mendapatkan masa lalu dari tantangan itu.

Sangat mudah untuk menjadi korban, tapi itu tidak akan membuat kita berada di mana saja. Menjadi pemenang sebagai gantinya, dengan menerima dan melampaui setiap tantangan yang datang dengan cara yang kita lakukan.

follow @CepPangeran

10 SEBAB SHALAT TIDAK DITERIMA

10sebab-shalat-tidak-diterima
10 SEBAB SHALAT TIDAK DITERIMA, mari kita cek kembali kondisi ibadah shalat kita, apakah kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang shalatnya tidak di terima, atau masih lalai, atau masih banyak bolong, karena bagaimanapun juga shalat adalah ibadah yang paling dulu di hisab kelak, dan merupakan tiang agama.

Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: "Siapa yang memelihara shalat, maka shalat itu petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang tidak memelihara shalat maka sesungguhnya shalat itu tidak menjadi cahaya dan juga tidak menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya".

Terdapat Hadis Rasulullah saw juga mengatakan bahawa terdapat 10 golongan manusia yang shalatnya tidak diterima oleh Allah SWT iaitu :


  1. Orang lelaki yang shalat sendirian tanpa membaca sesuatu. 
  2. Orang lelaki yang mengerjakan shalat tetapi tidak mengeluarkan zakat. 
  3. Orang lelaki yang minum arak tanpa meninggalkannya (taubat). 
  4. Orang lelaki yang menjadi imam padahal orang yang menjadi makmum membencinya. 
  5. Anak lelaki yang melarikan diri dari rumah tanpa izin kedua ibu bapanya. 
  6. Orang perempuan yang suaminya marah/menegur kepadanya lalu si isteri memberontak. 
  7. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim serta angkara. 
  8. Orang perempuan yang tidak menutup aurat. Siapa yang memelihara shalat, maka shalat itu petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang tidak memelihara shalat maka sesungguhnya shalat itu tidak menjadi cahaya dan juga tidak menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya
  9. Orang yang suka makan riba. 
  10. Orang yang shalatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar. 

 (HR Bukhari dan Muslim). Kitab (Tabyinul Mahaarim).


Demikian 10 SEBAB SHALAT TIDAK DITERIMA semoga bermanfaat, dan mari kita sama berusaha untuk menjaga shalat kita, semoga Allah selalu memberikan kita kemudahan, dan dikelompokkan dengan golongan orang-orang yang diberi nikmat.
Wassalamualaikum

Penyelesaian yang kuat

Orang yang memenangkan perlombaan tidak akan memperlambat, tapi mempercepat, ketika mendekati akhir lomba. Ketika tantangan menjadi lebih sulit, maka respon menang adalah untuk menjadi lebih ditentukan.

Prestasi, milik mereka yang menyelesaikan dengan kuat. Prestasi datang kepada mereka yang memberikan seratus persen upaya yang diperlukan, dan semua jalan menuju garis finish.

Apa yang dibutuhkan untuk penyelesaian yang kuat? Dibutuhkan sebuah komitmen dan rasa positif suatu tujuan, setiap langkah dari jalan yang dilalui.

Banyak orang yang kuat, karena mereka memiliki banyak antusias dan motivasi. Namun, keluhan dan keraguan mereka sendiri sepanjang jalan akan menguras tenaga mereka, sehingga tidak ada lagi kekuatan saat mereka mendekati tujuan.

Seorang pemenang, akan menyelesaikan pekerjaan yang telah dibuat karena mereka menghargai dan menghargai kesempatan untuk membuat usaha yang keras.

Seorang pemenang, akan menyelesaikan pekerjaannya dengan kuat karena mereka membawa rasa yang kuat, berupa tujuan positif sampai ke garis finish.

Mulailah kuat, tetap kuat, dan penyelesaian yang kuat dengan selalu mengingat mengapa kita ingin melakukannya di tempat pertama.

follow @CepPangeran 


Minggu, 28 April 2013

Apakah kita benar-benar ingin sukses?

Apakah kita benar-benar ingin menjadi sukses atau apakah kita menginginkan dari buah keberhasilan? Untuk mencapai buah keberhasilan mengharuskan kita berkomitmen untuk seluruh keberhasilan.

Sukses adalah sesuatu yang tidak dapat dibagi atau terpisahkan. Menjadi sukses berarti berkomitmen untuk seluruh proses keberhasilan, baik niat, langkah ataupun hasilnya.

Hal itu juga termasuk menetapkan tujuan, membuat rencana, menempatkan sebagainya upaya, dan terus-menerus bekerja melalui tantangan sampai keberhasilan yang diinginkan menjadi kenyataan.

Sukses akan tersedia bagi siapa saja yang bersedia untuk menerimanya secara keseluruhan. Dan hal ini akan banyak usaha yang keluar, seperti harta.

Memang, nilai dari setiap kesuksesan untuk kita adalah sama dengan apa yang kita masukkan ke dalamnya. Apakah kita benar-benar ingin menjadi sukses, dan semua yang melibatkan? Maka itu adalah milik kita.

follow @CepPangeran

Kisah Cinta Romantis Ali dan Fatimah


islamic motivation, cinta, kisah islami, motivasi cinta, Kisah Cinta Romantis Ali dan Fatimah

Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.

Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn 'Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka'bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!

Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu

"Allah mengujiku rupanya", begitu batin ’Ali.

Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti 'Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara 'Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; 'Utsman, 'Abdurrahman ibn 'Auf, Thalhah, Zubair, Sa'd ibn Abi Waqqash, Mush'ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti 'Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, 'Abdullah ibn Mas'ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan 'Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

'Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. "Inilah persaudaraan dan cinta", gumam 'Ali.

"Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku."

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.

Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.

'Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. 'Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah 'Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya 'Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, 'Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, "Aku datang bersama Abu Bakar dan 'Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan 'Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan 'Umar.."

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana 'Umar melakukannya. 'Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.

'Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka'bah. "Wahai Quraisy", katanya. "Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang 'Umar di balik bukit ini!" 'Umar adalah lelaki pemberani. 'Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. 'Umar jauh lebih layak. Dan 'Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti
Ia mengambil kesempatan
Itulah keberanian
Atau mempersilakan
Yang ini pengorbanan

Maka 'Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran 'Umar juga ditolak.

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti 'Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi'kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.

Di antara Muhajirin hanya 'Abdurrahman ibn 'Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa'd ibn Mu'adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn 'Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

"Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?", kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. "Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. "

"Aku?", tanyanya tak yakin.

"Ya. Engkau wahai saudaraku!"

"Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?"

"Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!"

'Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.

"Engkau pemuda sejati wahai 'Ali!", begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, "Ahlan wa sahlan!" Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.

Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

"Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?"

"Entahlah.."

"Apa maksudmu?"

"Menurut kalian apakah 'Ahlan wa Sahlan' berarti sebuah jawaban!"

"Dasar tolol! Tolol!", kata mereka,

"Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !"

Dan 'Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, 'Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.

'Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, "Laa fatan illa 'Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!" Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti 'Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada 'Ali, "Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda"

'Ali terkejut dan berkata, "kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?"

Sambil tersenyum Fathimah berkata, "Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu" ini merupakan sisi ROMANTIS dari hubungan mereka berdua.

Kemudian Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut."

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:

"Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak." (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)


Kisah Romantis ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul "Mencintai sejantan 'Ali"

Sabtu, 27 April 2013

Beranilah

Berani untuk tampak bodoh. Karena kebodohan yang nyata adalah mereka yang tidak pernah mau mencoba sesuatu. Berani melakukan kesalahan. Karena mereka adalah guru-guru terbaik yang pernah kita tahu.

Berani mengambil tindakan. Walaupun ada resiko kemungkinan kita gagal. Namun jika kita tidak mengambil dan mencoba suatu tindakan kegagalan, maka kita tidak akan pernah menemukan suatu kepastian dan jawaban.

Berani sepenuhnya untuk hidup. Berani berbicara tentang pikiran kita. Berani untuk menikmati keindahan dunia. Berani untuk membuat perbedaan dan berani mencintai.

Berani menjadi orang yang kita tahu bahwa kita bisa. Berani mengharapkan yang terbaik, dengan kata-kata dan tindakan kita. Kita biasanya akan mendapatkannya.

Beranilah melakukan apa yang benar daripada apa yang nyaman atau bijaksana. Karena hal ini benar-benar akan membuat perbedaan dalam cara kita melihat diri sendiri, dan cara orang lain melihat kita.

Di sini, dengan hari yang luar biasa tersedia untuk kita. Berani untuk membuat yang terbaik, dan kita pasti bisa. Berani mengisi visi yang tinggi untuk kehidupan terbaik.

follow @CepPangeran

Sukses ada dalam dirimu


Sukses tidak berada di dalam pekerjaan atau lingkungan apa pun, tapi berada di dalam dirimu.

Jika engkau memiliki sukses di dalam pribadimu, engkau dapat mengubah bahkan pekerjaan yang paling buruk menjadi jembatan yang mengantarkanmu menuju pencapaian-pencapaian besarmu.

Jika engkau pemikir negatif dan jenis yang suka mengeluh, tidak ada yang yang bisa membantumu.

Tapi jika engkau pemikir positif dan jenis yang suka bersyukur, tidak ada yang bisa menahanmu.

Mario Teguh

Orang paling kaya


Orang yang sejatinya paling kaya, adalah dia yang kebahagiaannya berasal dari hal-hal yang tidak harus dibeli.

