Susah dan papa sudah menjadi bagian hidupnya, kemana mau cerita jika semua kerabatnya nasibnya juga tidak jauh berbeda. Tetap saja simbah kita yang satu ini setiap hari hanya merenung dan menghitung sisa hari. Jika hujan turun, rintik hujanlah yang menemani. Atap rumah yang bocor selalu menjadi bagian hidup di musim hujan yang selalu membasahi lantai rumahnya yang terbuat dari tanah dan masih alami.
Ya inilah rumah yang menjadi bagian Mbah Lasinem . Rumah yang selalu menaunginya dikala sang surya menebar cahaya garangnya. Tapi jangan dibayangkan apa yang ada di dalam rumah itu adalah barang-barang berharga. Hanya ada sebuah kursi usang yang cukup untuk duduk sendiri perempuan renta yang buta ini. Jangan berharap ada kitchen set di rumah ini. Meja makan yang reyot. Jika Anda bersandar di meja itu baru benar-benar yakin kalau meja itu sudah sangat usang. Itupun jika Anda tidak percaya dengan penglihatan Anda bahwa meja itu sudah begitu usang dan saatnya diganti.
Siapapun, jika dalam kondisi sangat renta dan lagi buta, pasti akan berharap akan tersedia makanan barang sedikit di mejanya. Tapi Anda harus yakin bahwa di rumah Mbah Lasinem itu tidak ada. Ketika LMI datang menjelang sore, yang tampak diatas meja hanyalah nasi beberapa sendok yang tertutup tempat makan transparan bukan keluaran Tupperware. Ya. Hanya itu yang terlihat. Sisa nasi tadi pagi. Nasi pemberian tetangga sebelah. Tanpa terlihat ada sayur dan lauknya, mungkin sudah habis untuk makan tadi pagi. Kalaupun Mbah Lasinem mau makan, mungkin juga terasa kurang enak. Bukan hanya karena tak ada lagi sayur dan lauknya, melainkan karena sudah banyak semut yang mendahuluinya memakan nasi itu.
Tidur adalah saat yang paling nyaman bagi Mbah Lasinem. Tapi kalau Anda yang tidur di tempat tidur Mbah Lasinem, mungkin Anda tak pernah berharap untuk mengulanginya. Bagaimana tidak, spring bed Mbah lasinem hanyalah PRING BED. Sebuah dipan bambu tanpa kasur. Dipan bambu itu hanya beralaskan tikar plastik. Jangan Anda mencari selimut disana, karena mbah Lasinem memang tak pernah memiliki atau memakainya.
Tak usah Anda mencari Air Conditioner atau sekedar kipas angin, karena rumah Mbah Lasinem tidak ada aliran listrik. Jika Anda menginginkan hembusan angin, dinding rumah Mbah lasinem akan memberikan cukup angin untuk mendinginkan badan dan mengeringkan keringat yang bercucuran. Angin akan sangat mudah masuk menerobos dinding anyaman bambu, tak peduli siang atau malam, tak peduli hari yang panas maupun malam yang dingin.
Kita tidak usah sombong menutup hidung jika malam hari bertandang, asap dari obat nyamuk bakar akan memenuhi ruangan rumah yang hanya terdiri satu ruangan itu. Itulah cara Mbah Lasinem mengusir nyamuk-nyamuk nakal yang ada di rumahnya.
RENUNGAN:
Dear All, banyak diantara kita yang bergelimangan harta, yang halal maupun yang haram. Apapun itu. Dari mulai gaji, honor kegiatan, Uang makan, tunjangan jabatan. Belum lagi hasil usaha di luar, bunga tabungan, saham, kontrakan, rental atau hanya sekedar bisnis pulsa. Kita akan buang-buang dan kita belanjakan sesuka kita.
Kita banyak lupa, Mbah Lasinem juga memiliki hak atas harta kita. Ingat, 2,5% setiap harta Anda adalah milik mereka-mereka yang tidak mampu, fakir miskin, anak-anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan. Apakah kita akan menjadi orang yang serakah dengan memakan 100% penghasilan kita? 2,5% yang menjadi hak fakir miskin jika tidak kita keluarkan, suatu saat akan diambil oleh Allah. Jika Allah mengambil, maka Dia akan mengambil dalam bentuk musibah, Kehilangan, kerugian, penyakit dan bahkan kematian.
Untuk itu, jangan biarkan 2,5% bagian harta fakir miskin merusak harta Anda yang 97,5%.
0 komentar:
Posting Komentar