Minggu, 21 April 2013

Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

Setiap pasangan suami istri pasti menginginkan rumah tangganya bahagia, karena membina rumah tangga pada prinsipnya adalah mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.

Dan keluarga sakinah merupakan idaman bagi setiap keluarga muslim. Keberhasilan atau kegagalan dalam karir seseorang banyak dipengaruhi oleh kehidupan keluarganya.

Di samping itu membangun keluarga yang sakinah merupakan cikal bakal lahirnya anak-anak yang berkualitas, mandiri, memiliki ketahanan mental dan spiritual yang kokoh yang pada gilirannya akan terwujud masyarakat dan bangsa yang maju dan mandiri.

Untuk dapat mewujudkan keluarga sakinah, tidak semudah membalikan telapak tangan. Dalam dinamika kehidupan berkeluarga, perjalanan pasangan suami istri tidak terlepas dari rintangan, bahkan terkadang krikil-krikil kecil sering menyertai kehidupan berkeluarga.

Dan untuk mewujudkan keluarga sakinah perlu adanya upaya dan tekad yang kuat dari masing-masing pasangan, saling menerima kekurangan dan kelemahan pasangan masing-masing. Selain itu, juga diperlukan kesabaran dan keuletan dalam mengarungi bahtera rumah tangga serta pengamalan terhadap ajaran agama, di mana hakikat pernikahan adalah dalam rangka melaksanakan sunatullah.

Setiap pasangan suami istri yang menikah, tentu sangat menginginkan kebahagiaan hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka. Ada ketenangan, ketentraman, kenyamanan dan kasih sayang. Rumah tangga yang menjadi surga dunia! tidaklah identik dengan limpahan materi, kebahagiaan bukanlah sebuah kemustahilan untuk dicapai, sebab kebahagiaan merupakan pilihan dan buah dari cara berfikir dan bersikap.

Oleh karena itu, hanya dengan pasangannyalah ia dapat menikmati manisnya cinta dan indahnya kasih sayang dan kerinduan. Islam menjadikan keluarga sebagai tempat untuk menjaga diri, yaitu menciptakan ketentraman dan keselamatan dari segala bentuk kejahatan yang ditimbulkan oleh orang lain, sehingga keluarga harus dijadikan tempat tinggal yang penuh dengan kebahagiaan agar seluruh anggota keluarga betah di rumah dan selalu merindui.

Sebagimana firman Allah SWT, “Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal...” (QS An Nahl: 80). Untuk mewujudkan keluarga seperti yang di atas, haruslah bersama-sama antara suami dan istri untuk mengekalkan cinta yang merupakan anugerah dari Allah SWT.

Karena, tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas hubungan suami dan istri dalam rumah tangga sangat mempengaruhi keluarga tersebut menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah (Samara).

Oleh karena itu, suami istri harus sama-sama menjaga dan menghormati ikatan perkawinan yang telah dibuat sebagai sebuah ikatan yang suci. Agar perkawinan itu menjadi kuat, maka diperlukan pengikat yang kuat pula, yaitu mawaddah dan rahmah.

Mawaddah adalah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Mawaddah ini adalah “cinta plus”. Orang yang di dalam hatinya ada mawaddah, maka tidak akan memutuskan hubungan, seperti apa yang terjadi pada orang ‘bercinta’. Ini disebabkan hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan, sehingga pintu-pintunya pun tertutup untuk dimasuki keburukan.

Sedangkan rahmah adalah kondisi psikologis ketidakberdayaan. Rahmah akan menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak cemburu buta, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak menjadi pemarah apalagi sampai pendendam.

Kualitas mawaddah wa rahmah di dalam rumah tangga, yang dipupuk oleh pasangan suami istri sangat menentukan bagaimana kondisi rumah tangga tersebut, apakah bahagia atau tidak. Tidak ada artinya hubungan suami istri yang tidak didasarkan pada cinta dan kasih sayang. Badan berdekatan namun ruh berjauhan.

Jadi, tidak bisa kita dipungkiri bahwa istri tidak hanya membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan segala kebutuhan material belaka.

Tetapi istri juga sangat mengharapkan dari suami perhatian yang tulus, perkataan halus, wajah cerah sumringah, senyum ceria, senda gurau yang menyenangkan, sentuhan lembut, ciuman yang mesra serta berbagai perilaku mulia yang menyejukkan hati dan mendinginkan gundahnya, bahkan itu semua melebihi daripada kebutuhan material. Wallahua’lam

>>follow @CepPangeran
 

0 komentar:

Posting Komentar