Seperti,

Terbitnya matahari, udara pagi yang segar, nasihat penuh kasih dari orang tua, senyum dari belahan jiwa, tawa ceria anak-anak, senyum dan keramahan yang dihadiahkan kepada keluarga dan sahabat, kesempatan untuk membantu orang lain, dan jabat tangan yang hangat dari rekan sekerja.

Dan orang yang sejatinya paling miskin, adalah dia yang harus membeli pertemanan, membayar untuk menjabat, menyuap untuk menutupi dosa, pamer harta dan kekuasaan untuk mengundang cinta, menyebar uang untuk mendapatkan dukungan, menggelontor uang untuk menjadi popular, dan membeli obat yang mahal untuk merasa tenang dan memaksa diri untuk tidur.

Nikmat Tuhan adalah kesederhanaan yang tidak perlu dibeli, dan jika harus dibeli - tidak akan dapat dibayar dengan uang dan harta apa pun.

Maka sungguh merugi orang yang menistakan nikmat Tuhan.

Dan sungguh kaya orang yang hatinya dipenuhi dengan kesyukuran atas keindahan yang berada di dalam kesederhanaan.

Semua orang yang berkharisma dalam kedamaian yang anggun, selalu bersahaja dan sederhana.

Mario Teguh

Gejala kebahagiaan

Ketika kita benar-benar bahagia dan puas, maka ia akan menampilkan kebaikan. Namun hati-hati, meskipun tidak membingungkan, gejala kebahagiaan dengan kebahagiaan itu sendiri.

Kebahagiaan menunjukkan dirinya dalam berbagai cara. Namun perlu diingat, bagaimanapun bahwa mereka manifestasi lahiriah bukanlah sumber kebahagiaan.

Tanda-tanda kebahagiaan yang kita lihat pada orang lain adalah hasil, bukan penyebab kebahagiaan mereka. Mengejar hasil-hasil yang sama dalam upaya untuk membawa kebahagiaan untuk hidup kita sendiri adalah mengejar kosong.

Namun sebaliknya, hiduplah setiap hari dengan rasa syukur karena ridhaNya, dengan penuh takjub, kagum, cinta dan kebaikan. Berbahagialah, tanpa terlebih dahulu memerlukan alasan untuk keberadaannya.

Dan gejala kebahagiaan akan mulai menunjukkan pada kita. Terlebih lagi, mereka akan menjadi nyata dan bermakna, bukti bukan hanya kosong.

Daripada mengharapkan kebahagiaan datang kepada kita dari luar, biarkanlah ia datang dari kita, mengalir keluar dari dalam hati. Dan rasa senang dalam sukacita, akan menciptakan kebahagiaan kita.

>> follow @CepPangeran

Jumat, 26 April 2013

Video Motivasi | Cita-Cita

 
"Jangan pernah menyerah untuk menggapai cita-cita kita sebelum akhir hayat"

Sahabat Rasulullah Yang Dimandikan Oleh Malaikat

Sahabat-Nabi-dimandikan-malaikat

Siapakah Sahabat Rasulullah Yang Dimandikan Oleh Malaikat? Memang jika kita membicarakan tentang pergorbanan para sahabat untuk islam dan Rasulullah, sudah tidak diragukan lagi. Mereka sanggup berkorban apa saja tak terkecuali nyawa. Salah satunya adalah seorang sahabat yang bernama Hanzalah yang pergi menyertai peperangan bersama Rasulullah SAW walaupun dirinya baru saja melakukan pernikahan.

Perkawinan Hanzalah bin Abu Amir dengan sepupunya, Jamilah binti Ubay sudah siap diatur. B, hari ertepatan dengan hari berlangsungnya acara pernikahan Hanzalah bertepatan dengan hari peperangan tentera Islam melawan musuh di Bukit Uhud.

Hanzalah bin Abu Amir mendekati Rasulullah s.a.w., dan berkata
“Saya akan menangguhkan acara pernikahan saya malam nanti ya Rasulullah.”
Pada saat itu, Nabi Muhammad s.a.w. dan sahabat-sahabat yang lain di kota Madinah sedang sibuk mempersiapkan untuk berperang.
“Tidak apa-apa, teruskan saja acara pernikahan ini,” kata Rasulullah s.a.w..
“Tetapi saya sungguh ingin ikut berperang bersamamu wahai Rasulullah, ” Hanzalah bersikeras.
Rasulullah s.a.w. memerintahkan supaya Hanzalah tetap meneruskan acara pernikahannya dan menyusul tentara Islam di Bukit Uhud pada keesokan harinya.

Akhirnya Hanzalah mengikuti perintah rasulullah untuk tetap melaksanakan acara pernikahannya tersebut, dan menyusul tetntara islam keesokan harinya. Pada malam Jumat yang hening, acara pernikahan antara Hanzalah bin Abu Amir dan Jamilah binti Ubay dilangsungkan secara sederhana. Suasana yang hening dan sunyi menyelimuti kota Madinah hingga hingga pagi gai.

Kota Madinah tiba-tiba dikejutkan dengan tabuhan gendang yang bertubi-tubi. Tabuhan gendang tersebut sontak mengejutkan para tetntara islam.
“Bersegeralah! Kita bersegera perangi musuh Allah.”
“Berkumpul segera! Keluarlah! Rebutlah syurga Allah!”
“Perang akan akan segera dimulai!”

Pukulan gendang dan seruan jihad itu mengejutkan pasangan pengantin yang baru sahaja dinikahkan. Hanzalah bangun dari tempat tidurnya, “Saya harus menyertai mereka.” kata Hanzalah kepada istrinya.
“Bukankah malam ini malam perkahwinan kita dan Nabi Muhammad mengizinkan kanda berangkat besok?” kata isterinya.
Hanzalah menjawab tegas, “Saya bukanlah orang yang suka memberi alasan bagi merebut syurga Allah.”

Jamilah terdiam dan hanya mampu memerhatikan suaminya bersiap memakai pakaian perang dan menyelipkan pedang ke pinggangnya. Hanzalah menoleh ke arah isterinya, “Janganlah bersedih, doakan saja kepergian saya saya semoga kami memperolah kemenangan.”
Suami isteri itu berpelukan dan bersalaman. Berat hati Jamilah melepaskan lelaki yang baru sahaja menjadi suaminya ke medan perang. Namun, Jamilah menguatkan hatinya dan merelakan kepergian suaminya. “Saya mendoakan kanda memperoleh kemenangan.” doa Jamilah sambil menangis.

Hanzalah melompat ke atas kudanya dan terus memacu kudanya tanpa menoleh sedikitpun ke belakang. Akhirnya, dia  bergabung dengan tentera Islam yang tiba lebih awal daripadanya.
Di medan perang, jumlah tentera musuh adalah tiga ribu orang dengan persenjataan lengkap, sedangkan jumlah tentera Islam hanyalah seribu orang. Perbedaan itu tidak membuat gentar tentera Islam termasuklah Hanzalah. Dia menghunus pedangnya menebas leher-leher musuh yang menghampiri dan saat itu dia berhadapan dengan Abu Sufyan, panglima tentara Quraisy pada waktu itu. Hanzalah menerkam Abu Sufyan seperti seekor singa lapar. Terjadilah pertarungan sengit antara Hanzalah dan Abu Sofyan, akhirnya Abu Sufyan sungkur ke tanah. Tatkala Hanzalah mengangkat pedang mau menebas leher Abu Sufyan, dengan sekuat tenaga panglima tentera Quraisy itu menjerit meminta tolong kepada tentara Quraisy. Tentera-tentera Quraisy menyerbu Hanzalah dan Hanzalah tewas, rebah ke bumi.

Setelah perang selesai, tentara Islam yang cidera diberikan perawatan. Setelah Mayat-mayat diidentifikasi berjumlah tujuh puluh orang. Nabi juga mengalami cidera dalam peperangan ini, beliau mengatakan sesuatu yang mengaketkan para sahabat, “Saya melihat para malaikat memandikan mayat Hanzalah dengan air dari awan yang diisikan ke dalam bekas perak.”
Abu Said Saidi, saat itu sedang berada dekat dengan Nabi Muhammad, bergegas mencari jenazah Hanzalah.
 “Benar kata-kata Nabi Muhammad. Rambutnya masih basah bekas dimandikan!” Abu Said Saidi juga melihat ketenangan pada wajah Hanzalah walaupun beliau cedera parah di seluruh badannya. Rambutnya basah dan tetesan air masih mengalir di ujung rambutnya padahal ketika itu matahari sedang terik menyengat.

Demikianlah Kisah Sahabat Rasulullah Yang Dimandikan Oleh Malaikat, semoga kita bisa mencontoh semangat para sahabat dalam membela ajaran islam dalam kehidupan kita sehari-hari kita. Sekian Wassalamualaikum.

Kisah Ustad Jeffry Al Buchori, Mantan Pecandu Yang Menjadi Ustad Terkenal


Biografi, Kisah Ustad Jeffry Al Buchori, Mantan Pecandu Yang Menjadi Ustad Terkenal
Perjalanan hidup Jeffry Al Buchori sungguh dahsyat. Penuh gejolak dan tikungan tajam. Proses pergulatan yang luar biasa ia alami sampai ia menemukan kehidupan yang tenang dan menenteramkan. Simak kisahnya yang sangat memikat ini.

Sebetulnya aku tidak ingin bercerita banyak tentang masa laluku. Maklum, masa laluku sangat kelam. Namun, setelah kupikir, siapa tahu perjalanan hidupku ini bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Baiklah, aku bersedia membagi pengalaman hidupku pada para pembaca. Insya Allah, ada gunanya.

