Sabtu, 21 Mei 2011

Bandara King Abdul Aziz, Terbang Menuju Indonesia (selesai)

Setelah puas menikmati angin laut di masjid terapung, sekaligus berfoto-foto, bus rombongan 1 dan 2 travel Gema Shafa marwa (GSM) kembali melanjutkan perjalanan menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

Setelah tiba di Bandara, ternyata pemeriksaan penumpang dan bagasi cukup lama, sehingga kami harus menunggu lebih lama. Berikutnya, kami berbaris ke imigrasi. Di sini jamaah perempuan harus disertai mahramnya. Setelah lolos dari imigrasi, penumpang diperiksa sangat ketat. Tak ada satu logam pun boleh lolos.

Saya yang menyimpan kunci kecil di dompet, dan lainnya harus berkali-kali mengulangi proses scanning. Setelah empat kali bolak-balok proses scanning, akhirnya saya pun bisa lolos. Cukup aneh juga yah, mengapa di Saudi bisa terdeteksi, padahal waktu di Jakarta tidak.

Waktu menunjukkan telah masuk waktu, namun musholla di dalam Bandara tidak dilengkapi dengan tempat wudhu sebagaimana mushola di bandara Indonesia. Penumpang harus mengambil wudhu di toilet umum yang lumayan jauh. Toilet umum ini juga tidak menyediakan tempat khusus wudhu. Tak jarang jamaah umrah menaikkan kakinya ke wastafel.

Pukul 20.00 malam waktu setempat, akhirnya pengumuman boarding bergema. Seluruh rombongan travel Gema Shafa Marwa (GSM) sebanyak 78 jamaah ditambah ratusan penumpang dari jamaah lainnya menaiki pesawat wide body Boeing 747-400 Lion Air secara acak, tidak diurutkan berdasar nomor sebagaimana terjadi di Cengkareng. Akibatnya, terjadi antrian cukup panjang di tangga bagian belakang.

Bersyukur, dalam perjalanan pulang, saya bersama rombongan GSM lainnya yang saat perjalanan dari Indonesia menuju Jeddah terpisah-pisah tempat duduknya, justru kepulangan dari Jeddah ke Indonesia rombongan berkumpul tidak jauh dan tidak terpisah-pisah.

Sudah terbayang perjalanan melelahkan selama 10 jam akan dihadapi. Namun, semangat ibadah umrah selama Sembilan hari di tanah suci menambah motivasi kami untuk selalu merasakan kesyukuran atas nikmat yang Allah SWT berikan kepada kami semuanya.

Pukul 09.50 WIB pesawat yang kami tumpangi mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta Barat. Sebagaimana biasa, kami harus melewati petugas imigrasi. Paspor distempel, kemudian kami menuju tempat pengambilan bagasi. Air zamzam sebanyak 10 liter per orang dibawa bersama dalam pesawat, bukan dikirim via cargo.

Jika rombongan umrah yang lain ada yang di jemput oleh sanak saudara, atau menggunakan Bus Bandara ke lokasi tujuan, juga mencarter mobil sampai tujuan. Beberapa saat kemudian, saya pun ikut mencarter mobil yang disewakan cukup murah menuju rumah di Jatiasih, Kota Bekasi.

Demikian perjalanan ruhani kami ke tanah suci yang terekam oleh penulis. Semoga bisa memberi gambaran dan inspirasi bagi kawan-kawan yang berniat untuk melakukan ibadah umrah dalam waktu dekat. Semoga tulisan ini juga bisa memberikan wawasan mengenai apa saja yang terjadi saat umrah, dan hikmah apa yang bisa kita ambil dari rangkaian umrah serta ziarah ke tempat-tempat bersejarah.

Saya pun berdoa kepada Allah SWT, semoga bersama istri dapat pergi ke tanah suci untuk dapat menunaikan ibadah haji. Hasbunallah Wani’mal Wakil, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung” (QS Ali Imran: 173). Wallahua’lam



:: Terima kasih saya haturkan kepada semua kawan-kawan peserta ibadah umrah Travel Gema Shafa Marwa (GSM) dan juga rekan-rekan di Pesanggrahan atas kebersamaan menunaikan ibadah umrah ini. Besar harapan bisa menunaikan ibadah Haji bersama isri tercinta...

0 komentar:

Posting Komentar