Sabtu, 25 Mei 2013

Keutamaan Saf Pertama dan Perintah menyempurnakan Saf-Saf Permulaan

Keutamaan-saf-pertama

Salam Alaikum Sobat Ruang. Keutamaan Saf Pertama Dan Perintah Menyempurnakan Saf-saf Yang Permulaan , Yakni jangan Berdiri Di Saf Kedua Sebelum Sempurna Saf Pertama Dan jangan Berdiri Di Saf Ketiga Sebelum Sempurna Saf Kedua Dan Seterusnya, Serta Meratakan Saf-saf Dan Merapatkannya adalah judul asli dari bab 194 pada terjemahan kita riyadhus salihin-imam Nawawi.

Pada kesempatan sebelumnya saya pernah share tulisan tentang KELEBIHAN SHALAT BERJAMAAH SUBUH DAN ISYA, silahkan dibaca bagi yang belum.

Dari Jabir bin Samurah radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Rasulullah s.a.w. keluar pada kita semua, lalu bersabda: "Tidak dapatkah engkau semua berbaris sebagaimana berbaris-nya para malaikat disisi Tuhannya?" Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah cara para malaikat itu berbaris di sisi Tuhannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Mereka menyempurnakan saf-saf permulaan - yakni tidak berdiri di saf kedua sebelum sempurnanya saf pertama dan tidak di saf ketiga sebelum sempurnanya saf kedua dan seterusnya, juga mereka itu saling rapat-merapatkan saf-saf itu." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besarnya pahala azan dan menempati saf pertama, kemudian tidak dapat memperoleh jalan untukitu melainkan dengan mengadakan undian, niscayalah mereka itu akan mengadakan undian." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah r.a. pula katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sebaik-baiknya saf bagi kaum lelaki ialah saf pertama-nya, sedang sejelek-jeleknya saf bagi mereka ialah saf yang peng-habisan. Adapun sebaik-baiknya saf bagi kaum wanita ialah saf penghabisan, sedang sejelek-jeleknya saf bagi mereka ialah saf pertamanya." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Said r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. melihat di kalangan sahabat-sahabatnya ada kemunduran - yakni ada orang-orang yang suka berdiri di saf belakang saja, lalu beliau s.a.w. bersabda kepada mereka:
"Majulah engkau semua lalu ikutilah saya dan hendaknya mengikuti engkau semua orang-orang yang se-sudahmu itu. Tidak henti-hentinya sesuatu kaum itu suka membelakang, sehingga mereka akan dibelakangkan pula oleh Allah.' Maksudnya kalau orang itu gemar membelakang dalam kemuliaan, tentu dibelakangkan oleh Allah dalam pemberian kerahmatan. (Riwayat Muslim)

Dari Abu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. pernah mengusap bahu-bahu kita dalam shalat lalu bersabda:
"Ratakanlah olehmu semua - saf-saf itu - dan jangan berselisih - seperti ada yang lebih maju atau lebih mundur, sebab hati-hatimupun akan berselisih pula. Hendaknya mendampingi saya orang-orang yang dewasa dan yang berakal cukup di antara engkau semua itu, kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang tarafnya ada di bawah-nya, kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang tarafnya di bawah mereka lagi." (Riwayat Muslim)

Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ratakanlah saf-safmu semua itu, karena sesungguhnya merata-kan saf-saf itu termasuk tanda kesempurnaan shalat." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan:
"Karena meratakan saf-saf itu adalah termasuk tanda didirikan-nya shalat."

Dari Anas r.a. pula, katanya: "Shalat telah diiqamati, kemudian Rasulullah s.a.w. menghadap kepada kita semua dengan wajahnya lalu bersabda:
"Tetaplah engkau semua mendirikan saf-safmu semua itu dan rapatkanlah saf-saf tadi, karena sesungguhnya saya ini dapat melihat engkau semua dari belakang punggungku."
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan lafaznya dan juga oleh Imam Muslim yang semakna dengan itu.

Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkanpula: "Seorang dari kita menempelkan bahunya dengan bahu kawannya dan juga kakinya dengan kaki kawannya -yakni amat rapat sekali."

Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Niscayalah engkau semua harus meratakan saf-safmu itu atau -kalau tidak suka meratakan saf-saf, maka niscayalah Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu - yakni menjadi ummat yang suka bercerai-cerai." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu meratakan antara saf-saf kita, sehingga seolah-olah diratakannya barisan anak panah. Demikianlah sehingga beliau meyakinkan bahwa kita semua telah mengerti benar-benar akan cara meratakan saf-saf itu.

Selanjutnya pada suatu hari beliau s.a.w. keluar lalu berdiri sehingga hampir saja akan bertakbir, lalu melihat ada seorang yang dadanya menonjoh ke muka saf, kemudian beliau s.a.w. bersabda:
"Hai hamba-hamba Allah, niscayalah engkau semua harus meratakan saf-safmu atau niscayalah Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu."

Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Rasulullah s.a.w. mengisikan sela-sela saf dari arah sini ke arah situ, sehingga dada-dada dan bahu-bahu kita saling mengusap - antara yang seorang dengan lainnya. Beliau s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua berselisih - yakni terlampau maju atau terlampau mundur dari saf, maka hal itu akan menyebabkan berselisihnyahati-hatimu semua."

Beliau s.a.w. juga bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatnya menyampaikan kerahmatan pada saf-saf permulaan." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tetaplah mendirikan saf-saf dengan rata, samakanlah letaknya antara bahu-bahu, tutuplah semua sela yang kosong dan bersikap haluslah dengan tangan saudara-saudaramu - yakni jikalau diajak maju atau mundur untuk meratakan saf-saf. kekosongan-kekosongan Janganlah untuk diisi engkau oleh semua syaitan. meninggalkan Barangsiapa yang merapatkan saf, maka Allah akan me-rapatkan hubungan dengannya dan barangsiapa yang memutuskan saf - yakni tidak suka mengisi mana-mana yang tampak kosong, maka Allah memutuskan hubungan dengannya."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih

Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Rapatkanlah saf-saf mu semua, perdekatkanlah jarak antara saf-saf itu - yang sekiranya antara kedua saf itu kira-kira tiga hasta - dan samakanlah letaknya antara leher-leher. Maka demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya saya niscaya-lah dapat melihat syaitan itu masuk di sela-sela kekosongan saf, sebagaimana halnya kambing kecil." Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syarat Imam Muslim. Alhadzaf dengan ha' muhmalah dan dzal mu'jamah yang keduanya difathahkan, lalu fa' ialah kambing kecil, hitam warnanya yang ada di Yaman.

Dari Anas r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda;
"Sempurnakanlah saf yang termuka dahulu, kemudian yang ada di belakangnya itu - lalu yang ada di belakangnya lagi. Maka mana yang masih kurang rapatnya, hendaklah itu ada di saf yang ter-belakang sendiri." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan,

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah dan malaikatNya menyampaikan kerah-matan pada saf-saf yang sebelah kanan."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam Muslim, tetapi di dalamnya ada seorang lelaki yang masih diperselisihkan dapatnya dipercaya oleh para ahli Hadis.

Dari al-Bara' r.a., katanya: "Kita semua apabila bersembahyang di belakang Rasulullah s.a.w., maka kita semua senang kalau berada di sebelah kanannya. Beliau menghadap kepada kita dengan wajahnya, lalu saya mendengar beliau s.a.w. mengucapkan " doa - yang artinya: "Ya Tuhan,lindungilah saya dari siksaMu pada hari Engkau menghidupkan - sesudah mati yakni pada hari kiamat -atau pada hari Engkau mengumpulkan hamba-hambaMu." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pertengahkanlah imam - yakni antara ma'mum yang berdiri di sebelah kanan dan di sebelah kiri hendaklah sama banyaknya, sehingga imam itu tempatnya ada di tengah - dan tutuplah sela-sela yang kosong." (Riwayat Abu Dawud)

Sekian tulisan Keutamaan Saf Pertama dan Perintah menyempurnakan Saf-Saf Permulaan semoga bermanfaat, wassalamualaikum

0 komentar:

Posting Komentar