Sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi permasalahan mendasar dalam pencapaian target MDG’s di bidang pendidikan.
Meskipun pemerintah telah mencanangkan wajib pendidikan dasar 9 tahun bagi setiap penduduk, masih diketemukan adanya siswa usia sekolah yang tidak mampu untuk menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun.
Tingkat putus sekolah siswa bervariatif antar propinsi dengan adanya kecenderungan tingkat putus sekolah yang lebih tinggi di wilayah pelosok yang sulit di jangkau pelayanan pendidikan dasar dan wilayah slum area di perkotaan.
Adanya permasalahan putus sekolah siswa pada tingkat pendidikan dasar ini mendorong Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU bekerja sama dengan PT Petrosea menyelenggarakan program Duta Cerdas dengan memberikan pelatihan managemen perpustakaan dan membuat “Plan of Action” sebagai langkah nyata pengembangan perpustakaan di masing-masing sekolah.
Program ini sudah dilaksanakan di beberapa Sekolah Dasar di Propinsi Kalimantan Timur pada bulan Oktober hingga Desember 2012 dengan capaian terbentuknya manajemen perpustakaan sekolah yang lebih berkembang, sehingga terjadi peningkatan frekuensi siswa berkunjung ke perpustakaan yang secara langsung meningkatkan minat baca siswa.
Sosok ibu Ratnawati sebagai salah satu peserta program Duta Cerdas dari SDN 005 Margomulyo kota Balikpapan berhasil menggerakkan seluruh civitas sekolah untuk melakukan suatu perubahan sehingga memberikan pengaruh yang signifikan dalam kebijakan sekolah dalam pengembangan perpustakaan di sekolahnya.
Hasil akhir yang dapat dilihat ialah perpustakaan sekolah menjadi “tempat nongkrong” favorit bagi para siswa SDN 005 Margomulyo. Para siswa senang untuk berkunjung ke perpustakaan karena ketersediaan buku yang banyak, perpus yang tertata rapi, dan suasana yang nyaman dalam perpustakaan serta adanya kegiatan-kegiatan ekstra yang menarik siswa untuk aktif ke perpustakaan.
Dengan berakhirnya program ini bukan berarti tantangan pendidikan dasar di Indonesia telah terjawab. Bahkan posisi program ini dapat digambarkan sebagai adalah suatu pintu masuk untuk menghadapi menjawab tantangan benang kusutnya persoalan pendidikan dasar dan pengentasan buta huruf di Indonesia.
Untuk kedepanya semakin diperlukan adanya program-program pemberdayaan masyarakat hasil kerjasama antara LSM/NGO dengan seluruh pihak terkait baik itu mitra swasta maupun dengan mitra pemerintah untuk mengakselerasi peningkatan pendidikan dasar dan pengentasan buta huruf bagi penduduk Indonesia.
:: Artikel dikirim oleh Sigit Prastyo (sigit_cloud@yahoo.com) | Staf PME (Planning, Monitoring, and Evaluation) Direktorat Pendayagunaan PKPU | @oytsarptigis
Rumah Motivasi Online menerima tulisan, artikel membangun jiwa, motivasi. Kirim tulisan sahabat ke email saya; cepypram@yahoo.com atau infokan @CepPangeran
0 komentar:
Posting Komentar