Selasa, 29 Januari 2013

Bahagia Dunia Akhirat dengan Peduli Yatim dan Orang Miskin

Islam mengajarkan nilai-nilai yang dapat membuat manusia hidup bahagia baik di dunia maupun akhirat.

Tidak ada nilai-nilai kebaikan untuk kehidupan manusia, kecuali Islam telah menyuruhnya. Juga tidak aka nada hal yang dapat menimbulkan keburukan kecuali Islam juga telah mencegahnya.

Salah satu cara yang diajarkan Islam agar dapat meraih kebahagiaan adalah dengan kepedulian kepada anak yatim dan kurang mampu. Allah SWT tidak segan untuk mencela sekelompok manusia yang tidak mau peduli terhadap anak-anak yatim, dengan sebutan mendustakan agama (QS Al Ma’un: 1-2).

Dan Allah SWT juga mencela mereka-mereka yang menghalangi orang untuk berbagi dan menolongnya. Allah SWT melarang keras untuk berlaku sewenang-wenang apalagi menghardik anak yatim (QS Ad Dhuha: 8-9).

Allah SWT menghardik orang kafir yang tidak mau memuliakan anak yatim, dan tidak mau menghimbau orang lain untuk memberi makan orang miskin (QS Al Fajr: 17-18). Allah SWT melarang memakan harta anak yatim secara zalim. Hal itu termasuk dosa yang besar. Dan Allah mengancam mereka dengan api neraka (QS An Nisa’: 2,10).

Nabi SAW bersabda, “Saya dan orang yang peduli anak yatim, bagaikan dua jari di surga”. Ada dua keuntungan yang diraih orang yang peduli kepada anak yatim berdasarkan sabda nabi tersebut, yakni kedudukan yang dekat dengan Rasul di akhirat kelak dan kabar gembira masuk surga.

Ada banyak cara untuk menyantuni anak yatim, miskin dan kurang mampu, salah satunya dengan memperhatikan lingkungan terdekat. Jika ada keluarga dekat, atau orang lain di lingkungan kita yang hidup yatim atau miskin dan memerlukan bantuan.

Jika di lingkungan terdekat kita ada, maka berikanlah sebagian dari harta dan kasih sayang kita kepada mereka. Kepedulian yang kita berikan tidak hanya dapat menguntungkan buat diri mereka, tetapi juga akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan yang hakiki yaitu surga.

Sebagai seorang Muslim, tentunya kita pernah meringankan beban anak yatim, miskin dan kurang mampu, contohnya dengan memberikan infak dan shadaqah dalam waktu sesaat.

Usaha yang dilakukan ini sudah cukup baik, namun untuk hasil yang lebih baik lagi, maka alangkah baiknya kepedulian yang kita tebarkan itu bukan hanya sesaat, tetapi juga terus berkelanjutan.

Sehingga, orang yang kita kasihani memiliki harapan dan cita-cita yang kokoh dalam memahami Islam, bisa hidup lebih baik, lalu mandiri di kemudian hari. Rasulullah SAW lebih lanjut bersabda, “Bukankah kalian mendapat bantuan rizki dari Allah, dengan sebab adanya orang yang lemah diantara kalian”.

Semoga, kita semua diberi kesehatan, kekuatan dan kepedulian untuk memberikan perhatian yang lebih kepada anak yatim, orang miskin dan kurang mampu di sekitar kita. Dan Allah SWT akan memberikan pertolongan-Nya dengan sebab perhatian kita kepada mereka. Wallahua’lam.


Peserta program 'Belanja Bareng Yatim (BBY)', PKPU 2012 di Cempaka Putih


Peserta program 'Belanja Bareng Yatim (BBY)', PKPU 2012 di Cempaka Putih


0 komentar:

Posting Komentar