Ambisi menjadi pemimpin dapat diartikan sebagai cinta atau suka menjadi yang terdepan di antara orang lain. Bahkan kalau perlu, meminta dengan terus terang untuk diangkat menjadi seorang pemimpin.
Faktor-faktor yang mendorong seseorang berambisi menjadi pemimpin diantaranya yaitu karena menginginkan materi duniawi. Orang yang berambisi menjadi pemimpin beranggapan bahwa jika ia menjadi pemimpin, maka ia akan mendapatkan kekayaan materi dengan jalan menyalahgunakan jabatan yang dimilikinya (baca; korupsi).
Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, saya tidak akan menyerahkan suatu jabatan kepada orang yang meminta untuk diangkat dan tidak pula kepada orang yang berharap-harap untuk diangkat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Faktor lainnya adalah tidak sadarnya seseorang akan konsekuensi kelengahan seorang pemimpin. Kelengahan seorang pemimpin membuka jalan bagi kebatilan dan pendukungnya untuk menebarkan kerusakan di muka bumi, merusak tanaman dan ternak. Di akhirat nanti, pemimpin seperti itu akan dilemparkan ke dalam neraka.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang hamba yang dipercayai oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, tetapi dia menipu rakyat, maka jika ia mati, Allah mengharamkan surga baginya.” (HR Bukhari dan Muslim). Sedangkan dampak buruk dari penyakit ambisi menjadi pemimpin diantaranya yaitu tertutupnya taufik dan pertolongan Allah SWT.
Orang yang berambisi menjadi pemimpin, hanya mengandalkan kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya tanpa mengharapkan pertolongan Allah SWT. Padahal, Allah SWT telah menggariskan bahwa orang-orang yang hanya mengandalkan kemampuan dan kekuatannya sendiri tanpa bantuan dan kekuatan Allah SWT, hasilnya tidak akan maksimal dan tidak berkah.
Rasulullah SAW bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah, “Wahai Abdurrahman, janganlah engkau meminta-minta jabatan. Jika engkau menjadi pemimpin karena permintaanmu, tanggung jawabmu akan besar sekali. Dan jika engkau diangkat tanpa permintaan, engkau akan ditolong orang dalam tugasmu.” (HR Muslim)
Dampak buruk lainnya dari seseorang yang berambisi menjadi pemimpin yaitu melipatgandakan dosa. Rasulullah SAW bersabda, “... Dan barangsiapa mempelopori suatu perbuatan buruk, ia akan menanggung dosanya, ditambah dosa orang-orang yang ikut melaksanakan perbuatan buruk itu setelahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR Muslim, Turmudzi, Ibn Majah dan Ahmad)
Salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit ambisi menjadi pemimpin yaitu dengan selalu mengingat kedudukan dunia dibanding dengan akhirat, berdasarkan Al Quran dan hadits Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman, "...Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa... " (QS An Nisa: 77)
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta yang bertumpuk dalam bentuk emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik.” (QS Ali Imran: 14)
Rasulullah SAW bersabda, “Dunia, dibanding akhirat, hanyalah seperti kalian mencelupkan jari kalian di air laut, lalu perhatikanlah air yang menetes kembali (itulah dunia).” (HR Muslim, Turmudzi, Ibn Majah dan Ahmad. Wallahua'lam
0 komentar:
Posting Komentar