Hari sabtu tanggal 1 oktober 2005, Bom bali II telah terjadi.
Saat itu Maria (Tris) sedang outing bersama seluruh karyawan PT. Kim Eng,
kebetulan acara diadakan di Nyoman Cafe Jimbaran antara jam 18:00 sampai
terjadinya peristiwa peledakan bom di Kuta, Jimbaran & Nusa Dua.
Sekitar pukul 19:00 telpon rumah berdering, mama mertua mengangkat telp dan shock ketika mendengar suara Maria yang relatif singkat "Ma, ini aku kena
bom doakan Tris selamat ya, disini banyak yang luka" dan telepon kemudian
putus karena signal yang kurang bagus. Mama mertua membangunkan aku yang sedang tertidur, sambil menangis "Ris, bangun, Tris kena bom, gimana ini?".
Jantungku seakan berhenti berdetak, tak pernah terpikir akan ada kejadian
yang demikian mengejutkan, sambil menahan tangis kucoba berpikir apa yang
sebaiknya aku lakukan. Segera sebisa mungkin aku berdoa dan menyebut darah Yesus jangan sampai ada apa-apa dengan istriku, kemudian kucoba telpon ke nomor-nomor HP rekan-rekan kantornya, ternyata tak ada satupun yang dapat dihubungi, Hotel di Bali tempat menginapnyapun tidak dapat di hubungi.Rupanya di seluruh Bali sedang terjadi gangguan jaringan telpon (mgk dimatikan) sebagai antisipasi peledakan berikutnya. Begitu gelisahnya
sampai mama di Tuban ku telepon untuk minta bantuan doa. Akhirnya dengan putus asa kutulis sms "Mi, aku kuatir, kamu segera telpon aku secepatnya ya" dengan status pending. Ku ikuti perkembangan bom bali dari siaran di televisi. Akhirnya pada pukul 20:30 status sms berubah menjadi send, segera kutelepon HP istriku dan pembicaraanpun berlangsung panjang lebar, hatikupun tenang karena istriku sudah di hotel bersama teman-temannya tanpa kurang suatu apapun. Dari cerita istriku inilah kutarik kesimpulan bahwa muzizat itu memang ada.
Sabtu itu seluruh karyawan Kim eng berkumpul untuk acara outing dan santap
malam di Nyoman Cafe, hampir seluruh tempat sudah dibooking oleh PT. Kim
Eng dan seluruh karyawan sudah mendapatkan tempatnya masing-masing
(termasuk istriku yang dari surabaya), hanya saja sebagian karyawan Kim Eng
surabaya beserta bossnya (Francis) ada yang berangkat sendiri sehingga agak
terlambat datang di Nyoman Cafe. Sebuah meja yang sudah dipesan dan
letaknya strategis dekat pantai ternyata diisi oleh orang lain yang tengah
menjamu relasi bisnisnya, sehingga terjadi keributan kecil antara Francis
dengan orang itu, dimana Francis ngotot bahwa meja itu adalah hak karyawan
Kim Eng karena sudah di pesan, dan diatas meja itu tertulis karton nama PT.
Kim Eng sedangkan orang itu ngotot tidak mau pindah. Akhirnya oleh karyawan Nyoman Cafe Francis dkk diberi tempat yang lain yang agak jauh, walaupun dongkol akhirnya mereka hanya bisa nurut aja. Sekitar pukul 18:50 terdengar letusan untuk pertama kalinya dari arah Cafe dekat Four season hotel. Pengunjung Nyoman Cafe panik semua termasuk istriku, karyawan cafe berusaha menenangkan seluruh pengunjung dan mengatakan bahwa itu mungkin ada tabung yang meledak, dan pengunjung diminta untuk diam di tempat. Baru selesai karyawan tersebut bicara, terjadi ledakan kedua yang justru terjadi di Nyoman Cafe, lebih tepatnya ledakan yang terjadi ternyata berasal dari meja maut yang tadinya diperebutkan oleh Francis dkk, mereka sungguh beruntung karena tidak menjadi korban meja maut tersebut, orang yang merebut tempat itu bersama tamunya yang akhirnya malah jadi korban peledakan bom. Pengunjung langsung semburat melarikan diri menjauh dari lokasi bom, termasuk istriku. Kejadian yang sungguh luar biasa adalah bahwa meja yang diledakkan letaknya hanya selisih dua meja dari meja istriku, dan yang mengejutkan ternyata dibawah meja makan istriku pada akhirnya ditemukan 5 buah bom yang ditanam dalam pasir dan belum sempat diledakkan. Sungguh aku bersyukur atas perlindungan Tuhan tersebut.
Istriku bersama dua temannya terus berlari menjauh lokasi bom ke arah
semak-semak dan terus berlari hingga tembus ke jalan raya.
Francis dan stafnya Wan Cing yang kebetulan selesai makan sedang berjalan
-jalan begitu mendengar letusan bom pertama, berusaha lari menuju pantai,
tapi ternyata malah agak mendekati lokasi meja maut, sehingga waktu ledakan
kedua mereka terkena efek bom, Francis mengalami lebam-lebam, tapi Wan Cing yang parah, baut dari bom menembus sampai ke dadanya sehingga harus di operasi. Kabar terakhir tadi siang, ternyata baut tersebut sampai menembus paru-parunya sehingga mengalami gembos, dan bakal di operasi di Singapura besok.