Aku lahir dengan nama Jeffry Al Buchori Modal pada 12 April 1973 di Jakarta. Waktu aku lahir, keluargaku memang sudah menetap di Jakarta. Aku lahir sebagai anak tengah, maksudku anak ke-3 dari lima bersaudara. Tiga saudara kandungku laki-laki, dan si bungsu adalah perempuan. Layaknya bersaudara, hubungan kami berlima cukup dekat. Sekadar bertengkar, sih, wajar saja. Apalagi, jarak usia kami tidak berjauhan.

Apih (panggilan Jefri untuk ayahnya, Red.), M. Ismail Modal, adalah pria bertubuh tinggi besar asli Ambon, sedangkan Umi, begitu aku biasa memanggil ibu, Tatu Mulyana asli Banten. Apih mendidik kami berlima dengan sangat keras. Tapi, kalau tidak begitu, aku tidak akan merasakan manfaat seperti sekarang. Kalau kami sampai lupa salat atau mengaji, wah, jangan ditanya hukuman yang akan diberikan Apih. Dalam hal agama, Apih dan Umi memang mendidik kami secara ketat.

Namun, sebetulnya Umi adalah seorang ibu yang amat sabar dan lembut dalam menghadapi anak-anaknya. Apih pun orang yang selalu bersikap obyektif. Dia akan membela keluarganya mati-matian bila memang keluarganya yang benar. Sebaliknya dia tidak segan-segan menyalahkan kami bila memang berbuat salah.

Berada di lingkungan keluarga yang taat agama membuatku menyukai pelajaran agama. Sewaktu kelas 5 SD, aku pernah ikut kejuaraan MTQ sampai tingkat provinsi. Selain agama, pelajaran yang juga kusukai adalah kesenian. Entah mengapa, aku suka sekali tampil di depan orang banyak. Oh ya, setelah kenaikan kelas, dari kelas 3 aku langsung melompat ke kelas 5. Jadilah aku sekelas dengan kakakku yang kedua.

Berkepribadian Ganda

Lulus SD, Apih memasukkanku dan kedua kakakku ke sebuah pesantren modern di Balaraja, Tangerang. Beliau ingin kami mendalami pelajaran agama. Rupanya tidak semua keinginannya bersambut, semua ini karena kenakalanku.

Orang bilang, anak tengah biasanya agak nakal. Aku tidak tahu ungkapan itu benar atau tidak. Yang jelas hal itu berlaku padaku. Sebagai anak tengah, aku sering membuat orang tua kesal. Di pesantren, aku sering berulah.

Salah satu kenalakanku, di saat yang lain salat, aku diam-diam tidur. Kenakalan lain, kabur dari pesantren untuk main atau nonton di bioskop adalah hal biasa. Sebagai hukumannya, kepalaku sering dibotaki. Tapi, tetap saja aku tak jera.

Tampaknya aku seperti punya kepribadian ganda, ya. Di satu sisi aku nakal, di sisi lain keinginan untuk melantunkan ayat-ayat suci begitu kuat. Tiap ada kegiatan keagamaan, aku selalu terlibat. Bersama kedua kakakku, aku juga pernah membuat drama tanpa naskah berjudul Kembali Ke Jalan Allah yang diperlombakan di pesantren. Ternyata karya kami itu dinilai sebagai drama terbaik se-pesantren.

Bahkan, aku juga juara lomba azan, lomba MTQ, dan qasidah. Akan tetapi, entah kenapa, aku juga tak pernah ketinggalan dalam kenakalan. Tinggal dalam lingkungan pesantren, kelakuan burukku bukannya berkurang, malah makin menjadi. Puncaknya, aku sudah bosan bersekolah di pesantren.

Akhirnya, hanya empat tahun aku di pesantren. Dua tahun sebelum menamatkan pelajaran, aku keluar. Lalu, Apih memasukkanku ke sekolah aliyah (setingkat SMA, Red.). Rupanya keluar dari pesantren tidak membuatku lebih baik. Aku yang mulai beranjak remaja justru jadi makin nakal.

Kenal Dunia Malam

Memang, sih, tiap ada acara keagamaan aku tak pernah ketinggalan. Namun, aku juga selalu mau bila ada teman mengajak ke kantin sekolah. Bukan untuk jajan, tapi memakai narkoba! Aku juga sering kabur dan pergi tanpa tujuan yang jelas. Ya, aku seperti burung lepas dari sangkar, terbang tak terkendali.

Masa SMA memang suram bagiku. Masa yang tak pernah lengkap. Maksudnya, aku tak punya teman sebaya. Kenapa? Ya, meski usiaku masih 15 tahun, aku bergaul dengan pemuda berusia 20 tahunan. Pacaran pun dengan yang lebih tua. Di sekolah ini aku hanya bertahan setahun. Pindah ke SMA lain, keseharianku tak jauh berbeda. Malah makin parah.

Dari perkenalan dengan beberapa teman, aku mengenal petualangan baru. Umur 16 tahun, aku mulai kenal dunia malam. Aku masuk sekolah hanya saat ujian. Buatku, yang penting lulus. Aku lebih suka mendatangi diskotek untuk menari. Terus terang, aku memang tertarik pada tarian di diskotek. Tiap ke sana, diam-diam aku selalu mempelajari gerakan orang-orang yang nge-dance. Lalu kutirukan.

Aku jadi seorang penari, bertualang dari satu diskotek ke diskotek lain, tenggelam dalam dunia malam. Saat ada lomba dance, aku mencoba ikut. Usahaku tak sia-sia. Beberapa kali aku berhasil memboyong piala ke rumah sebagai the best dancer. Selain itu, aku juga berhasil jadi penari di Dufan pada tahun 1990, meski hanya selama setahun. Sampai sekarang masih banyak temanku yang jadi penari di sana.

Aku juga pernah jadi foto model, bahkan ikut fashion show di diskotek. Mungkin waktu itu aku merasa sangat cakep, ya. Tapi menurutku, kegiatan-kegiatan itu masih positif, meski terkadang aku suka minum. Dengan segala kebengalanku, tahun 1990 aku berhasil lulus SMA.

Main Sinetron

Aku mengalami masa yang menurutku paling dahsyat setelah tamat SMA. Ceritanya salah seorang teman penari, memperkenalkanku pada Aditya Gumai yang saat itu aktif di dunia seni peran. Dari Aditya aku mengenal dunia akting.

Waktu itu, kami masih latihan menari di Taman Ismail Marzuki. Saat latihan pindah ke Gedung Pemuda di Senayan, mulailah aku main sinetron. Mulanya aku hanya mengamati para pemain yang sedang syuting, sambil diam-diam belajar.

Aku memang suka mencuri ilmu. Waktu tidur di kos salah satu temanku di dekat kampus Institut Kesenian Jakarta, aku sering mencuri ilmu juga dari para mahasiswa. Kalau mereka sedang kuliah atau praktik, aku sering mengamati mereka.

Nah, ketika para pemain sinetron sedang latihan, terkadang aku menggantikan salah satunya. Ternyata aku ditertawakan. Karena pada dasarnya aku orang yang enggak suka diperlakukan seperti itu, aku malah jadi terpacu. Aku makin giat berlatih akting secara otodidak. Akhirnya, saat yang senior belum juga dapat giliran main, aku sudah mendapat peran. Aku diajak Aditya main sinetron. Waktu dikasting, aku berhasil mendapat peran.

Tahun 1990, aku main sinetron Pendekar Halilintar. Saat itu, sinetron masih dipandang sebelah mata oleh bintang film. Namun, Apih mati-matian menentangku. Kenapa? Rupanya Apih tahu persis seperti apa lingkungan dunia film. Dulu, beliau juga pernah main film action, antara lain Macan Terbang dan Pukulan Berantai. Dari beliaulah aku menuruni darah seni.

Ditentang Apih tak membuat langkahku surut. Mungkin jalan hidupku memang harus begini. Tak satu pun larangan Apih yang mampir ke otakku untuk kujadikan bahan pikiran. Nasihat Apih tak lagi kudengarkan. Tawaran untuk main sinetron yang berdatangan membuatku makin yakin, inilah yang kucari. Aku tak mau menuruti keinginan orang tua karena merasa diriku benar. Akhirnya konflik antara aku dan orang tuaku pecah.

Sebagai bentuk perlawananku pada orang tua, aku tak pernah pulang ke rumah. Tidur berpindah-pindah di rumah teman. Rambut juga kupanjangkan. Aku seperti tak punya orang tua. Bahkan, tak pernah terlintas dalam benakku bahwa suatu hari mereka akan pulang ke haribaan. Yang kupikirkan hanya kesenangan dan egoku semata.

Pada saat bersamaan, karierku di dunia seni peran terus melaju. Aku semakin mendapatkan keasyikan. Setelah itu, aku mendapat peran dalam sinetron drama Sayap Patah yang juga dibintangi Dien Novita, Ratu Tria, dan almarhum WD Mochtar.

Aku semakin merasa pilihanku tak salah setelah dinobatkan sebagai Pemeran Pria Terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja yang diadakan TVRI tahun 1991. Aku bangga bukan main, karena merasa menang dari orang tua. Kesombonganku makin menjadi. Aku makin merasa inilah yang terbaik buatku, ketimbang pilihan orangtuaku.


