Minggu, 21 April 2013

Peran Suami dalam Membina Keluarga Sakinah

Islam telah menetapkan dan menggariskan bahwa suami merupakan pemimpin dalam rumah tangga dan bertanggung jawab terhadap apa yang ia pimpin.

Namun ternyata, tidak semua suami mengerti dan memahami tentang peranannya dalam rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya.

Terkadang suami cenderung ingin lepas dari peranannya itu, bahkan tidak mau peduli sama sekali. Ia melimpahkan perannya kepada sang istri.

Selain itu dampak dari ketidak mengertian dan pemahaman suami tentang peranannya sebagai kepala rumah tangga, terutama dalam membina keluarga yang sakinah juga akan terlihat pada masyarakat.

Oleh karena itu dirasa sangat perlu adanya pemahaman tentang peranan suami dalam membina keluarga yang sakinah. Peranan suami dalam hal ini memegang kedudukan yang sangat penting dalam menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah, sesuai dengan kedudukan suami dalam rumah tangga.

Peranan suami, yang akhirnya menjadi tanggung jawabnya harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab agar suami tidak merasa sebagai kepala rumah tangga yang berhak melakukan apa saja terhadap keluarganya sesuai dengan yang ia inginkan, apalagi melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yang umumnya dilakukan oleh kaum pria, yaitu suami.

Justru sebaliknya suami harus bisa menjaga dan mengayomi seluruh anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya serta mendidiknya, sehingga angota keluarga itu merasa tentram berada di dalam keluarganya, bukan sebaliknya.

Islam telah menetapkan peranan-peranan yang dimiliki oleh suami, dimana peranan itu akan menjadi tangung jawab suami kelak dan akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan Allah SWT di akhirat kelak.

Menghadapi kenyataan tersebut, suami terlebih dahulu harus mengetahui kedudukan dan fungsinya dalam keluarga, baru kemudian suami itu akan mengetahui peranan yang menjadi tanggung jawabnya. Sehingga suami akan lebih mudah dalam melaksanakan peranannya dalam membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah (Samara).

Sudah seharusnya seorang suami mampu membimbing istri dan anak-anaknya agar berakhlak mulia. Kehormatan seorang suami bukan karena gelar, pangkat, kedudukan, harta, jabatan, maupun popularitas.

Yang paling penting dari itu semua adalah selain suami harus berlemah lembut, hendaknya ia menjadi contoh, dan dalam hal mendidik adalah bagaimana suami mendidik anak dan istrinya agar mampu mengenal Allah SWT dan mengetahui arti hidup ini agar bisa mengarungi hidup ini di jalan yang diridhai-Nya. Untuk para suami, mari kita berbuat lebih baik lagi kepada istri, anak-anak juga keluarga.

>>follow @CepPangeran


0 komentar:

Posting Komentar