Sebuah kisah Malu Malu, tempoe dulu.....
Aku hanya bilang suka, bukan cinta, walaupun dua kata ini kurasa menggambarkan rasa yang tak jauh beda, tapi aku lebih suka tidak menyebutnya cinta, kala itu.
Dadaku sesak, mulutku kaku, mataku terpaku tertunduk malu, tapi apa daya, aku terjebak*, dan membuatku harus beranjak dan berkata-kata, dan terahir aku ingat kalau aku bilang suka, "aku suka kamu" kataku malu-malu.
Kamu Diam, tak ada jawaban, "ah perkataanku memang tak butuh jawaban" kata hati kecil menghiburku, sambil tetap tertunduk tak melihat ke arahmu.
Hampir kuputuskan untuk pergi dan berjanji tak akan perduli, tapi samar ku dengar kau bilang, kalau kau juga suka, "aku juga suka kamu" kau mengucapkannya terdengar sedikit ragu.
Tanpa fikir dua kali, aku langsung pergi, rasa lega dan bahagia tak cukup menjadi alasan untukku tinggal lebih lama. Entah apa yang ada dalam fikiranmu waktu itu, aku yang tiba-tiba pergi tanpa permisi.
Sejak saat itu, aku berusaha menghindar untuk tidak bertemu denganmu beberapa hari, atau beberapa minggu bila perlu.
Ada rasa malu untuk bertemu, bahkan untuk sekedar menatap tas punggungmu, padahal, aku suka, kamu juga suka, ya sebenarnya dari dulu aku yakin, kita sama sama saling suka.
tapi Apakah itu belum cukup sebagai alasan untuk menajalani hubungan yang disebut Pacaran?...pertanyaan yang tak pernah berani aku lemparkan, takut berbalik menjadi boomerang ledekan kawan.
Sejak hari itu, hari-hari disekolah kulewati dengan rasa was-was, takut sewaktu-waktu tak sengaja bertemu, dan membuatku sekali lagi mematung dan membisu.
Tapi seiring berjalannya waktu, Satu dua hari, tiga empat minggu terlewati, aku rasa aku sudah cukup berani untuk sekedar menatapmu sesekali. Menikmati degupan jantung tak tentu, atau jika beruntung, aku bisa melihat senyum manis milikmu, senyuman yang sanggup mengobati rasa rindu berminggu-minggu.
Memang kisahku tak seindah kisah drama cinta di tv, memang tak seperti tradisi pacaran modern masa kini, tapi tetap saja kisah ini indah tak tertandingi, Suci tak ternodai, aku rasa itulah yang membuat rasa itu ada sampai hari ini.
bersambung.....
sebuah Kisah Malu Malu
+moerad qrad
0 komentar:
Posting Komentar