Rabu, 11 Mei 2011

Napak Tilas ke Arafah, Muzdalifah, Mina dan Jamarat (catatan-13)

Setelah dirasa cukup menikmati keindahan Jabal Rahmah, selanjutnya rombongan diinformasikan oleh tour guide GSM perwakilan Arab Saudi, ustad Asep tentang rute ibadah Mekkah-Arafah dengan disediakannya kereta commuter oleh pemerintah Arab Saudi yang beroperasi hanya di musim haji.

Diinformasikan juga bahwa di Arafah ada mesjid yang cukup besar bernama masjid Namiroh. Mesjid ini hanya ramai setahun sekali saja, yaitu di musin haji. Sedangkan di hari biasa jarang sekali peziarah yang sengaja berkunjung ke masjid ini.

Selanjutnya bus berkeliling melewati Muzdalifah, dari kejauhan terlihat tenda-tenda kecil berwarna putih. “Di sinilah jamaah haji bermalam dan mengambil batu kecil untuk melontar jumroh keesokan harinya di Mina,” cerita ustad Asep kepada rombongan GSM bus 2.

Bus pun terus melaju melewati terowongan dari Muzdalifah ke Mina bernama Muhaisyim yang sudah dibuat menjadi dua. Hebatnya, terowongan ini menembus gunung batu.

Dulu saat ada tragedi Mina yang menewaskan banyak jamaah, termasuk jamaah dari Indonesia, terowongan ini cuma satu. Karena itu pemerintah Arab Saudi menambahnya sehingga tidak ada persilangan. Setelah terowongan ditambah, tidak ada lagi kecelakaan yang terjadi menimpa jamaah.

Kami juga melihat dari kejauhan, tempat melempar jumroh atau Jamarat. “Ada 3 jumroh yang harus dilempar oleh jamaah haji, yaitu jumroh ula (jumroh pertama), jumroh wustho (jumroh tengah), dan jumroh aqabah. Saat ini, tempat melempar jumroh sudah terdiri dari tiga lantai sehingga jamaah bisa memilih mana yang paling nyaman,” jelas ustad Asep panjang lebar kepada rombongan umrah.

Namun sayang, kami semua tidak sempat mendekati lokasi, dan hanya melihat dari jalan raya. Terlihat juga lokasi jumroh sudah seperti jalan layang. Setelah selesai menapaki rute haji, bus 1 dan 2 yang membawa kami langsung kembali ke Mekkah.

Dalam perjalanan mendekati kota Mekkah, ustadz Asep juga menjelaskan kalau di kanan bus ada gua Hira, tempat Nabi SAW menerima wahyu pertama kali. Gua Hira ini diperkirakan tingginya lebih dari 200 meter


0 komentar:

Posting Komentar