Guru Zen Jepang Gudo dan Daigu diundang untuk menemui seorang pegawai tinggi yang tertarik pada Zen.
Gudo : Bapak bijak sejak dari sananya dan mempunyai kemampuan sejak lahir untuk belajar zen.
Omong kosong! Orang goblok ini boleh saja berkedudukan tinggi, tetapi ia tak tahu apapun tentang zen.
Pegawai Tinggi: Setelah mendengar pandangan Anda berdua yang terhormat, saya kira saya tahu apa yang mesti saya lakukan.
Akhirnya, bukannya membangun Vihara untuk Gudo, pegawai tinggi itu mendirikannya untuk Daigu
dan balajar zen darinya.
Daigu tidak peduli bahwa ia sedang menghadapi seorang pegawai tinggi dan berkata jujur dan langsung dan karenanya terhormat. Tidak terpengaruh oleh bentuk luar dan tidak menyembunyikan kebaikan atau kejahatan di dalam hati inilah cara untuk dekat pada zen.
Gudo : Bapak bijak sejak dari sananya dan mempunyai kemampuan sejak lahir untuk belajar zen.
Omong kosong! Orang goblok ini boleh saja berkedudukan tinggi, tetapi ia tak tahu apapun tentang zen.
Pegawai Tinggi: Setelah mendengar pandangan Anda berdua yang terhormat, saya kira saya tahu apa yang mesti saya lakukan.
Akhirnya, bukannya membangun Vihara untuk Gudo, pegawai tinggi itu mendirikannya untuk Daigu
dan balajar zen darinya.
Daigu tidak peduli bahwa ia sedang menghadapi seorang pegawai tinggi dan berkata jujur dan langsung dan karenanya terhormat. Tidak terpengaruh oleh bentuk luar dan tidak menyembunyikan kebaikan atau kejahatan di dalam hati inilah cara untuk dekat pada zen.
0 komentar:
Posting Komentar