“DI KABAH, KUMINTA AMPUNAN ALLAH”

Tawaran main sinetron berdatangan menghampiri Jeffry. Seiring dengan itu, ia makin tenggelam dalam dunianya yang kelam.

Sejak kenal sinetron, aku makin menyukai dunia akting. Aku tak peduli meski Apih menentangku. Namun, belakangan aku paham, di balik ketidaksetujuannya, sebetulnya orang menyimpan rasa bangga. Orang tua cerita, mereka sedang ke Tanah Suci membawa rombongan ibadah haji saat sinetron Sayap Patah yang kumainkan ditayangkan.

Ternyata, mereka nonton sinetronku. Komentar mereka membanggakanku. Mereka mengakui, ternyata aku bisa berprestasi. Setelah itu, aku mendapat berbagai tawaran main, antara lain sinetron Sebening Kasih, Opera Tiga Jaman, dan Kerinduan. Selain namaku makin mencuat, rezeki juga terus mengalir.

Namun, aku malah jadi lupa diri. Ketenaran tidak penting buatku. Yang penting menikmati hidup. Dunia malam terus kugeluti. Kalau ke diskotek, aku tak lupa mengonsumsi narkoba. Bahkan, untuk urusan yang satu ini, aku bisa dibilang tamak. Biasanya, aku meminum satu pil dulu. Kalau kurasa belum “on”, kuminum satu lagi. Begitu seterusnya.

Akhirnya, aku jadi sangat mabuk. Pandanganku pun jadi kabur. Mau melihat arloji di tangan saja, aku harus mendekatkannya ke wajahku, sambil menggoyang-goyangkan kepala dan membelalakkan mata supaya bisa melihat dengan lebih jelas. Parah, ya? Begitulah kebandelanku terus berlangsung.

Kecanduan Kian Parah

Suatu hari di tahun 1992, Apih meninggal karena sakit. Aku menyesal bukan main karena selama ini selalu mengabaikan nasihat Apih. Menjelang kepergiannya, aku berdiri di samping tempat tidurnya di rumah sakit sambil menangis. Melihatku seperti itu, Apih mengatakan, laki-laki tak boleh menangis. Laki-laki pantang keluar air mata. Bayangkan, bahkan di saat-saat terakhirnya pun Apih tetap menunjukkan sikapnya yang penuh kasih padaku yang durhaka ini.

Sore itu aku dimintanya pulang ke rumah dan beliau memberiku ongkos. Aku menurut. Begitu aku pulang, Allah mengambilnya. Aku syok berat. Saat Apih dimakamkan, aku turun ke liang lahat dan memeluk jasadnya. Aku tak mau beranjak meski makam akan ditutup. Aku tak mau melepas kepergiannya. Aku menyesali perbuatanku. Selama Apih masih hidup, aku tak pernah mau mendengarkan ucapannya.

Sejak itu, Umi membesarkan kami berlima. Hidupku terus berjalan. Bukan ke arah yang baik, namun aku kembali ke masa seperti dulu. Penyesalan yang sebelumnya begitu menghantuiku karena ditinggal Apih, seolah lenyap. Kebandelanku bahkan makin menjadi sepeninggal Apih. Kesombonganku juga lebih besar dari sebelumnya karena merasa berprestasi dan punya uang banyak. Tak seorang pun kudengarkan lagi nasihatnya.

Ketika temanku menasihati, aku mencibir. Siapa dia sampai aku harus mendengarkan ucapannya? Ucapan orang tua saja tak kugubris. Aku tenggelam dalam duniaku sendiri dan jadi pecandu narkoba. Waktu itu, aku beralasan karena ada masalah di rumah. Padahal, sebetulnya alasan apa pun, termasuk broken home atau teman, tidak bisa dijadikan alasan. Diri sendirilah alasannya, karena bagaimana pun, kita lah yang menentukan semua yang terjadi pada diri kita.

Jadi, tidak perlu membawa-bawa orang lain atau keadaan. Namun, kesadaran seperti ini mana mungkin muncul pada diriku yang waktu itu sangat arogan? Aku makin jauh dari Tuhan. Padahal, sebelah rumahku ada masjid. Ketika orang berpuasa di bulan Ramadan pun, aku tetap melakukan kemaksiatan. Lalu, saat Lebaran tiba dan orang-orang sibuk bertakbir, aku malah sibuk mencari celah waktu dan tempat di mana aku bisa berbuat maksiat.

Semua ilmu agama yang pernah kupelajari dan kemampuan membaca Quran seperti hilang. Akal sehatku seperti hilang. Kecanduanku pada narkoba juga makin parah, bahkan sampai mengalami over dosis dan aku hampir mati. Kejahatan demi kejahatan moral terus kulakukan.

Nama Dicoret

Tak perlu aku menceritakan detail tentang kejahatan yang kulakukan. Yang jelas, suatu hari aku merasa menderita karena ketakutan setelah melakukan sebuah perbuatan. Aku benar-benar ketakutan! Aku jadi gampang curiga pada siapa saja. Aku selalu berburuk sangka pada apa pun.

Kesombonganku pada uang dan prestasi lenyap digantikan ketakutan. Yang kulakukan setiap hari adalah berdiam diri di kamar, dengan selalu berpikiran bahwa setiap orang yang datang akan membunuhku. Aku sibuk mengintip dari bawah pintu, siapa tahu ada orang datang untuk membunuhku.

Telingaku jadi sangat sensitif. Aku sering merasa mendengar ada orang sedang berjalan di atap rumah ingin membunuhku. Aku tersiksa selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Orang-orang mengatakan, aku sudah gila.

Pada saat bersamaan, kecanduanku pada narkoba membuatku termasuk dalam daftar hitam dunia sinetron. Namaku dicoret. Tak ada lagi yang mau memakaiku sebagai pemain. Selain itu, cewek-cewek yang ada di dekatku juga menjauh. Dulu aku termasuk playboy.

Di saat aku sendiri, ada Umi yang selama ini sudah sangat sering kusakiti hatinya. Umi tetap menyayangiku dengan cintanya yang besar. Seburuk apa pun orang berkomentar tentang aku, hati Umi tetap baik dan sabar. Air matanya tak pernah kering untuk mendoakan anak-anaknya, terutama aku agar berubah jadi lebih baik.

Doa tulus Umi dikabulkan Allah. Sungguh luar biasa, Allah menunjukkan kebaikan-Nya padaku. Allah memberiku kesempatan untuk bertobat. Kesadaran ini muncul lewat suatu proses yang begitu mencekamku.

Diajak Umi Umrah

Sungguh, aku merasa sangat ketakutan ketika suatu hari bermimpi melihat jasadku sendiri dalam kain kafan. Antara sadar dan tidak, aku terpana sambil bertanya pada diri sendiri. Benarkah itu jasadku? Aku juga disiksa habis-habisan. Begitulah, setiap tidur aku selalu bermimpi kejadian yang menyeramkan. Dalam tidur, yang kudapat hanya penderitaan. Aku jadi takut tidur. Aku takut mimpi-mimpi itu datang lagi.

Aku juga jadi takut mati. Padahal dulu aku sempat menantang maut. Meminta mati datang karena aku tak sanggup lagi bertahan saat ada masalah dengan seorang cewek. Sebetulnya sepele, kan? Tapi masalah itu kuberat-beratkan sendiri. Rasa takut mati itulah yang akhirnya membuatku sadar bahwa ada yang tidak meninggalkanku dalam keadaan seperti ini, yaitu Allah.

Aku teringat kembali pada-Nya dan menyesali semua perbuatanku selama ini. Pelan-pelan, keadaanku membaik. Kesadaran-kesadaran itu datang kembali. Aku menemui Umi, bersimpuh meminta maaf atas semua dosa yang kulakukan. Umi memang luar biasa. Betapa pun sudah kukecewakan demikian rupa, beliau tetap menyayangi dan memaafkanku. Umi lalu mengajakku berumrah.

Dengan kondisiku yang masih labil dan rapuh, kami berangkat ke Tanah Suci. Kali ini aku berniat sembuh dan kembali ke jalan Allah. Di sana, aku mengalami beberapa peristiwa yang membuatku sadar pada dosa-dosaku sebelumnya. Usai salat Jumat di Madinah, Umi mengajakku ke Raudhoh. Aku tak tahu apa itu Raudhoh, tapi kuikuti saja. Umi terus meminta ampunan pada Allah.

Aku lalu keluar, berjalan menuju makam Nabi Muhammad. Aku bersalawat. Begitu keluar dari pintu masjid, rasanya seperti ada yang menarikku. Aku mencoba berjalan sekuat tenaga, tapi tak bisa. Kekuatan itu rasanya sangat besar. Aku lalu bersandar pada tembok. Air mataku yang dulu tak pernah keluar, kini mengalir deras. Aku menyesali dosa-dosaku, dan berjanji tak akan melakukan lagi semua itu.

Bagai sebuah film yang sedang diputar, semua dosa yang pernah kulakukan terbayang jelas di pelupuk mataku silih berganti, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Tiba-tiba dari mulutku keluar kalimat permintaan ampunan pada Allah. Di Mekkah, di hadapan Kabah, aku merapatkan badan pada dindingnya.

Aku bersandar, menengadahkan tangan memohon ampun karena terlalu banyak dosa yang kulakukan. Seandainya sepulang dari Tanah Suci ini melakukan dosa lagi, aku minta pada Allah untuk mencabut saja nyawaku. Namun, seandainya punya manfaat untuk orang lain, aku minta disembuhkan. Aku yang dulu angkuh, sekarang tak berdaya. Setelah pulang beribadah, aku membaik. Aku mencoba bertahan dalam kondisi bertobat itu, tapi ternyata sulit luar biasa.

