Senin, 01 April 2013

Menikmati Liburan di Kota Lampung

Menikmati liburan bisa jadi salah satu jalan keluar untuk mengusir rasa jenuh dan penat yang meliputi aktivitas sehari-hari. Itulah yang terpikir dalam benak saya saat itu.

Setelah menjalankan rutinitas keseharian di Management Traninee PKPU batch-3, tiba saatnya bagi saya dan teman-teman untuk memanfaatkan waktu liburan sejenak.

Kami memilih moment hari liburan yang cukup panjang ini, yaitu sejak Jumat, 29 Maret 2013 untuk mengunjungi rumah orangtua dari Dasinah, salah seorang peserta MT PKPU batch-3 di Kelurahan Labuan Ratu, Lampung Timur.

Bermodalkan semangat dan tekad yang pasti, hari Kamis, 28 Maret 2013 mulai pukul 20.45 WIB, saya bersama enam orang teman yang juga peserta MT PKPU batch-3 masing-masing; Kak Dasinah, Uni Lidya, Dian, Ade, Mutia dan Widya berangkat menuju Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten.

Setelah melalui beberapa perjalanan dari daerah Condet menuju terminal Kampung Rambutan dengan menaiki transportasi umum, akhirnya sampailah kami di Kampung Rambutan untuk melanjutkan perjalanan menuju Merak.

Perjalanan kami lanjutkan dengan menggunakan bus Arimbi. Meski perjalanan malam, namun penumpang lumayan banyak saat itu, maklum moment liburan panjang.

Selama dalam perjalanan, para penumpang banyak memanfaatkan waktu dengan tidur-tiduran. Untuk sampai ke Merak membutuhkan waktu kurang lebih empat jam, karena itu kita bisa lebih sedikit bersantai. Dalam benak saya sempat terlintas di pikiran bahwa akan ada banyak destinasi yang dapat dituju untuk mengisi waktu libur ini bila kami tiba di Lampung nanti.

Biasanya, salah satu yang sering dijadikan tujuan favorit adalah pantai. Membayangkan sebuah pantai yang indah terbentang di hadapan, dengan sinar mentari hangat yang mengenai kulit, melihat cerahnya langit biru, dan menikmati suara deburan ombak sambil menikmati semangkuk kelapa muda yang segar, pastilah suatu hal yang sangat menyenangkan bukan?

Lamunanku tersentak ketika seorang penjaja keripik menawarkan barang dagangannya dan menaruhnya di tanganku. Aku kaget bukan main. Aku yang tak tahu-menahu kebiasaan cara berjualan di daerah Jawa dan mengira jika barang sudah diterima berarti membayar saat itu langsung mengembalikan barang dagangan si penjual.

Beliaunya tak berkata apa-apa, malah teman di sampingku, Mutia bertutur keras, “Kak Zura! Di sini itu, kalau ada yang menaruh barang dagangannya di tangan kita, sebaiknya diterima aja dulu. Jika gak niat beli, nanti penjualnya akan kembali lagi kok buat ngambil barang dagangannya. Jangan langsung dikembalikan seperti itu. Gak sopan namanya!”

Perkataan temanku ini akhirnya kupahami bahwa manakala kita berada di sebuah daerah, tentunya kita harus faham dan menghormati kebiasaan setempat. Terimakasih teman, sudah mengingatkan diri ini.

Akhirnya, bus tiba di Merak pada hari Jumat, 29 Maret 2013 pukul 02.10 WIB dinihari. Lumayan cepat dari perkiraan awal. Setelah itu, berlanjut menuju kapal Ferri yang sudah menanti. Setibanya di dalam kapal, kami semua mengambil tempat yang lumayan nyaman untuk sekedar tidur. Tanpa terasa, dua jam kemudian kapalpun merapat ke pelabuhan Bakauheni.

Akhirnya kami tiba juga di Lampung pukul 05.00 Wib. Terlihat juga pemandangan yang cukup menyejukkan mata di pagi hari. Subhanallah, Allahu Akbar.

Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.

Setelah rehat beberapa saat di rumah orang tua Kak Dasinah, pukul 10.00 Wib kamipun melanjutkan perjalanan kembali menuju Pantai Pasir Putih, Desa Tarahan, Lampung Selatan.

Pantai ini benar-benar menggambarkan suasana yang menggoda dan menyegarkan mata. Alam yang menakjubkan dan lokasi yang hanya berjarak 20 kilometer dari kota Bandar Lampung menjadikan pantai ini sebagai objek wisata andalan di Lampung.

Pantai Pasir Putih tak pernah sepi. Selalu saja ada pengunjung yang datang meski hanya untuk sekedar singgah.

Obyek wisata yang dulunya tempat latihan perang-perangan militer ini memang kondang sebagai tempat singgah melepas lelah bagi pelintas Jalan Lintas Sumatera ruas Bandar Lampung-Pelabuhan Bakauheni.

Ditambah lagi dengan deretan pohon waru di sepanjang bibir pantai menjadi tempat berteduh pengunjung. Di bawah pohon waru yang rindang, kami menikmati pemandangan laut biru sambil menikmati bekal makanan yang sengaja dibawa oleh Ibu Kak Dasinah dari rumah. Alhamdulillah.

Waktu yang kuhabiskan bersama teman-teman sungguh mengasyikkan. Pengalaman yang berarti dan tak akan pernah terlupakan. Semoga akan ada waktu kembali buat kami untuk bisa kembali ke kota ini kelak. Amin.


:: Artikel dikirim oleh Azzura Arsyiah (azzura4rsyiah@yahoo.com) | sekarang tinggal di Jakarta, berasal dari Medan | @azura_sely


Rumah Motivasi Online menerima tulisan, artikel membangun jiwa, motivasi. Kirim tulisan sahabat ke email saya; cepypram@yahoo.com atau infokan @CepPangeran



0 komentar:

Posting Komentar