Semoga pengalaman ini berguna bagi kita semua. Apabila Tuhan memang belum berkehendak memanggil kita, peristiwa luar biasa apapun tak akan membuat kita menghadap padaNya. Itulah misteri kehidupan!!!
yang demikian mengejutkan, sambil menahan tangis kucoba berpikir apa yang
sebaiknya aku lakukan. Segera sebisa mungkin aku berdoa dan menyebut darah Yesus jangan sampai ada apa-apa dengan istriku, kemudian kucoba telpon ke nomor-nomor HP rekan-rekan kantornya, ternyata tak ada satupun yang dapat dihubungi, Hotel di Bali tempat menginapnyapun tidak dapat di hubungi.Rupanya di seluruh Bali sedang terjadi gangguan jaringan telpon (mgk dimatikan) sebagai antisipasi peledakan berikutnya. Begitu gelisahnya
sampai mama di Tuban ku telepon untuk minta bantuan doa. Akhirnya dengan putus asa kutulis sms "Mi, aku kuatir, kamu segera telpon aku secepatnya ya" dengan status pending. Ku ikuti perkembangan bom bali dari siaran di televisi. Akhirnya pada pukul 20:30 status sms berubah menjadi send, segera kutelepon HP istriku dan pembicaraanpun berlangsung panjang lebar, hatikupun tenang karena istriku sudah di hotel bersama teman-temannya tanpa kurang suatu apapun. Dari cerita istriku inilah kutarik kesimpulan bahwa muzizat itu memang ada.
Sabtu itu seluruh karyawan Kim eng berkumpul untuk acara outing dan santap
malam di Nyoman Cafe, hampir seluruh tempat sudah dibooking oleh PT. Kim
Eng dan seluruh karyawan sudah mendapatkan tempatnya masing-masing
(termasuk istriku yang dari surabaya), hanya saja sebagian karyawan Kim Eng
surabaya beserta bossnya (Francis) ada yang berangkat sendiri sehingga agak
terlambat datang di Nyoman Cafe. Sebuah meja yang sudah dipesan dan
letaknya strategis dekat pantai ternyata diisi oleh orang lain yang tengah
menjamu relasi bisnisnya, sehingga terjadi keributan kecil antara Francis
dengan orang itu, dimana Francis ngotot bahwa meja itu adalah hak karyawan
Kim Eng karena sudah di pesan, dan diatas meja itu tertulis karton nama PT.
Kim Eng sedangkan orang itu ngotot tidak mau pindah. Akhirnya oleh karyawan Nyoman Cafe Francis dkk diberi tempat yang lain yang agak jauh, walaupun dongkol akhirnya mereka hanya bisa nurut aja. Sekitar pukul 18:50 terdengar letusan untuk pertama kalinya dari arah Cafe dekat Four season hotel. Pengunjung Nyoman Cafe panik semua termasuk istriku, karyawan cafe berusaha menenangkan seluruh pengunjung dan mengatakan bahwa itu mungkin ada tabung yang meledak, dan pengunjung diminta untuk diam di tempat. Baru selesai karyawan tersebut bicara, terjadi ledakan kedua yang justru terjadi di Nyoman Cafe, lebih tepatnya ledakan yang terjadi ternyata berasal dari meja maut yang tadinya diperebutkan oleh Francis dkk, mereka sungguh beruntung karena tidak menjadi korban meja maut tersebut, orang yang merebut tempat itu bersama tamunya yang akhirnya malah jadi korban peledakan bom. Pengunjung langsung semburat melarikan diri menjauh dari lokasi bom, termasuk istriku. Kejadian yang sungguh luar biasa adalah bahwa meja yang diledakkan letaknya hanya selisih dua meja dari meja istriku, dan yang mengejutkan ternyata dibawah meja makan istriku pada akhirnya ditemukan 5 buah bom yang ditanam dalam pasir dan belum sempat diledakkan. Sungguh aku bersyukur atas perlindungan Tuhan tersebut.
Istriku bersama dua temannya terus berlari menjauh lokasi bom ke arah
semak-semak dan terus berlari hingga tembus ke jalan raya.
Francis dan stafnya Wan Cing yang kebetulan selesai makan sedang berjalan
-jalan begitu mendengar letusan bom pertama, berusaha lari menuju pantai,
tapi ternyata malah agak mendekati lokasi meja maut, sehingga waktu ledakan
kedua mereka terkena efek bom, Francis mengalami lebam-lebam, tapi Wan Cing yang parah, baut dari bom menembus sampai ke dadanya sehingga harus di operasi. Kabar terakhir tadi siang, ternyata baut tersebut sampai menembus paru-parunya sehingga mengalami gembos, dan bakal di operasi di Singapura besok.
Semoga pengalaman ini berguna bagi kita semua. Apabila Tuhan memang belum berkehendak memanggil kita, peristiwa luar biasa apapun tak akan membuat kita menghadap padaNya. Itulah misteri kehidupan!!!
0 komentar:
Posting Komentar