Senin, 25 Maret 2013

Mengantar Istri KKN di PKBN Al Falah Bantar Gebang

Matahari di Bekasi lumayan panas siang itu pukul 14.10 waktu Indonesia Barat, Sabtu, 23 Maret 2013.

Hari itu, saya mengantar istri untuk menjalani Kuliah Kerja Nyata/Dakwah (KKN/D) sebagai mahasiswa program studi Tafsir Hadits di Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah angkatan ke-7. KKN/D istri saya sendiri sudah dimulai sejak Jumat, 1 Maret 2013 hingga Selasa, 30 April 2013.

Pagi harinya saya juga mengantar istri ke daerah Cinere dan Perpustakaan Iman Jama di Lebak Bulus Jakarta Selatan. Tadinya istri sudah meminta izin kepada ketua kelompok untuk tidak hadir datang hari itu ke lokasi KKN/D di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Mengajar) Al Falah Yayasan Ummu Amanah.

Namun niat izin yang sudah disampaikan istri saya batalkan. Karena saya bersedia mengantarkan ke PKBM Al Falah Yayasan Ummu Amanah yang berlokasi di Jl Pangkalan 2 RT 002 RW 01 Kelurahan Sumurbatu Kecamatan Bantargebang, Bekasi sekaligus saya ingin tahu kondisi disana.

Ternyata setiba di lokasi, saya pun merasa pernah berhubungan dengan Yayasan Ummu Amanah beberapa tahun lalu. Setelah Tanya sana dan sini mengenai PKBM Al Falah Yayasan Ummu Amanah ini, ternyata benar kalau saya pernah berhubungan dengan Yayasan tersebut di tahun 2008-2009. PKBM Al Falah ini menempati areal tanah seluas 1400 m2 dengan bangunan sekolah yang berdiri kokoh.

Ini adalah kunjungan keempat istri saya untuk KKN/D di PKBM Al Falah, sedangkan saya ini adalah kunjungan pertama ke sekolah itu. Istri tidak sendiri. Ada temannya istri sesama mahasiswi, yang menemani perjalanan saya menuju kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Bantar Gebang, Bekasi. Di sanalah letaknya sekolah untuk anak-anak pemulung itu.

Perjalanan ke PKBM Al Falah menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam lebih dari Perpustakaan Umum Islam Iman Jama di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Akhirnya saya bersama istri sampai di lokasi kurang dari pukul 14.10 siang.

Aroma bau sampah mulai merambat ke penciuman kami. Namun, aroma tak sedap tersebut tak mengganggu niat saya dan istri. Apalagi ketika kami disambut ramah oleh Ibu Murni dan Ibu Sri dari PKBM Al Falah.

Sambil menunggu istri yang ikut bergabung dengan kawan-kawan mahasiswa STIU yang lain dalam praktek ketrampilan, saya menyempatkan mengambil beberapa foto lokasi sekolah sekaligus bertanya-tanya dengan pak Namin, penjaga sekolah yang terlihat sangat ramah sekali.

Tepat jam dua lewat tiga puluh lima menit (setengah tiga lebih), acara KKN/D istri dan kawan-kawannya, Mahasiswa STIU Darul Hikmah pun selesai.

Saya juga sempat diajak pak Namin untuk melihat foto-foto lama saat sekolah tersebut berjalan dengan menggunakan kardus ataupun triplek untuk anak-anak pemulung itu.

Saat masuk ke ruang kelas ternyata ruangannya cukup asri, rapih dan bersih. Hari itu ada banyak ibu-ibu, orangtua anak-anak yang sekolah di PKBM Al Falah Yayasan Ummu Amanah. Mereka juga sangat nyaman mengikuti kegiatan pengajian/Majelis Taklim yang diadakan Mahasiswa STIU Darul Hikmah yang sedang melakukan KKN/D.

PKBM Al Falah yang berada dibawah Yayasan Ummu Amanah adalah merupakan sekolah kesetaraan yang didirikan dengan biaya sendiri oleh Ibu Sari, perempuan muda dengan jiwa enerjik. Ia memiliki semangat dan jiwa sosial yang tinggi.

Sebelum PKBM Al Falah berdiri, Ibu Sari sudah mendirikan Yayasan Ummu Amanah. Yayasan tersebut merupakan yayasan yang menaungi kegiatan PKBM Al Falah.