***

BIDADARI CANTIK JADI PEMBANGKIT HIDUP

Setelah berkali-kali jatuh-bangun, akhirnya Jeffry kembali dekat pada agama. Kasih sayang kekasih yang akhirnya menjadi istri ikut menjadi pembangkit semangatnya. Perjuangannya menjadi ustaz cukup berat sampai akhirnya ia sukses jadi penceramah. Sepulang umrah, aku mencoba hidup lurus. Namun, lagi-lagi aku tergoda. Suatu malam, aku dan teman-teman berencana nonton jazz di Ancol. Aku memperingatkan mereka untuk tidak bawa narkoba, karena kami sudah sepakat untuk berhenti memakai. Ternyata, salah satu temanku masih saja membawa cimeng. Apesnya, kami dirazia polisi di depan Hailai.

Teman-temanku yang lain kabur. Tinggallah aku, temanku yang membawa cimeng, dan satu teman lain. Aku sulit kabur karena mobil yang kami pakai adalah mobilku. Akhirnya kami bertiga dibawa ke kantor polisi dan ditahan. Aku dilepas karena tak terbukti membawa. Kucoba telepon Umi untuk menjelaskan masalah ini, tapi Umi tak mau menerima teleponku.

Si penerima telepon malah diminta Umi untuk mengatakan, beliau tak punya anak bernama Jeffry. Hatiku tercabik-cabik. Pedih rasanya tak diakui sebagai anak oleh Umi. Kuakui, pastilah hati Umi sudah sedemikian sakitnya. Bayangkan, aku yang sebelumnya sudah mengaku bertobat, malah kembali memilih jalan yang salah.

Meski aku sudah bersumpah demi Tuhan tidak memakai narkoba lagi, Umi tak percaya lagi. Itulah puncak kemarahan Umi. Sungguh bersyukur, Allah masih berkenan menolongku. Datang seorang gadis cantik dalam hidupku. Ia mau menerimaku apa adanya. Sebelumnya, banyak gadis meninggalkanku sehingga aku merasa sebatang kara dalam cinta. Gadis bernama Pipik Dian Irawati ini seorang model sampul sebuah majalah remaja tahun 1995, asal Semarang.

Cuek Saat Pacaran

(Berikut ini adalah penuturan Pipik: Aku pertama kali melihatnya sedang makan nasi goreng di Menteng sekitar tahun 1996 – 1997. Rambutnya gondrong. Waktu itu, aku bersama Gugun Gondrong. Setahuku, Jeffry adalah pemain sinetron Kerinduan, karena aku mengikuti ceritanya. Aku ingin berkenalan dengannya, tapi Gugun melarangku.

Tak tahunya, waktu buka puasa bersama di rumah Pontjo Sutowo, aku bertemu lagi dengannya. Rambutnya sudah dipotong pendek. Aku nekat berkenalan. Kami mulai dekat dan saling menelepon. Aku enggak tahu kapan kami resmi pacaran, karena enggak pernah “jadian”. Dia juga tak pernah menyatakan cinta. Waktu pacaran, dia cuek setengah mati.

Awalnya, semangatnya boleh juga. Pertama kami pergi bareng, dia datang ke rumah di Kebon Jeruk, di tengah hujan deras dari rumahnya di Mangga Dua. Jeffry naik taksi dengan memakai jins dan sepatu bot. Ia yang hanya bawa uang Rp 50 ribu, mengajakku nonton di Mal Taman Anggrek. Di dalam bioskop, kami seperti nonton sendiri-sendiri. Dia diam saja selama nonton.

Sejak itu, kami sering jalan bareng, karena kami memang hobi nonton dan makan. Semakin dekat dengannya, aku makin tahu ternyata dia pemakai narkoba kelas berat. Teman-temanku mulai bertanya, mengapa aku mau berpacaran dengannya. Aku sendiri tak tahu persis alasannya. Mungkin rasa sayang yang sudah terlanjur muncul dalam hati yang membuatku mau bertahan. Hatiku terenyuh dan tak mau meninggalkan dia sendiri.

Tentu saja keluargaku tak ada yang tahu, karena sengaja kusembunyikan. Mungkin mereka baru tahu sekarang, setelah membaca kisah hidupnya di berbagai media. Sementara itu, aku sibuk tur keluar kota sebagai model, sehingga kami sering tak ketemu. Akhirnya kami putus. Waktu akhirnya ketemu lagi, ternyata dia sudah punya pacar lagi. Karena masih sayang, aku sering membawakannya hadiah dan memberi perhatian. Setelah Jeffry putus dari pacarnya, kami kembali bersatu.)

Jualan Kue

Pipik sangat berarti buatku. Dia mengerti, peduli dan perhatian padaku. Padahal, aku sempat hampir menikah dengan orang lain. Ternyata Allah sayang padaku. Allah menunjukkan, wanita yang nyaris kunikahi itu bukan untukku. Pipik bagai bidadari yang datang dengan cinta yang besar. Ia memberi keyakinan, menikah dengannya akan membawa perubahan besar dalam hidupku.

Aku mendatangi Umi dan minta izin untuk menikah. Luar biasa, Umi tetap menerimaku dengan segala kasih sayangnya. Sambil menangis, Umi mengizinkanku menikah. Aku sendiri terbilang nekat. Sebab, waktu itu aku tak punya apa-apa. Badan pun kurus kering, dengan mata belok, dan penyakit paranoid yang kuderita tak kunjung sembuh. Bahkan, pekerjaan pun aku tak punya.

Untuk menghindari maksiat, kami menikah di bawah tangan pada tahun 1999. Teman-temanku yang sekarang sudah meninggal karena over dosis, sempat menghadiri pernikahanku. Setelah itu, kami tinggal di rumah Umi. Sekitar 4 – 5 bulan setelah itu, kami menikah secara resmi di Semarang.

Namun, menikah rupanya tak cukup menghentikan kebandelanku. Istriku pun merasakan getahnya. Aku pernah memakai narkoba di depannya, dan menggunakan uangnya untuk membeli barang haram tersebut.

Kesulitan lain, aku dan Pipik sama-sama menganggur. Pernah kami mencoba berdagang kue. Malam hari kami menggoreng kacang, esok paginya bikin kue isi kacang dan susu. Lalu kami titipkan ke toko kue.

Tapi mungkin rezeki kami bukan di situ. Kue yang kami buat hanya laku beberapa buah. Dalam sehari kami hanya membawa pulang Rp 200 – 300. Akhirnya kami berhenti berjualan kue. Kehidupan kami selanjutnya kami jalani dengan penuh perjuangan sekaligus kesabaran.

Makan Sepiring Berdua

Kesetiaan Pipik begitu luar biasa. Simak penuturannya berikut ini. (Perasaan sayang yang sangat kuat membuatku mantap menikah dengannya. Aku tak peduli lagi meski dia pecandu, bahkan pernah mengalami over dosis dan hampir gila karena paranoidnya. Aku banyak mengalami hal-hal luar biasa dengannya. Kalau tidak sabar, mungkin aku sudah tidak bersamanya lagi.

Awal menikah, kami tinggal di rumah Umi. Meski hidup seadanya, beliaulah yang membiayai hidup kami. Aku dan Jeffry tak jarang makan sepiring berdua, karena memang benar-benar tak ada yang bisa dimakan. Berat rasanya jadi istri dari suami penganggur, apalagi setelah menikah aku tidak lagi bekerja.

Tapi aku yakin, Allah tidak mungkin memberikan cobaan pada umat-Nya melebihi kemampuannya. Aku yakin, pasti ada sesuatu yang akan diberikan Allah padaku. Beruntung, Umi sangat sayang padaku.

Aku sendiri tak jera memberi masukan padanya untuk mengubah hidup. Kami sama-sama saling belajar menerima kelebihan dan kekurangan satu sama lain. Pelan-pelan, hidupnya mulai berubah menjadi lebih baik, terutama setelah aku hamil. Mungkin dia sendiri sudah capek dengan kehidupannya yang seperti itu.)

Hidup di Jalan Allah

Pelan-pelan, aku kembali dekat pada agama. Perubahan besar terjadi dalam hidupku pada tahun 2000. Kala itu, Fathul Hayat, kakak keduaku yang setengah tahun silam meninggal karena kanker otak, memintaku menggantikannya memberi khotbah Jumat di Mangga Dua. Pada waktu bersamaan, dia diminta menjadi imam besar di Singapura.

Fathul memang seorang pendakwah. Selama dia di Singapura, semua jadwal ceramahnya diberikan padaku. Pertama kali ceramah, aku mendapat honor Rp 35 ribu. Uang dalam amplop itu kuserahkan pada Pipik. Kukatakan padanya, ini uang halal pertama yang bisa kuberikan padanya. Kami berpelukan sambil bertangisan.

Selanjutnya, kakakku memintaku untuk mulai menjadi ustaz. Inilah jalan hidup yang kemudian kupilih. Betapa indah hidup di jalan Allah. Aku mulai berceramah dan diundang ke acara seminar narkoba di berbagai tempat. Namun, perjuanganku tak semudah membalik telapak tangan. Tak semua orang mau mendengarkan ceramahku karena aku mantan pemakai narkoba. Tapi aku mencoba sabar.

