Kamis, 17 Januari 2013

Dakwah Sekolah Jangan Terhenti

Dakwah sekolah, atau disingkat DS, adalah media dakwah yang digulirkan di kalangan pelajar, khususnya di lingkungan sekolah. Objek dakwah sekolah sendiri tidak saja siswa itu sendiri, melainkan seluruh elemen yang ada di sekolah. Namun, sekali lagi sasaran utama dari pembinaan adalah para siswa dan siswi.

Dakwah sekolah sangatlah penting dan prospektif. Hal itu karena objek utama dari dakwah sekolah ini adalah para siswa siswi, yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan. Dilihat dari kondisi para siswa yang kian hari makin memprihatinkan, sudah seharusnya para juru dan kader dakwah tergerak untuk menyelamatkan mereka.

Secara umum, potensi yang ada dan mereka miliki sangatlah besar. Pertama, mereka adalah kalangan terdidik. Tentu saja hal ini akan memudahkan kita untuk berdakwah kepada mereka, karena mereka dididik untuk menerima sesuatu secara ilmiah, bukan asal ikut.

Kedua, usia mereka adalah usia emas dan produktif. Pada masa inilah, prestasi mereka dapat dimunculkan. Kita bisa melejitkan potensi yang ada dalam diri mereka, sesuai potensi dan minat mereka.

Bahkan kita juga bisa mengarahkan mereka untuk berprestasi dalam bidang masing-masing, seperti menjadi atlet, ilmuwan, peneliti, penulis, entertainer, dan apa saja selama hal itu berkontribusi positif bagi orang banyak. Namun, hal yang cukup sulit adalah, ketika kita melakukan kegiatan perekrutan pelajar.


Secara syiar dakwah, rata-rata kegiatan yang diadakan mendapat animo yang besar dari peserta dan terbilang sukses.Dan tindak lanjut berupa follow up dari acara yang diadakan sangatlah juga penting dilakukan.

Dari sekian banyak peserta yang terekrut, berapa kader yang siap untuk menjadi pembina bagi mereka? Hal inilah yang harus menjadi perhatian serius buat mereka yang terjun kedalam dunia dakwah sekolah.

Lalu solusi apa yang harus diambil guna melahirkan generasi penerus.  Pertama, struktur dakwah di wilayah sekolah bersangkutan harus menjadikan media dakwah sekolah ini sebagai prioritas utama yang harus dijalankan.

Struktur dakwah dimana sekolah itu berada memiliki peranan penting sebagai pihak yang men-support, menyatukan simpul-simpul koordinasi semua elemen kader, memantau, dan mengevaluasi berjalannya program dakwah sekolah. Sementara, juru dakwah lebih berperan sebagai eksekutor yang sederhananya tinggal menjalankan program yang digulirkan.

Kedua, mentalitas para kader dakwah dengan menggenjotnya agar siap membina, dalam hal ini membina pelajar. Hal itu bisa dilakukan dengan menyosialisasikan program dakwah sekolah ke seluruh unit pembinaan kader hingga seluruh kader dakwah di bawahnya. Tentunya keberlangsungan program dakwah sekolah menjadi tanggung jawab seluruh kader.

Namun, semua itu kembali kepada kita semua, para juru kader. Untuk hasil besar, kerahkan seluruh usaha kita untuk menyukseskan program dakwah sekolah di wilayah kerja masing-masing. Hasil yang didapat bukanlah ibarat sekarang menanam, besok langsung panen. Hasil konkretnya baru dapat dirasakan sekitar 4-5 tahun ke depan dan seterusnya.

Dakwah tidaklah berpegang pada prinsip kapitalisme yakni dengan modal sekecil mungkin, berusaha mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Namun, dakwah bicara seberapa kerja keras dan ikhlas berjuang. Hasilnya, langsung dari Allah SWT yang tidak pernah kita duga-duga.

Mungkin saja, dakwah sekolah hanya merupakan sebagian elemen dari dakwah secara keseluruhan, namun hal ini harus menjadi fokus para juru dakwah, tanpa mengabaikan fokus kita pada dakwah secara keseluruhan. Wallahua'lam


0 komentar:

Posting Komentar