Bagaimana kita membuat haI-haI sulit agar berlalu lebih cepat?
Caranya, tetap berada di momen kini. Ketika kita bermeditasi, kita tetap berada dalam momen kini, kita tidak merisaukan masa depan. Bertahan seperti ini sangatlah mudah, namun masih belum cukup.
Kunci keberhasilan meditasi adalah menaruh sukacita dalam meditasi. Itulah sebabnya kepada orang—orang yang mulai bermeditasi, saya minta mereka sadar akan tubuh mereka, sadar akan mulut mereka, lalu naikkan ujungnya.Ya, senyumlah sedikit. Nah, meditasi akan jadi jauh lebih mudah. Saya mengetahui hal ini pertama kali ketika saya mahasiswa. Saya bukan tipe pelajar olahragawan. Bagi saya, olahraga itu menyenangkan, sampai beberapa orang mulai jadi terlalu serius menanggapi olahraga, dan saya tak pernah bisa mengerti kenapa mereka demikian. Namun, suatu hari, saya ada dalam perahu ini, di tengah sungai, bersama delapan pria Iain, satu orang pengatur tempo dan tujuh pendayung. Kami sedang dalam balap perahu.
Dan astaga, begitu jauh kami harus mengayuh ! Ketika baru setengah jarak tempuh, saya sudah tidak tahan lagi. Saya tak punya sisa tenaga lagi untuk mengayuh dayung ini.
Pada saat itu, jika Anda pernah melihat balap perahu, selalu ada pelatih yang naik sepeda di jalanan di tepian sungai. Pelatih saya meneriaki saya dari tepian 'Kamu bikin wajahmu jadi jelek amat sih? Senyum!"
Mungkin saya memang membuat wajah yang jelek. Kadang ketika kita bangkit dari meditasi, sebagian dari kita pun membuat wajah yang jelek—cukup untuk membuat guru kita jadi kesal. Tapi pelatih saya bilang, ”Senyum! Nyengir!"
Setidaknya saat itu saya masih muda, saya cukup Iunak dan terbuka untuk menerima saran. Jadi saya melakukannya, saya tersenyum, nyengir, dan segera dayung pun jadi lebih mudah dikayuh. Saya
mendapat Iebih banyak tenaga. Semuanya jadi lebih baik. Para pelatih tahu trik ini, tapi tahukah Anda bahwa trik ini bias kita gunakan sendiri dalam hidup kita? Jika hidup kita menjadi sulit, bubuhkan sukacita dan kesenangan dalam hidup Anda. Jika Anda bisa menaruh senyum di dalamnya, hidup akan menjadi lebih baik.
Caranya, tetap berada di momen kini. Ketika kita bermeditasi, kita tetap berada dalam momen kini, kita tidak merisaukan masa depan. Bertahan seperti ini sangatlah mudah, namun masih belum cukup.
Kunci keberhasilan meditasi adalah menaruh sukacita dalam meditasi. Itulah sebabnya kepada orang—orang yang mulai bermeditasi, saya minta mereka sadar akan tubuh mereka, sadar akan mulut mereka, lalu naikkan ujungnya.Ya, senyumlah sedikit. Nah, meditasi akan jadi jauh lebih mudah. Saya mengetahui hal ini pertama kali ketika saya mahasiswa. Saya bukan tipe pelajar olahragawan. Bagi saya, olahraga itu menyenangkan, sampai beberapa orang mulai jadi terlalu serius menanggapi olahraga, dan saya tak pernah bisa mengerti kenapa mereka demikian. Namun, suatu hari, saya ada dalam perahu ini, di tengah sungai, bersama delapan pria Iain, satu orang pengatur tempo dan tujuh pendayung. Kami sedang dalam balap perahu.
Dan astaga, begitu jauh kami harus mengayuh ! Ketika baru setengah jarak tempuh, saya sudah tidak tahan lagi. Saya tak punya sisa tenaga lagi untuk mengayuh dayung ini.
Pada saat itu, jika Anda pernah melihat balap perahu, selalu ada pelatih yang naik sepeda di jalanan di tepian sungai. Pelatih saya meneriaki saya dari tepian 'Kamu bikin wajahmu jadi jelek amat sih? Senyum!"
Mungkin saya memang membuat wajah yang jelek. Kadang ketika kita bangkit dari meditasi, sebagian dari kita pun membuat wajah yang jelek—cukup untuk membuat guru kita jadi kesal. Tapi pelatih saya bilang, ”Senyum! Nyengir!"
Setidaknya saat itu saya masih muda, saya cukup Iunak dan terbuka untuk menerima saran. Jadi saya melakukannya, saya tersenyum, nyengir, dan segera dayung pun jadi lebih mudah dikayuh. Saya
mendapat Iebih banyak tenaga. Semuanya jadi lebih baik. Para pelatih tahu trik ini, tapi tahukah Anda bahwa trik ini bias kita gunakan sendiri dalam hidup kita? Jika hidup kita menjadi sulit, bubuhkan sukacita dan kesenangan dalam hidup Anda. Jika Anda bisa menaruh senyum di dalamnya, hidup akan menjadi lebih baik.
Posted in: ~Senyum~
0 komentar:
Posting Komentar