Alhamdulillah, makin lama ceramahku makin bisa diterima banyak orang. Bahkan sekarang, aku banyak diundang untuk ceramah di mana-mana, termasuk di luar kota dan stasiun teve. Aku bersyukur bisa diterima semua kalangan. Aku pun ingin berdakwah untuk siapa saja. Aku ingin punya majelis taklim yang jemaahnya waria. Mereka, kan, juga punya hak untuk mendapatkan dakwah.

Kebahagiaan kami bertambah ketika tahun 2000 itu, lahir anak pertama kami, Adiba Kanza Az-Zahra. Dua tahun kemudian, anak kedua Mohammad Abidzan Algifari juga hadir di tengah kami. Mereka, juga istriku, adalah inspirasi dan kekuatan dakwahku. Kehidupan kami makin lengkap rasanya.

Sampai sekarang, aku masih terus berproses berusaha menjadi orang yang lebih baik. Semoga, kisahku ini bisa jadi bahan pertimbangan yang baik untuk menjalani hidup. Pesanku, cintailah Tuhan dan orangtuamu, serta pilihlah teman yang baik.

Wallahu’alam bishshawab, ..
#Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ....


Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...


Ustad Jeffry menulis di twitter, pada 13 April 2013, sehari setelah ulang tahunnya ”Pada akhirnya.. Semua akan menemukan yg namanya titik jenuh.. Dan pada saat itu.. Kembali adalah yg terbaik.. Kembali pada siapa..??? Kpd 'DIA' pastinya.. Bismi_KA Allahumma ahya wa amuut..”

Mungkin Ustaz Jeffry Al Buchori hanya mengingatkan para pengikutnya di akun Twitter untuk selalu ingat kepada Sang Pencipta. Namun, siapa sangka tweet terakhirnya justru menjadi salah satu tanda ustaz yang akrab dipanggil Uje ini meninggal dalam kecelakaan.

Ustaz yang akrab dipanggil Uje ini meninggal dunia dalam kecelakaan pada hari Jumat, 26 April 2013.


Selamat Jalan Ustazd Uje
Semoga Kau berada di tempat yang tenang di alam sana
Aamiin

Kamis, 25 April 2013

Perspektif yang positif

Kita selalu dapat memilih perspektif kita sendiri. Jadi pilihlah untuk hidup dengan positif, berdayakan satu perspektif positif kita.

Daripada membiarkan berita buruk yang dapat membuat kita turun, lebih baik membuat kabar baik kita sendiri. Daripada membiarkan kesulitan itu menghambat kita, lebih baik memilih kemungkinan untuk mendorong kita maju.

Lihatlah kebaikan, maka itu akan membuat kebahagiaan, bahkan lebih. Lihatlah peluang, maka itu akan mengubah mereka menjadi prestasi yang berharga.

Temukan keindahan, bahkan di saat yang paling biasa. Cari pemenuhan sejati dengan memberikan keindahan yang hidup dalam diri kita.

Masukan sukacita dalam setiap tindakan kita. Lalu tambah makna dan substansi setiap hari dari tindakan kita itu.

Berpikir, merasa, bertindak, hidup dari yang tertinggi, perspektif yang paling positif. Dan pengalaman yang terbaik tentang kehidupan dapat memberikan kebahagiaan sejati.

>> follow @CepPangeran

Rabu, 24 April 2013

Manfaatkan Peluang Saat Ini

Jangan biarkan waktu kita berlalu begitu saja. Isilah dengan senyum, kekayaan rohani dan makna di setiap kehidupan. Setiap saat adalah kesempatan untuk mengeksplorasi, menikmati, memperkaya dan berbagi keindahan hidup.

Penuhi kehidupan, dimana setiap saat diarahkan kepada positif, dan tujuan yang berarti. Isi kehidupan kita dengan peluang-peluang yang didapat.

Kita tidak harus berharap untuk kesempatan besar datang dengan cara kita. Kesempatan besar kita ada di sini, saat ini dan sekarang juga.

Ada banyak alasan untuk tidak memanfaatkan momen ini. Namun pilihan terbaik adalah selalu menciptakan nilai yang bermakna, tidak hanya mengumpulkan alasan yang masuk akal.

Kesempatan kita adalah sekarang ini, sehingga mengambil dan menjalankannya. Rasakan betapa besar rasanya hidup dengan tujuan, dan kita akan merasa seperti melakukannya jauh lebih sering.

Dari mana pun kita berasal, di manapun kita berada, dan apa pun situasinya, pasti ada kesempatan besar saat ini. Hiduplah sekarang, dan buat semua waktu kehidupan yang lebih kaya sebagai hasil dari pilihan kita.

>>follow @CepPangeran

Selasa, 23 April 2013

Biarkan cinta mengalir bebas

Cinta percaya apa yang tidak mungkin dapat dilakukan. Dan kemudian cinta membuat hal itu terjadi.

Cinta adalah alasan yang menentang semua alasan. Cinta bahkan menyatukan orang-orang yang tidak pernah setuju bisa sebaliknya.

Berikan cinta bukan karena itu kewajiban kita. Berikanlah cinta karena kita bisa.

Tawarkan cinta bukan karena kita mencari harta karun sebagai imbalan. Tawarkan cinta, dan kita akan menemukan bahwa itu adalah harta terpendam.

Bila kita tidak yakin apa yang harus dikatakan, maka biarkanlah cinta yang bicara. Jika kita tidak dapat memutuskan ke mana harus pergi, maka putuskanlah untuk bertindak dari perspektif cinta.

Cinta dapat menghubungkan yang telah retak, memberdayakan sebuah komunikasi, menyala dan memahami seperti apa-apa lagi yang bisa dilakukan.

Biarkan cinta mengalir bebas dari setiap sudut dalam hidup kita. Biarkan cinta menembus ruang dan sekat simpati yang paling dalam. Biarkan cinta menemukan muara Kasih dan KebesaranNya.

>>follow @CepPangeran

Senin, 22 April 2013

Sandi-Sandi Cinta, Kala Cinta Menyapa

Susah, memang susah. Rasanya jika kita menguraikan makna cinta, ia memiliki banyak makna tergantung siapa yang menerjemahkannya. Tidak cukup mulut mengatakan makna-maknanya, pun kertas tak muat untuk menuliskannya, dan siapa pun tak kan usang membicarakan makna cinta. Ya, begitulah cinta. Ia sebagai bahasa jiwa, jadi biarlah sang jiwa yang mengurai maknanya menjadi tulisan atau kata.

Kala cinta menyapa, tidak salah kita pun balik menyapa. Itu adalah fitrah yang telah Allah berikan kepada setiap manusia. Tapi semoga kita sapa ia dengan cara yang tepat. Jangan sampai cinta sebagai fitrah menjadi badai yang seketika menjatuhkan kita pada fitnah dari fitrahnya.

Kala cinta menyapa, saking senangnya kadang ia membuat hati berdegup-degup, jantung meloncat-loncat, raut muka sumringah bahagia, seolah si dia membisikan syair-syair yang menyihir benak dan rasa. Maka jangan heran ketika ada rekan kita senyum-senyum girang saat saling sapa, atau berpapasan dengan si dia. Karena memang begitulah cinta, ia menggelitik hati membawa riak-riak yang berubah menjadi gelombang lamunan yang amat jauh.

Ah, memang begitu lah cinta. ia hadir menjadi sebuah gelombang yang merubah struktur jiwa dan karakter manusia. Cinta dapat merubah manusia menjadi apapun. Majnun kah seperti cinta laila, Gila seperti cinta Romeo Juliet, Cemburu seperti Aisyah pada rosul atas khadijah, sengsara seperti cinta Fatkai yang berhujung “begitulah cinta, penderitaannya tiada akhir”.

Semoga kita tidak salah memberikan makna dan ruang atas cinta. biarkan cinta kita mengalir atas fitrah kesucian yang telah diberikan oleh ia yang maha Suci. sehingga ada dua jenis cinta yang beberapa kalangan sampaikan yaitu cinta imani dan cinta syahwat. Cinta imani ialah cinta yang semakin mendekatkan diri pada Rabb yang memberikan cinta dalam bingkai syariah yang lahir atas konsekuensi iman. Sedangkan cinta syahwat, ialah cinta yang hanya berlandaskan keinginan nafsu dan hasrat pribadi.

Kala cinta menyapa, maka akan ada sandi-sandi yang lahir tanpa adanya kordinasi dan komunikasi, sandi itu lahir atas keserasian rasa dan jiwa dari mereka yang sedang merasakan getar cinta. maka wajar jika cinta adalah hasil dari hati-hati yang saling mengenali. Jika kata rekan kampusku, “akhi, tau ga? jika orang yang sedang jatuh hati/cinta, itu kerasa.

Kerasa saat berpapasan, kerasa saat berkata, kerasa saat diberikan senyum. seolah ada getaran yang menggelombang”. Ungkapan saudaraku ini, mungkin ungkapaan karena ia sedang terserang penyakit cinta. Bisa jadi memang seperti itu rasanya. biasanya pelaku lebih valid, dibandingkan pengamat. Semoga Allah tetap menjaga antum akhi...

Kala cinta menyapa, ada sandi-sandi yang menautkan antara dua hati. Mungkin kita pernah menyaksikan pasangan suami istri, atau pasangan pengantin muda yang sedang dilanda badai cinta, ia begitu terlihat mesra, kompak dan bersahaja. Sepertinya benar menjadi keluarga Asmara yang kala pada resepsi banyak doa yang disampaikan pada kedua pasangan.

