Assalamualaikum Sobat Ruang.....
Ilmu Vs Harta adalah sebuah petuah dari Imam Ali Radliyallahu'anhu. Nasihat dari Imam Ali bin Abi Thalib ini saya kutip dari Kitab Ihya Imam Al-Ghazali, sebagai catatan saya pribadi, dan berharap juga bisa dibaca dan diambil hikmahnya untuk sobat ruang semua.
Imam Ali, "Manusia dibagi menjadi tiga macam, Pertama adalah orang Alim yang taat kepada Tuhan, Orang yang menuntut Ilmu, yang berada pada jalanan, dan orang kebanyakan yang hanya ikut-ikutan, mengikuti komando, mereka condong kemana angin berhembus, tidak mengambil penerangan dari nur ilmu, dan tidak pula berlindung pada tiang yang kokoh.
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu itu menjagamu, sedangkan engkau menjaga harta. Ilmu bertambah karena diberikan, harta berkurang karena dibelanjakan. Ilmu seperti halnya agama yang orang mendapatkan balasan karenanya. Dengan ilmu orang melakukan taat dan ibadat dalam hidpnya. Dengan ilmu pula, orang akan mendapatkan nama baik setelah kematiannya."
Setelah menerangkan ini Sayyidina Ali menarik Nafas panjang, lalu melanjutkan :
"Ah, di dada ini ada ilmu banyak sekali, kalau saja aku menemukan orang yang sanggup membawanya. Sebaliknya aku hanya menemukan penuntut ilmu yang tidak bisa dipercaya, yang mempergunakan agama sebagai alat untuk mencari dunia dan membanggakan nikmat-nikmat Allah kepada para Waliyullah serta mencari kemenangan terhadap orang lain dengan hujjahnya. Atau aku hanya menemukan orang yang mengikuti ahli haq, tetapi keraguan gampang muncul dihatinya pada permulaan timbulnya subhat (perkara yang samar) yang tidak dikenal, tidak mempu menentukan yang ini atau yang itu.Atau aku hanya menemukan orang yang tergila-gila pada kelezatan hidup, yang gampang ikut untuk mencari kesenangan kesenangan.
Atau orang yang gemar menumpuk harta dan menyimpannya, tunduk kepada hawa nafsunya, sehingga lebih menyerupai binatang gembalaan.
Demikianlah, ilmu itu mati jika para gembalanya juga mati, selanjutnya, dunia ini tidak sepi dari orang-orang yang mengegakkan kebenaran Allah dengan mengemukakan hujjah, baik ia sebagai orang yang jelas dan terbuka, atau sebagai orang yang takut dan pecundang, supaya tidak rusak hujjah-hujjah Allah Ta'ala dan bukti-bukti kebenaranNYA.
Berapa dan dimanakah orang itu. Mereka itu sedikit jumlahnya tetapi agung derajatnya. Wujud mereka memang tidak kelihatan, tetapi cita-cinta mereka ada pada hari setiap orang.
Tugas mereka adalah menjaga Hujjah-hujjah Allah Ta'ala sampai mereka menitipkannya kepada orang-orang dibelakang mereka dan menananmkannya di hati orang-orang yang serupa dengan mereka. Karena peranan mereka, ilmu dapat menguasai kenyataan, sehingga mereka dapat menyentuh roh keyakinan, sehingga mereka bisa merasakan kenikmatan yang tidak dirasakan oleh orang-orang yang hidup mewah, dan mereka merasa tentram yang dikeluhkan oleh orang-orang lalai.
Mereka tampaknya bergelut dengan dunia, tetapi jiwa mereka bergantung pada tempat yang tinggi. Mereka itulah waliyullah (orang-orang yang dikasihi Allah) diantara hambanya, orang-orang kepercayaan Allah, Petugas-petugas Allah diatas buminya, dan penyeru-penyeru kepada agamaNYA".
Kemudian Sayyidina Ali Menangis sambil mengeluh, " Ah Betapa Rinduku tak tertahankan untuk melihat mereka."
Demikian, sebenarnya dalam kitab ihya, ini adalah pembahasan Tentang Cacat Ilmu dan Menerangkan ciri-ciri ulama Akherat dan Ualama Us-Su' (ualama yang jelek), tapi saya penggalkan kisah Imam Ali ini dengan judul Ilmu Vs Harta, maaf jika terkesan tidak nyambung. Tapi saya berharap ada hal baik yang bisa kita ambil dari kisah ini. Insyaallah pada kesempatan berikutnya saya akan melanjutkan catatan ini, masalah salam pembahasan yang sama.
Wassalamualaikum.
0 komentar:
Posting Komentar