Rabu, 26 Desember 2012

Menanti datangnya sang pangeran dan bidadari

Gelisah, duka dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup kita di dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan hadir memenuhi rongga kehidupan.

Disaat hatinya ‘galau’ menanti pangeran ataupun bidadari yang tidak kian datang, tanganpun membentangkan sajadah setiap malam. Duka yang datang karena kerinduan yang sangat mendalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada.

Jiwa yang rapuh bisa berkisah pada alam serta isinya. Lalu ia bertanya, dimanakah pasangan jiwanya berada, apakah akan datang hari ini, esok, lusa atau kapan?. Lalu, hati pun menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.

Keinginan yang kuat untuk bertemu pangeran dan bidadari serta belahan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah dari manusia? Allah SWT berikan itu semuanya. Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan.

Dan sebuah fitrah pula jika setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang shaleh dan shalehah.

Dan setiap pria ingin menjadi seorang suami dan ayah yang bertanggungjawab bagi anak-anaknya daripada memikirkan kehidupan yang di jalani dalam kesendirian. Dengan sentuhan motivasi dan jiwa kesatria, akan terbentuk pribadi-pribadi terbaik dan mumpuni.

Wahai jiwa yang gelisah, janganlah dirimu selalu bersedih dan menangis di setiap penghujung malam, karena hanya tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pangeran dan bidadari belahan jiwa dan hatinya.

Menangislah karena air mata permohonan kepadaNya di setiap sujud dan keheningan pekat sepertiga malam. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik dan keridhaan kepada Sang Pemilik Jiwa, Allah Rabbul Izzati.

Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah SWT. Siramlah selalu hati ini dengan tarbiyah Ilahi, hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian yang terus panjang. Karena pastinya akan menemukan kedamaian dan kesejukan hati.

Wahai jiwa yang sedang gelisah, bukankah jika sudah saatnya tiba, maka ‘jodoh’ tak akan lari kemana. Dia tidak akan salah jalan atau salah menemukan pasangannya. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskanNya, hanya ikhtiar pembangkit motivasi jiwa.

Bukankah mentari akan selalu menyinari sekaligus menghiasi pagi dengan kemewahan dan kegagahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang. Hari-hari terbaik akan selalu menjadi belahan jiwa kita, menemani dan menanti datangnya sang pangeran dan bidadari pujaan hati dan belahan jiwanya.

Rabbana hablana milladunka zaujan thayyiban wayakuna shahiban lii fiddini waddunya wal akhirah 'Ya Tuhan kami, berikanlah kami pasangan yang terbaik dari sisiMu, pasangan yang juga menjadi sahabat dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat'. Wallahua'lam

:: artikel ini pernah dimuat di blog PKSPesanggrahan



0 komentar:

Posting Komentar