Saat mereka berbicara, bertindak, dan meminta, keduanya saling mengerti meski bukan kata yang bicara hanya mata yang mengerling saja. Inilah sandi-sandi cinta, kala cinta menyapa keduanya saling memahami dan mengerti. karena jiwa mereka telah bertaut, menyatu atas iman dan cinta pada tuhannya.

Hati mereka menjadi satu, sehingga wajar hati, kata salim A fillah “bicara tanpa kata, menjawab tanpa suara, dan sering menyengat tanpa terlihat. tapi terasa”. Semoga Allah SWT tetap menjaga diri kita atas hadiah yang Allah berikan kepada manusia yaitu cinta, semoga kala cinta menyapa, sandi-sandi itu di terjemahkan kala pada waktunya saja. Wallahua’lam

:: Artikel dikirim oleh Nurdin Hoerrudin | sekarang tinggal di Jakarta-Depok | @BangNadash


Rumah Motivasi Online menerima tulisan, artikel membangun jiwa, motivasi. Kirim tulisan sahabat ke email saya; cepypram@yahoo.com atau infokan @CepPangeran

Hidup Itu Sederhana, Sesederhana ini

Hidup-Sederhana

Hidup itu sederhana, sesederhana ini>>>Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

"Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik."

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb.
Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

"Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja."

Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik.”
Ibu menjawab: "Mengapa?"
Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."

"”Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah."

 Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur."
Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."

"Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja."

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"
Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."
Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."
Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."
Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."

"Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat."

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."
Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."
Beberapa hari kemudian katak sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

"Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja."

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.
Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?"
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit."

"Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja."

Sumber :https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=454450094637441&id=244560172293102

Demikian, semoga ada manfaat yang bisa diambil, memang hidup tidak sesederhana ini, tapi mari kita bikin lebih sederhana dengan berserah diri kepada Allah, tetap jaka kesadaran bahwa semua milik Allah, jadi kita tidak akan pernah merasa dirugikan, karna pada dasarnya kita tidak pernah memiliki apa-apa. Hidup Itu sederhana, Sesederahana ini.

Wassalamualaikum....

Tahap paling sulit dalam kehidupan Anda bukan ketika tidak ada yang mengerti Anda


Tahap paling sulit dalam kehidupan Anda bukan ketika tidak ada yang mengerti Anda,
Justru ketika Anda tidak memahami diri Anda sendiri.

Quote, Tahap paling sulit dalam kehidupan Anda bukan ketika tidak ada yang mengerti Anda

Tidak mungkin?

Sebagian besar waktu ketika orang mengatakan tidak ada cara atau tidak mungkin. Pasti ada cara, tetapi mereka hanya tidak bersedia untuk menemukannya atau untuk melakukan apapun yang diperlukan guna mewujudkannya.

Apakah kita dalam situasi yang sulit? Pasti ada jalan keluar, dengan cara yang akan membawa kita ke arah di mana kita benar-benar ingin menjadi berhasil.

Apakah ada sesuatu yang benar-benar kita inginkan? Pasti ada cara untuk mencapai itu, tidak peduli seberapa jauh dari jangkauan yang mungkin tampak.

Jika kita tidak dapat melihat jalan, maka teruslah mencari. Jika kita melihatnya tapi tidak mau melakukannya, kemudian pergilah untuk bekerja pada diri kita sendiri.

Lihatlah prioritas kita. Mereka sudah mendapatkan kita di mana kita berada sekarang dan jika kita benar-benar ingin mendapatkan di tempat lain, pasti itu tempat yang lebih baik, maka mereka perlu prioritas untuk mengubah.

Hampir semuanya adalah mungkin. Pertanyaan sebenarnya adalah ini. Apa yang mungkin bagi kita adalah apa pun yang kita putuskan untuk membuatnya mungkin.

Jika itu cukup penting bagi kita, maka pasti kita akan menemukan jalannya. Karena selalu ada jalan. Bila kita bersedia, hal itu akan menjadi milik kita.

>>follow @CepPangeran


Selamat datang kritik

Tidak ada hukum yang mengatakan kita harus terluka oleh kritik. Bahkan, kita dapat dan bisa memilih untuk berkembang di atasnya. Saat kita dikritik, janganlah merasa hancur, apalagi dendam. Buatlah ia menjadi kumparan-kumparan positif untuk lebih maju lagi.

Tidak, kita tidak ingin sengaja menyinggung perasaan orang atau melakukan hal-hal yang benar-benar bodoh. Tetapi tidak pernah ada alasan mengapa kita harus membiarkan opini orang lain tentang kita membuat kita turun.

Sangat menyenangkan untuk memiliki umpan balik positif. Namun hal itu bisa jauh lebih berguna dan instruktif untuk menerima umpan balik negatif.

Adalah baik untuk mengetahui apa yang kita lakukan itu, benar. Namun potensi terbesar untuk perbaikan datang ketika kita memahami apa yang kita lakukan, salah.

Alih-alih menjadi defensif atau marah tentang kritik yang kita terima, hal itu bisa dihargai. Jika seseorang memiliki masalah dengan kita, maka biarkan menjadi masalah orang itu dan biarkan itu menjadi keuntungan kita.

Kita benar-benar layak, terlepas dari apa yang orang lain mungkin berpikir, dan sepenuhnya mampu ada perbaikan berkelanjutan.

Sambutlah kritik dan peluang itu untuk membawa, membuat dan menggunakannya setiap hari, setiap usaha, setiap pengalaman bahkan lebih baik daripada yang sebelumnya.

>>follow @CepPangeran


Minggu, 21 April 2013

Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

Setiap pasangan suami istri pasti menginginkan rumah tangganya bahagia, karena membina rumah tangga pada prinsipnya adalah mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.

Dan keluarga sakinah merupakan idaman bagi setiap keluarga muslim. Keberhasilan atau kegagalan dalam karir seseorang banyak dipengaruhi oleh kehidupan keluarganya.

Di samping itu membangun keluarga yang sakinah merupakan cikal bakal lahirnya anak-anak yang berkualitas, mandiri, memiliki ketahanan mental dan spiritual yang kokoh yang pada gilirannya akan terwujud masyarakat dan bangsa yang maju dan mandiri.

Untuk dapat mewujudkan keluarga sakinah, tidak semudah membalikan telapak tangan. Dalam dinamika kehidupan berkeluarga, perjalanan pasangan suami istri tidak terlepas dari rintangan, bahkan terkadang krikil-krikil kecil sering menyertai kehidupan berkeluarga.

Dan untuk mewujudkan keluarga sakinah perlu adanya upaya dan tekad yang kuat dari masing-masing pasangan, saling menerima kekurangan dan kelemahan pasangan masing-masing. Selain itu, juga diperlukan kesabaran dan keuletan dalam mengarungi bahtera rumah tangga serta pengamalan terhadap ajaran agama, di mana hakikat pernikahan adalah dalam rangka melaksanakan sunatullah.

Setiap pasangan suami istri yang menikah, tentu sangat menginginkan kebahagiaan hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka. Ada ketenangan, ketentraman, kenyamanan dan kasih sayang. Rumah tangga yang menjadi surga dunia! tidaklah identik dengan limpahan materi, kebahagiaan bukanlah sebuah kemustahilan untuk dicapai, sebab kebahagiaan merupakan pilihan dan buah dari cara berfikir dan bersikap.

Oleh karena itu, hanya dengan pasangannyalah ia dapat menikmati manisnya cinta dan indahnya kasih sayang dan kerinduan. Islam menjadikan keluarga sebagai tempat untuk menjaga diri, yaitu menciptakan ketentraman dan keselamatan dari segala bentuk kejahatan yang ditimbulkan oleh orang lain, sehingga keluarga harus dijadikan tempat tinggal yang penuh dengan kebahagiaan agar seluruh anggota keluarga betah di rumah dan selalu merindui.

Sebagimana firman Allah SWT, “Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal...” (QS An Nahl: 80). Untuk mewujudkan keluarga seperti yang di atas, haruslah bersama-sama antara suami dan istri untuk mengekalkan cinta yang merupakan anugerah dari Allah SWT.

Karena, tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas hubungan suami dan istri dalam rumah tangga sangat mempengaruhi keluarga tersebut menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah (Samara).

Oleh karena itu, suami istri harus sama-sama menjaga dan menghormati ikatan perkawinan yang telah dibuat sebagai sebuah ikatan yang suci. Agar perkawinan itu menjadi kuat, maka diperlukan pengikat yang kuat pula, yaitu mawaddah dan rahmah.

Mawaddah adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Mawaddah ini adalah “cinta plus”. Orang yang di dalam hatinya ada mawaddah, maka tidak akan memutuskan hubungan, seperti apa yang terjadi pada orang ‘bercinta’. Ini disebabkan hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan, sehingga pintu-pintunya pun tertutup untuk dimasuki keburukan.

Sedangkan rahmah adalah kondisi psikologis ketidakberdayaan. Rahmah akan menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak cemburu buta, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak menjadi pemarah apalagi sampai pendendam.

Kualitas mawaddah wa rahmah di dalam rumah tangga, yang dipupuk oleh pasangan suami istri sangat menentukan bagaimana kondisi rumah tangga tersebut, apakah bahagia atau tidak. Tidak ada artinya hubungan suami istri yang tidak didasarkan pada cinta dan kasih sayang. Badan berdekatan namun ruh berjauhan.

