“Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”. (QS Ali Imran: 146)
Siapa sajakah mereka yang berjatuhan (berguguran) di jalan dakwah. Sebagaimana karakteristiknya, dakwah merupakan amalan panjang yang penuh hambatan dan rintangan.
Perjalanan dakwah bukanlah perjalanan yang bertabur bunga dan penuh penghargaan. Justru sebaliknya, dakwah adalah jihad dan pengorbanan seseorang. Segala bentuk pengorbanan dituntut dari seorang yang ingin berdakwah, mulai dari waktu, harta dan jiwa.
Semuanya menjadi konsekwensi yang harus diberikan saat seseorang telah menyatakan dirinya siap untuk berdakwah di jalan Allah SWT. Dakwah jauh lebih penting ketimbang diri si pendakwah itu sendiri. Tegak serta berdirinya hukum-hukum Allah dan izzatul muslim atau harga diri ummat Islam merupakan orientasi mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Ada banyak faktor yang menyebabkan mereka yang berjatuhan di jalan dakwah. Kepahaman terhadap karakteristik dakwah terkadang menjadi ujian awal seseorang mengeluh berada di barisan panjang dakwah.
Bagaimanapun juga dakwah adalah sunnatullah dengan jumlah orang-orang yang sedikit. Sedikit sekali orang-orang yang mau ikut bergabung di barisan orang-orang mulia, mengingat besar dan sulitnya hambatan rintangan di jalan dakwah.
Bukan dakwah yang membutuhkan para aktivis, akan tetapi aktivis dakwahlah yang membutuhkan dakwah tersebut. Allah SWT telah menjanjikan bahwasannya akan mengganti generasi yang berjatuhan di jalan dakwah, dengan orang-orang (kaum/umat) yang lebih baik lagi.
Ada atau tidak adanya aktivis dakwah dalam barisan dakwah, dakwah tersebut akan terus berjalan dan bertukar generasi. Kebutuhan aktivis dakwah terhadap dakwah adalah untuk kebaikan yang bersangkutan baik di dunia maupun di akhirat. Sementara roda aktifitas dakwah akan terus berputar bersama orang-orang yang konsisten berjuang di dalamnya.
Salah satu yang bisa dilakukan agar tidak termasuk kepada orang-orang yang berjatuhan di jalan dakwah adalah dengan mengetahui apa saja hambatan dan rintangan di jalan dakwah tersebut. Bermacam hambatan dan ujian yang akan ditemukan saat berada di jalan dakwah; diantaranya:
Pertama, jabatan dan alat mencari rezeki. Kedudukan merupakan ujian nyata bagi para aktivis dakwah. Kedudukan bisa mengantarkan seseorang pada surga maupun neraka. Para aktivis dakwah yang telah memperoleh kedudukan di tengah masyarakat hakikatnya sedang diuji. Baik untuk pribadi orang yang menjalani maupun untuk jamaah secara umum.
Rasulullah SAW dan para sahabat telah mengajarkan bagaimana cara mengelola kedudukan agar berbuah pahala dan syurga. Para aktivis dakwah hendaknya senantiasa berkiblat pada siroh dan landasan Alquran dan hadist dalam mengelola kedudukan yang dipegangnya.
Kedua, keluarga (istri dan anak). Keluarga merupakan bentuk ujian nyata seseorang yang mengaku sebagai aktivis dakwah. Allah SWT bahkan mengancam kepada orang-orang beriman, jika mereka lebih mencintai anak-anak, istri dan tempat tinggal mereka, maka kemurkaan akan diturunkan kepada mereka. Bagaimanapun kecantikan dan kesempurnaan seorang anak, bagi aktivis dakwah tetaplah merupakan bentuk ujian yang harus disikapi secara hati-hati.
Ketiga, kecintaan pada dunia dan harta. Harta kerap melalaikan manusia. Begitupun para aktivis dakwah yang juga merupakan jamaah manusia. Secara manusiawi seorang manusia tentu akan tergiur hatinya dengan gemerlapnya harta dunia. Namun di sanalah peran hidup berjamaah bermain.
Satu orang menjadi penasehat rekan yang lain, begitupun sebaliknya. Saling mengingatkan atas kelalaian masing-masing. Kecintaan terhadap harta dunia dapat melalaikan seseorang dan melupakan orientasi utama dakwahnya hanyalah untuk Allah SWT.
Keempat, godaan sebagai penghalang yang cukup melemahkan. Lingkungan dan orang-orang yang memusuhi dakwah di sekitar kita terkadang membisik-bisikkan godaan agar kita melalaikan dan meninggalkan dakwah. Ini merupakan bentuk dari ujian dan rintangan yang akan dihadapi seorang aktivis dakwah. Jika ia lemah, maka ia akan menjadi orang-orang yang berjatuhan di jalan dakwah. Wallahua'lam
Diringkas oleh: Cecep Y Pramana
Dari buku: “Yang Berguguran di Jalan Dakwah” karya: Fathi Yakan (Al Itishom)
Twitter:
0 komentar:
Posting Komentar