“Pergilah kepada Fir'aun, sesungguhnya ia benar-benar telah melampaui batas”. (QS Thaha: 24). Seruan dakwah para nabi dan utusan Allah bertujuan tegaknya agama di muka bumi.
Kenyataan menunjukan bahwa jagat politik merupakan salah satu dari dimensi kehidupan manusia. Karena itu, keberadaannya sama dengan dimensi kehidupan lainnya, seperti ideologi, ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Mereka yang ingin dakwah ini berjalan sesuai jalurnya (gerakan dakwah ilallah), agar banyak dirasakan masyarakat tentunya menyadari bahwa kemenangan politik hanya dapat dicapai melalui perjuangan dakwah yang melibatkan aspek politik.
Sementara itu, kehidupan kaum muslimin dewasa ini menuntut pembaruan orientasi dikalangan gerakan dakwah. Pembaruan orientasi itu meliputi arah dan model dakwah yang sesuai dengan tuntutan dan problematika masyarakat kontemporer (kekinian).
Dalam menghadapi tuntutan-tuntutan itu semua, maka gerakan dakwah hendaknya berorientasi pada pembangunan masyarakat Islam dalam satu sisi dan memobilisasi kekuatan politik umat hingga membuahkan kemenangan politik.
Menjauhnya umat Islam dari risalah Nabi Muhammad SAW dan dengan adanya konspirasi besar-besaran yang menyerbu umat Islam dari berbagai penjuru, diyakini memperparah kelemahan umat Islam dalam menghadapi serbuan peradaban materialistic, yang berujung melemahnya kekuatan dalam perjuangan dakwah Islam.
Namun demikian, ternyata kondisi seperti itu tidak memusnahkan semua potensi kekuatan serta peninggalan peradabannya. Aqidahnya tetap utuh, kokoh sekaligus kuat dan ajaran-ajarannya tidak tergusur meskipun usaha-usaha pembusukan dan langkah memandulkan serta meminggirkan gerakan Islam dan kaum muslimin terus berjalan dan berlangsung hingga kini.
Bahkan gerakan-gerakan dakwah Islam yang ingin mengembalikan ‘izzatul Islam wal Muslimin’ terus marak dan berkembang dihampir semua bagian di muka bumi ini. Gerakan-gerakan itu ingin menegakkan agama Allah di muka bumi dengan sejumlah agenda-agenda perubahan yang dicanangkan untuk menuju masyarakat yang madani.
“Karena itu, serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti hawa nafsu (keinginan) mereka dan katakanlah, "Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil diantara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali”. (QS Asy Syura: 15)
0 komentar:
Posting Komentar