Senin, 14 Oktober 2013

Bersyukur Atas NikmatNya Dengan Berkurban

Allah SWT mensyariatkan ibadah kurban ini kepada umat Islam karena Dia telah menganugerahi mereka nikmat yang banyak. “Sesungguhnya Kami telah memberi kamu nikmat yang banyak. Karena itu, dirikan shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah”. (QS Al Kautsar: 1-2).

Hakikat berkurban pada hari raya kurban tidak hanya sebatas membeli seekor hewan lalu memotongnya untuk dijadikan kurban. Tetapi lebih dari itu, berkurban sarat dengan nilai-nilai ajaran sosial yang ditekankan oleh Islam pada umatnya.

Rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan persaudaraan merupakan inti dari pelaksanaan ibadah kurban. Meskipun tidak sedikit kaum muslimin yang hanya menganggap hari raya kurban sebagai ritual keagamaan saja. Padahal di balik ritual tersebut ada banyak hal yang sering tidak kita sadari.

Berkurban merupakan suatu ungkapan rasa kecintaan seorang mukmin kepada Allah. Ia melaksanakan syariat berkurban dikarenakan rasa syukurnya atas segala nikmat yang diberikan Allah yang Maha memberi rizki. Dalam konteks ini berarti seorang mukmin telah melakukan hubungan vertikal terkait dengan pelaksanaan ibadah kurban yang ia lakukan.

Melalui ibadah kurban, Islam mencoba untuk menyentuh ranah-ranah sosial yang sering dikesampingkan atau tidak tersentuh secara langsung oleh jenis ibadah yang lain. Semangat kurban dapat kita jadikan modal dalam usaha menyelesaikan berbagai macam kesulitan yang sedang kita hadapi.

Dan momen Idul Adha, harus dapat dimanfaatkan secara optimal dalam usaha menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya sebuah kesatuan dan semangat pengorbanan untuk usaha kemajuan bersama, sebuah semangat sosial yang bisa kembali mengingatkan umat Islam untuk selalu menjadi bagian dari makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri dan lepas sepenuhnya dari orang lain.

Semoga Allah SWT menjadikan hari raya kurban ini sebagai titik permulaan bagi kita semua untuk dapat melakukan perubahan dan menjadikan hidup ini jauh lebih bermakna dari sebelumnya.


0 komentar:

Posting Komentar