Ada orang bertanya pada Master Cheng Yen:
Apa yang dimaksud dengan berdana sesungguhnya?
...Master menjawab:
Berdana harta benda adalah untuk berbuat kebajikan, berdana tidak harus menyumbangkan banyak uang, melainkan harus mengikuti jalinan jodoh dan sesuai kemampuan diri sendiri. Mengikhlaskan tanpa perasaan menyesal dan tanpa kerisauan, baru merupakan berdana dengan ikhlas yang sesungguhnya. Jika berdana dengan ikhlas, kita bukan saja berdana materi berwujud, juga melepaskan kerisauan batin.
Umumnya orang awam setelah berdana akan memiliki dua macam kondisi batin. Pertama adalah tidak ikhlas, menyesal kenapa diri sendiri bersumbangsih begitu banyak; kedua adalah takut kalau orang lain tidak tahu dirinya telah berdana dan berbuat kebajikan, serta berharap orang lain memberi pujian. Keduanya ini bukanlah berdana sesungguhnya. Master menjelaskan: “Sesudah berdana, kesan pikirannya harus segera dilepaskan, ini yang disebut melepaskan kerisauan, ini baru merupakan berdana sesungguhnya, sehingga batin merasa tenang dan nyaman. Jika sesudah berdana materi berwujud, malah membiarkan batin terikat pada kerisauan tanpa wujud, ini bukan merupakan berdana yang jernih, bukan berdana yang sesungguhnya.”
Sebagai contoh adalah insan Tzu Chi di Taiwan, ketika semakin banyak seseorang berdana, dia akan semakin merendahkan diri, malah semakin giat mengerjakan pekerjaan kasar, sebab dia tahu kalau begini baru merupakan berdana sesungguhnya.
Dikutip dari: Catatan Harian Master Cheng Yen edisi musim semi tahun 2003
0 komentar:
Posting Komentar