Al Quran adalah Minhajul Hayah bagi manusia yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Allah SWT telah memberikan jaminan terhadap kebenaran, keindahan serta kemudahan dalam menikmati Al Quran yang tidak hanya dapat dirasakan oleh siapa saja dan berlaku sepanjang zaman (QS Al Qomar 17,22, 32 dan 40).
Ungkapan syukur yang tak terkira kepada Allah SWT jika kita telah merasakan kemudahan menikmati Al Quran namun sungguh suatu musibah yang amat besar jika ternyata keakraban kita dengan Al Quran sangat lemah.
Kita harus berlindung kepada Allah SWT agar tidak menjadi orang yang menjadikan Al Quran sebagai mahjura (sesuatu yang ditinggalkan) tetapi sebaliknya kita harus menjadi orang seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang artinya: “Perumpamaan mukmin yang aktif membaca Al Qur'an bagaikan buah Urtujjah, bau harum dan rasanya lezat.” (HR Muttafaqun 'alaih)
Maksudnya, kapanpun dan dimanapun kita berada, maka Al Quran harus memberi shibghah, artinya keberadaan kita ditengah-tengah keluarga dan masyarakat harus dapat menyebarkan semerbak ketakwaan, mujahadah, jihad dan sabar. Diamnya kita dapat membawa ketenangan dan kebahagiaan bagi semua orang yang ada disekitar kita.
Kita sadar betapa pentingnya AlQuran dalam segala aspek kehidupan. Al Quran akan menumbuhkan ‘quwwatudz dzikr, quwwatul munajat, quwwatu hubb’ dalam diri kita sehingga melahirkan hati yang peka dalam menerima taujihat (pengarahan) Allah SWT.
Untuk mencapai hal tersebut kita harus membekali diri dengan Al Quran dengan tahapan-tahapan yang benar agar menghidupkan ruh Al Quran dan berinteraksi dengan Al Quran diantaranya:
Pertama, tumbuhkan sedalam-dalamnya keimanan kepada Allah SWT. Kedua, membiasakan diri tadabur Al Quran melalui terjemahan, kitab tafsir atau mengikuti kajian tafsir di masjid, mushala, kajian mingguan, dan lainnya.
Ketiga, berusaha melaksanakan segala yang diinginkan Allah SWT karena merealisasi satu ayat tidak hanya berdampak bagi peningkatan iman tetapi berdampak pula pada semakin dalamnya pemahaman kita terhadap isyarat Al Quran. Keempat, berusaha merasakan bahwa semua Khitab (intruksi) atau arah pembicaraan Allah adalah Khitab untuk diri sendiri bukan untuk orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar