Senin, 12 Januari 2009

RUMPUT LIAR DI ANTARA PADI

Oleh Hermanus Y Lobo
www.spiritual-motivasi.blogspot.com


Masa kecil saya banyak dilewati di daerah persawahan. Ada cerita menarik yang ingin saya bagikan dengan Anda sekarang.

Sejak kecil saya sering membantu orang tua bekerja di sawah.

Sebelum padi ditanam, biasanya tanah dibajak. Diolah dan dibersihkan dari berbagai rumput liar dan sisa batang padi setelah dipanen. Ketika bibit padi dipindahkan dari tempat persemaian ke bedengan, bedengan harus sudah benar-benar siap untuk ditanami. Yang tersisa biasanya hanya lumpur.

Setelah kegiatan menanam, bedeng sawah terlihat hijau oleh tanaman padi. Tidak ada tumbuhan lain. Namun, sekitar semingu kemudian, rumput liar mulai nampak. Mereka tumbuh dengan cepat menghimpit padi yang baru ditanam.

Karena itu, sekitar dua minggu sampai sebulan setelah ditanam, para petani harus mulai mencabuti rumput-rumput liar. Kalau tidak, jangan harap dapat memperoleh panen yang memuaskan. Padi akan kerdil bahkan mati dikerubuti tumbuhan tak diinginkan itu.

Saya sering membantu orang tua untuk mencabuti rumput liar ini.

Saya masih ingat ketika pertama kali ikut orang tua mencabuti rumput di antara padi. Ketika saya sudah berhasil mengumpulkan rumput segenggaman tangan munggil saya, saya hendak melemparkannya ke pematang. Baru mulai mengambil ancang-ancang, tiba-tiba ayah bersuara.

“Jangan dibuang ke pematang,” kata ayah saya. “Benamkan saja ke dalam lumpur.”

Saya terkejut. Bukankah tumbuhan liar ini harus disingkirkan?

“Kenapa harus dibenamkan ke dalam lumpur?” saya meminta penjelasan pada ayah dengan wajah penuh tanda tanya. Saya belum masuk sekolah dasar saat itu.

Ayah saya berhenti sebentar, menarik napas panjang sambil menahan rasa lelah, lalu memandang ke arah saya.

“Nanti setelah rumput-rumput liar itu dibenamkan di dalam lumpur, dia akan membusuk. Nah… setelah membusuk, rumput-rumput liar itu akan menjadi pupuk yang sangat bermanfaat untuk menyuburkan padi.”

“Oh… begitu ya”. Saya mengangguk-anggukkan kepala memahami penjelasan ayah. Ternyata ayah pintar juga. Mungkin beliau belajar dari para penyuluh pertanian yang sering berkunjung ke desa.

Setiap hari kita sering berhadapan dengan berbagai masalah. Walaupun kita tidak menginginkannya. Berbagai antisipasi telah dilakukan. Akan tetapi, masalah entah dari mana selalu datang berkunjung.

Seperti rumput liar di antara padi, masalah selalu tumbuh dengan sendirinya. Namun, dengan penanganan yang tepat kita dapat mengubah rumput liar menjadi pupuk yang bermanfaat.

Rumput liar bahkan dapat menjadi petunjuk yang menguntungkan. Tanah di mana rumput liar tumbuh dengan lebat, pasti memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Sebaliknya, daerah yang hanya sedikit ditumbuhi rumput liar menandakan sedikitnya zat-zat penunjang kehidupan yang terkandung di dalamnya.

Jika Anda mengalami banyak masalah, bersyukurlah. Sebenarnya ada banyak peluang untuk bertumbuh di sana. www.spiritual-motivasi.blogspot.com *).

0 komentar:

Posting Komentar