Insight feeling,
kemampuan melihat latar belakang, mengetahui, memahami, motivasi seseorang akan memudahkan kita dalam dealing, berurusan, kepada seseorang, betapapun jahatnya orang tersebut.
Setiap orang memiliki alasan tersendiri. Untuk menjadi orang yang berhasil mencapai puncak keberhasilan, ada alasannya. Dan orang yang menjadi gelandangan, tanyakan kepadanya mengapa ia hidup begitu, ia pun pasti mempunyai alasan.
Insight Feeling juga merupakan kelincahan berpindah sudut, mengikuti cara pandang orang yang sedang kita hadapi. Berhadapan dengan perampok, ikutlah cara pandang nya, begitupun saat berhadapan dengan pendeta, pembunuh, perayu dan sebagainya.
Orang yang menjadi korban kekerasan phisik (bahkan pembunuhan) oleh perampok yang mendatangi rumahnya biasanya adalah orang yang tidak dapat mengikuti cara pandang perampok, ia mempertahankan harta bendanya.
Jalannya kejadian bisa menjadi lain jikalau tuan rumah malah membantu perampok:
“Ya, cepatlah ambil barang-barang ini sebelum tetangga mengetahui, agar anda tidak berada dalam kesulitan!”
Apabila ini yang dilakukan pemilik rumah, niscaya ia tidak akan mendapatkan tindakan kekerasan dari si perampok.
Seorang wanita yang hendak diperkosa, kalau saja ia berkata:
“Ok, lekaslah sebelum orang lain melihat kita.”
Ini tentu mencengangkan calon pemerkosa, mungkin saja ia malah kehilangan selera memperkosanya, mendadak kehilangan motivasi pelecehan sexual, wanita yang menantang secara sexual, tidak dapat dilecehkan secara sexual.
Luputlah si wanita cerdik itu dari perkosaan.
Begitupun berhadapan dengan pembunuh, sekiranya kita dapat melihat dari sudut pandangnya, maka faktor ancaman atas diri kita menurun drastis, sekalipun ia tinggal bersebelahan rumah dengan kita.
Jadi kiranya, ada saat-saat kita mempertahankan pendapat/pandangan, ada saat lain dimana kita perlu lincah berpindah sudut pandang.
Hendaklah kita tulus seperti merpati, dan cerdik seperti ular..
0 komentar:
Posting Komentar