Keharmonisan hidup berumah tangga adalah salah satu faktor utama dalam membina sesebuah masyarakat yang baik dan terhormat. Rumah tangga yang baik dan harmoni ini sukar diperoleh tanpa adanya kerjasama serta saling hormat menghormati antara suami isteri serta anggota keluarga lainnya.
Suami harus berkelakuan baik dan berakhlak mulia dalam mengendalikan rumah tangganya. Selain itu, ia juga harus senantiasa memperlihatkan contoh-contoh yang baik dalam pergaulan supaya ia mudah diteladani oleh isteri dan anak-anaknya.
Tidak sewajarnya, di dalam rumah tangga, para suami bertindak keras, apalagi bengis hanya karena untuk mengarahkan itu dan ini, serta mau semuanya tersedia untuknya tanpa memikirkan suasana rumah tangga yang memerlukan kasih sayang, kerjasama dan saling bantu membantu.
Dalam kehidupan berumah tangga, Rasulullah Saw telah memberikan sekaligus memperlihatkan suri teladan yang baik yang dapat diikuti oleh seorang suami dalam membina rumah tangganya. Sebagai seorang suami, Rasulullah Saw sangat bertimbang rasa dan bersedia membantu istri dan keluarganya.
Banyak pekerjaan yang dilakukan dengan tangannya sendiri, seperti menjahit pakaian, memerah susu kambing dan apabila mau makan Baginda Rasul makan makanan yang tersedia dihadapannya.
Rasulullah Saw sangat marah kepada suami yang ringan tangan, selalu memukul isterinya sebagaimana memukul hamba sahaya. Di samping itu, Rasulullah juga menunjukkan panduan dan contoh tentang hidup tolong menolong serta perasaan kasih sayang kepada isteri. Rasulullah Saw juga menunjukkan suri teladan yang baik, khususnya kepada mereka yang mempunyai isteri lebih dari seorang.
Sebagaimana yang diketahui umum bahwa Rasulullah Saw mempunyai beberapa orang isteri yang terdiri dari berbagai usia. Ada yang masih muda dan cantik, dan ada yang sudah berumur. Walaupun demikian, Rasulullah Saw tidak pernah bersikap pilih kasih dalam layanan kasih sayang diantara mereka.
Masa dan giliran mereka dibuat dengan adil serta cukup rapi sekalipun saat Rasulullah sakit. Apabila Rasulullah Saw hendak berpergian (musafir), maka beliau mengundi antara isteri-isterinya itu dan hanya yang terkena undi (terpilih) saja yang berhak bersamanya berpergian. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari keharmonisan rumah tangga Nabi Saw.
0 komentar:
Posting Komentar