Di zaman ini, begitu banyak hal yang bisa menjadikan hati kita gelisah. Kenaikan gaji yang nyaris habis dikikis inflasi. Harga sayur-mayur yang menguras uang dapur. Uang sekolah anak-anak yang kadang menyesakkan. Juga sang gadis pujaan hati yang tidak kunjung bosan melakukan penolakan.
Karena kegelisahan itu, kita menjadi sulit tidur. Dari sulit tidur, lalu kita dihinggapi depresi. Kemudian berkembang menjadi stres berkepanjangan. Untuk mengobatinya, kita meminum obat tidur ditambah antidepresan dan antiansietas.
Memang, banyak orang yang tertolong dengan obat-obatan semacam itu. Namun, dalam jangka panjang mereka harus menaikkan dosis untuk menghasilkan efek yang sama, akhirnya malah menjadi ketagihan.
Adakah alternatif lain selain obat-obatan semacam itu?
Di zaman dahulu kala, obat-obatan seperti itu belum ada. Begitu pula dengan lembaga pelatihan yang menyajikan topik Stress Management sehingga orang-orang pada masa itu harus mencari jalan keluar lain, seperti yang dikisahkan dalam sebuah dongeng.
Dongeng tentang seorang lelaki yang sedang dihinggapi oleh kegelisahan hati.
Dia mendatangi seorang bijak di tengah gurun pasir. Lalu bertanya,
“Tuan, apa rahasianya sehingga Tuan begitu tenteram dalam menghadapi hidup yang serba sulit ini?”
Orang bijak itu berkata,
“Aku tahu sebuah rahasia,” katanya,
“tapi aku tidak bisa mengatakannya kepadamu,”.lanjutnya.
Lelaki itu menahan kecewa sambil berkata,
“Jika Tuan tidak mengatakannya, bagaimana saya mengetahuinya?”
“Engkau bisa membacanya,”
kata sang bijak, seraya mengarahkan telunjuknya ke sebuah gundukan bukit pasir.
“Di sana,” lanjut beliau.
“Ada selembar kulit kambing yang menyimpan rahasia itu. Raihlah kulit kambing itu dan bacalah apa yang tertulis padanya,” katanya.
“Jika engkau bisa mengamalkannya maka hatimu akan terbebas dari rasa gundah dan gelisah.”
Lalu, orang bijak itu beranjak pergi.Seketika itu juga, sang lelaki berlari ke bukit yang dilihatnya di ujung sana. Setelah mencari-cari di seluruh penjuru bukit itu, akhirnya dia berhasil menemukan kulit kambing yang diceritakan oleh sang bijak tadi.Dia bergegas membuka lembaran kulit kambing itu. Di sana, didapatinya sebaris kalimat aneh yang berbunyi, ” Alaa bidzikrillaahi tathma-innul quluub….” (gk tau artinya ^^)
Sejenak dia berpikir, apa arti kalimat itu. Oh, dia teringat masa kecil dulu, ketika gurunya bercerita tentang rahasia itu. Perlahan-lahan dia teringat pula kalimat itu berarti hanya ada satu cara untuk menjadikan hati kita tenang, yaitu dengan mengingat Tuhan.
Orang-orang yang senantiasa mengingat mereka mempunyai Tuhan tempat bersandar dijamin akan merasa tenang di hatinya.
Betapa tidak? Di dunia ini ada begitu banyak hal yang di luar jangkauan kemampuan manusia sehingga mengandalkan kemampuan diri sendiri saja seringkali tidak cukup. Lagipula, masalah kita bisa datang silih berganti.
Saat kita terbebas dari suatu masalah, masalah lain serta merta menggantikan.Ketika teringat kepada Tuhan, kita kembali disadarkan tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan Tuhan. Saat kita meminta kepada-Nya untuk diberi kekuatan maka kita mendapatkan kekuatan dari sang pemilik kekuatan itu sendiri. Itu membuat kita memiliki kekuatan untuk terus menjalani hidup.
Tidak peduli sesulit apa pun dia mendera kita. Selain itu, kita juga kembali disadarkan bahwa Tuhan itu Maha Adil. Dia tidak mungkin menghukum orang-orang yang berbuat kebajikan. Sebaliknya, tidak mungkin Dia membiarkan orang-orang yang berbuat jahat, menindas sesama manusia, merampas hak orang lain, dan bertindak sewenang-wenang. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa terbebas dari pengawasan-Nya. Jadi, di saat kita harus melakukan tindakan-tindakan yang baik, kita yakin bahwa Tuhan mendukung kita di belakang.
Namun, ketika terbersit di hati kita untuk melakukan sesuatu yang kurang baik, merugikan orang lain, atau mengambil hak orang lain, kita teringat Tuhan menyaksikan.
Mudah-mudahan kita ditunjukkan kepada jalan yang lurus lagi.Mengingat Tuhan, berarti menjadikan Tuhan sebagai backing kita. Jika kita membayar orang-orang berpengaruh untuk menjadi backing kita, rasanya hati kok tenang sekali ya?
Apalagi jika yang menjadi backing adalah Sang Maha Pemilik Kekuatan dan Kekuasaan Mutlak
0 komentar:
Posting Komentar