Yayasan Ummu Amanah berdiri atas inisiatif sekaligus rasa peduli dan empati Ibu Sari saat melihat sejumlah anak terlantar di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Dengan gerak cepat, bu Sari mengajari mereka belajar membaca, menulis dan mengaji di sebuah mushola yang terbuat dari kardus.

Yayasan Ummu Amanah sendiri mulai menggerakkan sayap dakwah ke wilayah TPA Bantar Gebang sejak tahun 2006. Hingga saat ini, wilayah binaan yayasan meliputi 3 kelurahan yang tersebar di seluruh TPA Bantar Gebang dan merupakan titik-titik rawan pendangkalan aqidah.

Luas wilayah TPA Bantar Gebang sekitar 108 H dan dihuni oleh ratusan pemulung yang tersebar di sekitar penimbunan sampah meninggalkan permasalahan yang pelik, khususnya dampak negatif yang secara langsung dirasakan oleh anak-anak yang tinggal di wilayah tersebut.

Untuk itulah Yayasan Ummu Amanah yang peduli (concern) dalam pembinaan kaum Ibu dan anak, berusaha hadir untuk menawarkan sebuah pembinaan yang terpadu, sebagai ikhtiar agar anak-anak marginal di wilayah TPA Bantar Gebang ini tumbuh menjadi anak-anak yang beriman dan berakhlak mulia.

Untuk memutus rantai kemiskinan, iman, harta dan ilmu maka Yayasan Ummu Amanah mencanangkan pendirian sekolah, TPQ dan majelis taklim sebagai entry point dakwah bilhal yang menyeluruh.

Melalui pendidikan gratis/sangat murah serta pembinaan bagi para orang tua serta pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat sekitar maupun networking dengan berbagai pihak yang dapat menampung tenaga kerja dari TPA Bantar Gebang.

Selain itu, agar anak-anak yang merupakan siswa Yayasan Ummu Amanah dapat tertampung dalam lapangan kerja yang lebih layak agar mereka dapat terentas dari sampah dan meretas masa depan yang lebih baik.

Kuliah Kerja Nyata/Dakwah

Biasanya, saat menjelang penyusunan tugas akhir atau skripsi, setiap mahasiswa dituntut untuk melakukan kuliah kerja nyata/dakwah (KKN/D) sebagai bentuk pengabdian diri kepada masyarakat. Kegiatan KKN/D itu lebih diarahkan untuk membiasakan mahasiswa berkomunikasi, bergaul sekaligus beradaptasi dengan lingkungan masyarakat karena selepas lulus dari kampus pastinya akan langsung terjun berada di tengah-tengah masyarakat.

Karena itu, sebelum nantinya berada di tengah masyarakat guna menghindari kurangnya interaksi dengan masyarakat maka kegiatan kuliah kerja nyata/dakwah (KKN/D) adalah langkah awal yang dapat menjadi modal kuat mahasiswa. Namun ternyata, kuliah kerja nyata tidak selamanya ditentukan kepada mahasiswa yang akan lulus saja.

Bagi mahasiswa yang sudah mengalami kuliah kerja nyata/dakwah (KKN/D) di daerah-daerah akan merasakan suasana desa yang masih asri karena jauh dari polusi selaiknya di Jakarta. Kerukunan antar warganya masih terjaga dan rasa kegotongroyongan masih terasa sangat kental.

Biasanya, kegiatan KKN/D dilakukan kurang lebih selama satu sampai tiga bulan. Namun, bukan lama atau sebentarnya untuk ber-KKN/D, karena yang terpenting adalah bagaimana implementasi kegiatan yang sebelumnya sudah dipersiapkan dan disusun itu bisa dilaksanakan atau tidak.

Dalam kegiatan kuliah kerja nyata/dakwah (KKN/D) itulah para mahasiswa benar-benar diuji kemampuan akademis, daya adaptasi sekaligus kecakapan dan komunikasinya dalam menyelesaikan berbagai masalah.

Dan tentu saja pengalaman yang sangat mengesankan bagi seorang mahasiswa ketika melaksanakan KKN/D dengan warga masyarakat saling berkomunikasi, bahu membahu membuat sekaligus menyukseskan sebuah acara seperti yang sudah direncanakan diawal oleh mahasiswa yang ber-KKN/D, seperti yang saat ini dilakukan istri saya, Tarwiyah. Mahasiswi tingkat akhir program studi Tafsir Hadits di Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah. Semoga sukses bidadariku.

0 komentar:

Posting Komentar