Jadi, tidak bisa kita dipungkiri bahwa istri tidak hanya membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan segala kebutuhan material belaka.

Tetapi istri juga sangat mengharapkan dari suami perhatian yang tulus, perkataan halus, wajah cerah sumringah, senyum ceria, senda gurau yang menyenangkan, sentuhan lembut, ciuman yang mesra serta berbagai perilaku mulia yang menyejukkan hati dan mendinginkan gundahnya, bahkan itu semua melebihi daripada kebutuhan material. Wallahua’lam

>>follow @CepPangeran
 

Peran Suami dalam Membina Keluarga Sakinah

Islam telah menetapkan dan menggariskan bahwa suami merupakan pemimpin dalam rumah tangga dan bertanggung jawab terhadap apa yang ia pimpin.

Namun ternyata, tidak semua suami mengerti dan memahami tentang peranannya dalam rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya.

Terkadang suami cenderung ingin lepas dari peranannya itu, bahkan tidak mau peduli sama sekali. Ia melimpahkan perannya kepada sang istri.

Selain itu dampak dari ketidak mengertian dan pemahaman suami tentang peranannya sebagai kepala rumah tangga, terutama dalam membina keluarga yang sakinah juga akan terlihat pada masyarakat.

Oleh karena itu dirasa sangat perlu adanya pemahaman tentang peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah. Peranan suami dalam hal ini memegang kedudukan yang sangat penting dalam menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah, sesuai dengan kedudukan suami dalam rumah tangga.

Peranan suami, yang akhirnya menjadi tanggung jawabnya harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab agar suami tidak merasa sebagai kepala rumah tangga yang berhak melakukan apa saja terhadap keluarganya sesuai dengan yang ia inginkan, apalagi melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yang umumnya dilakukan oleh kaum pria, yaitu suami.

Justru sebaliknya suami harus bisa menjaga dan mengayomi seluruh anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya serta mendidiknya, sehingga angota keluarga itu merasa tentram berada di dalam keluarganya, bukan sebaliknya.

Islam telah menetapkan peranan-peranan yang dimiliki oleh suami, dimana peranan itu akan menjadi tangung jawab suami kelak dan akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan Allah SWT di akhirat kelak.

Menghadapi kenyataan tersebut, suami terlebih dahulu harus mengetahui kedudukan dan fungsinya dalam keluarga, baru kemudian suami itu akan mengetahui peranan yang menjadi tanggung jawabnya. Sehingga suami akan lebih mudah dalam melaksanakan peranannya dalam membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah (Samara).

Sudah seharusnya seorang suami mampu membimbing istri dan anak-anaknya agar berakhlak mulia. Kehormatan seorang suami bukan karena gelar, pangkat, kedudukan, harta, jabatan, maupun popularitas.

Yang paling penting dari itu semua adalah selain suami harus berlemah lembut, hendaknya ia menjadi contoh, dan dalam hal mendidik adalah bagaimana suami mendidik anak dan istrinya agar mampu mengenal Allah SWT dan mengetahui arti hidup ini agar bisa mengarungi hidup ini di jalan yang diridhai-Nya. Untuk para suami, mari kita berbuat lebih baik lagi kepada istri, anak-anak juga keluarga.

>>follow @CepPangeran


Lakukan yang terbaik hari ini dan lakukan sekarang juga

motivasi, Lakukan yang terbaik hari ini dan lakukan sekarang juga

Tiga hari dalam hidup

Hari pertama : hari kemarin.
Kita tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Kita tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Kita tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang Kita rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat dan beristirahat dengan tenang,
lepaskan saja…

Hari kedua : hari esok.
Hingga mentari esok hari terbit,
Kita tak tahu apa yang akan terjadi.
Kita tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Kita tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba, dan belum tentu esok hari Kita merengkuhnya
biarkan saja…

Yang tersisa kini hanyalah hari ini.
Pintu masa lalu telah tertutup.
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri Kita untuk hari ini.
Kita dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila Kita mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan hari esok.

Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada Kita.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa Kita menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri Kita sendiri.

Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu
bingung, lakukan yang terbaik hari ini dan lakukan sekarang juga.

Pasang Iklan Anda Disini !!

Assalamualaikum wr wb dan salam sejahtera bagi kita semua

Disini saya akan menawarkan slot iklan yang tersedia yaitu :

Floating sidebar kiri dan kanan : 120 x 600 : Rp. 125.000 / bulan
Floating bawah 728 x 90 : Rp. 100.000 / bulan
Side bar kanan ( dibawah follower ) 180x150 : Rp. 30.000 / bulan

Adapun data tentang blog ini :

Pagerank : 2 ( bisa dibuktikan )

Pengunjung tiap bulan : plus minus 160.000 pengunjung



Syarat Dan Ketentuan Pasang Iklan :
  • Baner di buat sendiri oleh pemasang iklan
  • tidak boleh mengandung hal-hal yang negatif
  • Tidak bisa membatalkan iklan yang telah disetujui bersama
Untuk harga pemasangan iklan bisa menghubungi :
email : ekotriprastyo@gmail.com
Hp : 08983452206/085729889539
fb : eko tri prastyo

Terima kasih :)

Sabtu, 20 April 2013

Mengusir kerugian

Untuk menjadi pemenang sejati, jadilah pecundang yang baik. Sikap dan tindakan kita ketika terjadi kesalahan akan menentukan seberapa sering sesuatu yang tepat untuk kita.

Hal itu memang akan salah. Dan akan ada resiko dalam setiap usaha. Jalan untuk menuju sukses tidak lurus, seperti jalan bebas hambatan beraspal. Jalan kehidupan ini memiliki banyak liku-liku, kesenjangan, lubang dan trotoar kasar.

Siapapun bisa menjadi positif ketika semuanya berjalan benar. Dan itu bukan prestasi besar. Kunci sebenarnya kesuksesan adalah tetap fokus positif ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang kita rencanakan.

Hari ini kita tidak akan sempurna. Tugas kita juga tidak akan sempurna. Anak dan istri kita juga tidak akan sempurna. Kendaraan kita tidak akan selalu berjalan dengan baik. Komputer, laptop, dan teknologi kita akan crash.

Orang akan menjadi kasar, cuek, benci kepada kita. Hal ini merupakan bagian dari hidup. Dan hidup kita harus dimulai dengan sesuatu yang baik bukan buruk.

Semakin sedikit waktu dan usaha yang kita habiskan untuk merengek, mengeluh dan menjadi kecewa tentang mereka, maka akan semakin banyak waktu yang kita miliki untuk positif, serta kehidupan yang efektif.

Ketika kita bisa menghilangkan kerugian dan terus berjalan maju, maka kita adalah seorang pemenang sejati.

Alasan Seseorang dalam Menikah

Berbagai macam alasan mengapa seseorang itu menikah, dari yang bersifat lahiriah atau fisik hingga yang bersifat alasan agama.

Hal tersebut memang dibolehkan dalam agama seperti dalam hadits Rasulullah SAW, “Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, niscaya kamu beruntung”. (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda, “Dunia adalah kesenangan sementara, dan sebaik-baiknya kesenangan dunia adalah wanita (istri) yang sholehah”. (HR Muslim, An Nasa’i).

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW menyerahkan pilihan kepada setiap orang, tetapi Nabi menggaris bawahi untuk menentukan pilihannya yang taat beragama, baik calon mempelai pria atau wanita. Dari apa yang disampaikan Nabi SAW sangat luas sekali pengertiannya, dan dalam maksudnya.

Disinilah kunci awal kesuksesan seseorang dalam berumah tangga atau berkeluarga. Apa yang mendasari seseorang untuk memutuskan dirinya menikah. Di dalam AlQur’an Allah SWT memberikan gambaran beberapa alasan seseorang itu menikah atau berumahtangga.

Pertama, karena rasa cinta diri atau kecenderungan. Cinta model ini merupakan tingkatan terendah, karena menikah atau berkeluarga hanya mendasarkan hanya kepada lahiriyah atau fisik semata berupa penyaluran seksual yang hanya mengharapkan kenikmatan sesaat dan harta berlimpah (QS Ali Imran: 14).

Kedua, karena semangat saling memberi. Cinta model ini merupakan cinta yang memiliki semangat memiliki. Bila seseorang dalam menikah itu landasannya adalah saling cinta kasih dan kasih sayang, maka akan terbangun antara suami dan istri adanya semangat saling memberi, saling menyayangi, saling melengkapi dan saling menghormati.

Ketiga, karena semangat saling melindungi. Cinta model ini adalah cinta yang terbangun atas dasar ketidakrelaan seorang suami istri. Tidak rela apabila salah seorang anggota keluarga menderita, maka akan terdorong untuk saling melindungi, menghormati dan saling menghargai maka akan tertanam adanya komitmen bersama, tanggungjawab dan pengorbanan.

Keempat, karena semangat saling menerima apa adanya. Cinta model ini adalah cinta yang memerdekakan. Cinta yang tidak memiliki syarat apapun. Dengan cinta model ini, maka seorang suami istri akan saling menerima apa adanya, apapun kondisinya terkait dengan lahiriyah atau fisik, materi dan lainnya.

:: Foto diatas adalah foto pernikahan seorang rekan kerja, namanya Rizki Adawiyah bersama suami, menikah pada hari Minggu, 29 April 2012 atau bertepatan dengan 7 Jumadil Akhir 1433 H