Sabtu, 17 November 2012

Senyum dan Tangis Rasulullah

Rasulullah SAW adalah manusia biasa yang bisa tertawa, bisa takjub bahkan bisa menangis karena sesuatu yang membuat orang lain tertawa dan menangis. Allah SWT berfirman, “Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu...” (QS Al Kahfi: 110)

Tetapi beliau adalah manusia ideal yang sempurna sifat-sifatnya sehingga dijadikan panutan bagi kita semuanya, sebagaimana firmanNYA: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab: 21)

Tawa dan tangis adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, “Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS An Najm: 43)

Senyum Rasulullah
Sifat tawa Rasulullah digambarkan berupa senyuman. Kalaupun lebih, maka gusi beliau tampak saat tertawa dan tawanya memiliki kharisma, tidak mengeluarkan suara, tidak terbahak-bahak, hanya menampakkan deretan gigi beliau yang rapi.

Dari Jabir bin Samurah ra dia berkata, “Rasulullah saw tidak pernah tertawa selain dari senyuman.” (diriwayatkan Ahmad dan Al Hakim). Yang dimakruhkan dalam hal ini adalah tertawa secara berkepanjangan dan berlebih-lebihan, “Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa itu mematikan hati.”

Rasulullah SAW banyak tersenyum dan bentuk mulut beliau adalah yang paling bagus diantara manusia serta baunya paling harum. Selagi di dalam rumah, beliau adalah orang yang paling banyak tersenyum. Beliau tersenyum ketika para shahabat melantunkan syair, sementara mereka tertawa.

Dari Aisyah ra pernah ditanya seseorang, “Bagaimana keadaan Rasulullah saat berada dirumahnya?” Aisyah menjawab, “Beliau adalah orang yang paling lemah lembut, paling murah hati dan beliau tak berbeda dengan salah seorang laki-laki diantara kalian. Hanya saja beliau banyak tertawa yang berupa senyuman.” (Diriwayatkan Ibnu Sa’d dan Ibnu Asakir).

Wajah beliau senantiasa ceria dan berseri sekalipun berhadapan dengan orang yang tidak disukai. Senyum-senyum Rasulullah SAW diantaranya: karena hal-hal yang kontradiktif, karena perbuatan para sahabat, karena gembira, karena kejadian ghaib termasuk kejadian di akhirat.

Canda Rasulullah
Rasulullah SAW juga melakukan canda. Candanya adalah canda yang tetap menjaga wibawa. Tatkala bercanda beliau tidak mengatakan kecuali yang benar. Canda beliau terlepas dari hal-hal yang kurang baik dan dilakukan sesekali waktu.

Tangis Rasulullah
Adapun tangis Rasulullah SAW tidak disertai sedu-sedan dan suara yang meraung-raung. Tangisnya hanya berupa air mata yang menetes dari kedua mata beliau dan di dada beliau terdengar gemuruh seperti ada yang mendidih.

Tangisnya bukan karena urusan dunia. Kadang-kadang tangis beliau berupa kasih sayang terhadap orang yang meninggal, terkadang berupa luapan kasih dan rasa takut terhadap keadaan umat.

Beliau juga menangis sebagai rasa takut kepada Allah, menangis saat mendengar alquran. Ini merupakan tangis kerinduan, cinta, dan pengagungan sehingga menimbulkan rasa takut dan khawatir.


Diringkas oleh: Cecep Y Pramana
Dari buku: “Senyum dan Tangis Rasulullah” karya: Ahmad Musthafa Qasim Ath-Thanthawy (Darul Fadhilah-Cairo)
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar Jakarta



0 komentar:

Posting Komentar