Rabu, 13 Juli 2011

~Janda Kembang Mencari Jodohnya~

JJanda Kembang (JK) itu untuk kesekian kalinya membuat sang pemuda patah hati. “Kurang apa aku ini, ganteng, keren, kerja di perusahaan besar, jabatan ok, gaji pun ok, lah kok ujung-ujungnya masih ditolak sama dia “ guman sang pemuda tampan yang sedang terluka hati ini.

Suasana menjadi lara, tapi si Janda Kembang tetaplah kembang, yang terus mencari pasangan hati, pautan jiwa, dan sandaran hidup masa depan anak semata wayangnya.

Si Bedul yang tetangga, makin terheran-heran. Minggu pagi yang indah dia coba lampiaskan rasa penasarannya.

Si Bedul : “Mbak, kenapa sih ngga ketemu-ketemu jodoh lagi ? Temen deket yang kemarin itu kurang apa ? masak masih ngga cocok juga”

Si JK: “ Ngga ada yang kurang Dul, cuman ada yang ngga sinkron aja Dul …”

Si Bedul: “ Loh ..ngga sinkron dimananya ?”

Si JK: “ Gini Dul, waktu aku tanya dia, dia itu kenapa sih kok suka, bahkan bilang cinta sama saya. Dia jawab aku itu sempurna, aku cantik, aku bugar dan tampak segar, aku pandai merawat raga, aku smart, diajak ngomong apa aja nyambung, penampilanku selalu indah dipandang, dan aku punya cita-2 yang tinggi untuk anakku”

Si Bedul: “Lah khan memang mbak seperti itu, trus dimananya yang ngga sinkron?”

Si JK: “Aku tanya ke dia, apa calon istri idamanmu harus seperti aku ? Dia jawab 1000% iya … harus seperti itu, sebagai suami sejati, dia mendambakan istri yang sempurna”.

Si JK (sambil senyum terpendam) “ Gini Dul, aku sudah coba jalan sama Dia, coba mengerti siapa Dia. Ya …juga coba agak matre si Dul, berhitung-hitung dikit. Ternyata Dia itu pemuda dengan harapan selangit. Dia pengin punya istri yang komplit luar dalam. Banyak soal yang ada padaku ini dibahas Dul.

Soal otak-ku ini, dia pengin istrinya ber-otak Smart, bisa ngimbangin semua yang diomongin .. mulai dari urusan kerjaan, training, seminar, buku, film, koran, majalah, politik …, belum lagi soal anak, pola pendidikan dan urusan sekolah. Lah ini khan bikin aku jadi harus juga baca, nonton, dengerin berita dan radio, ngerti soal pekerjaannya, dan paham betul soal pendidikan anak.

Terus soal raga ini Dul, dia pengin istrinya selalu tampak bugar, segar dan sehat. Maunya setiap hari seperti itu. Klo gitu, ya aku perlu fitness 2x seminggu, nyalon dan spa 2x sebulan, dan perawatan kulit sekali sebulan.

Terus soal penampilan, dia maunya istrinya ngga bikin malu soal penampilan. Lah ini kan bikin aku harus punya salon dan butik langganan…

Apalagi soal anak Dul .. , walaupun dia kuliah cuman S1, dia itu punya cita-cita anaknya Doktor, dan go global. Klo gitu, ya sejak awal harus kusiapkan untuk tujuan itu. Anaknya ya harus sekolah internasional, biar dari kecil bahasa inggris-nya cas cis cus, bacaannya ngga perlu lagi buku terjemahaan, TV-nya ya Discovery Channel, National Geographic, bukan TV lokal yang sinetron melulu..!”

Terus soal rumah, Dia maunya tinggal di apartemen, dipusat kota. Supaya Dia bisa ngurusin kerjaanya dengan lancar, produktivitasnya tinggi … ngga capek-2 dijalan. Gampang ketemu temen dan pelanggan. Klo capek tinggal cari cafe, atau pijat refleksi. Bisa fitness 2x seminggu, bisa renang sewaktu-waktu.

Si JK (terdiam sejenak, menghela nafas)

Masalahnya Dul, semua yang Dia inginkan itu 1000% ngga sinkron dengan statusnya saat ini. Dia itu karyawan, yang gajinya saat ini baru 7 digit, walau katanya 5-10 atau bahkan 20 tahun lagi baru mencapai 8 digit. Lah ini khan masih jauh dari gaya hidup impian Dia, yang sejatinya juga gaya hidup impianku. Belum kepotong inflansi 10% pertahun, juga gejolak harga minyak dunia dan gonjang ganjing rupiah.

Hari gini Dul, penghasilan 7 digit hanya cukup nyaman buat nyicil rumah, mobil dan belanja harian, itu pun yang pas-pasan. Jadi ngga mungkin cukup buat impian yang selangit gitu. Klo aku dibilang cewek matre ya ngga papa Dul, wong memang itu kenyataan diluar sana”.

Si Bedul: (yang karyawan) “Busyeeeetttt, itu khan gue bangeeettt !!!”

Si JK : “ Udah ah Dul, jangan tersinggung. Aku tungguin kamu aja deh, tapi klo udah jadi pengusaha kaya yaa” (sambil mesam-mesem dan pergi melambai)

Si Bedul: “Aduuuuuuuhhhhh, kenapa siihh aku ngga berani jadi pengusaha ….”

0 komentar:

Posting Komentar