Rabu, 10 Oktober 2012

Komputer Tua dengan Koneksi Internet Seadanya

Puisi-Motivasi

Seperti biasa, seperti malam-malam sebelumnya, mata masih terjaga di depan sebuah komputer tua dengan koneksi internet seadanya, berselancar disemak belukar dunia maya, mencari sebuah ruang untuk berbagi, berkeluh kesah, menceritakan ketidak pastian masa depan yang terlihat semakin buram tak jelas.
Ada sejuta mimpi di sana, ada bergumpal gumpal harapan yang terasa semakin sesak mengganjal, dan di depan komputer tua dengan koneksi internet seadanya, aku ingin mewujudkannya, entah dengan cara apa, entah untuk berapa lama, aku hanya terus berjalan, dengan cara sederhana, dengan langkah seadanya, yang terkadang kencang berlari, tak jarang merangkak pelan merayap mati.

Di depan komputer tua dengan koneksi internet seadanya, aku berharap diamku bisa bermakna, kata kata yang aku tulis bisa berteriak melebihi suara suara, nilai yang ingin aku bagi bisa menjadi POJOK MOTIVASI untuk ku, untuk mu, untuk kembali melangkah dan kencang berlari.

Di depan komputer tua dengan koneksi internet seadanya, aku berharap bisa dikenang sebagai sesuatu yang patut di ingat ingat, sebagai sesuatu yang selalu hangat untuk dibicarakan, sebagai sesuatu yang layak untuk diperjuangkan, setidaknya oleh anak cucuku, bahwa disana, di depan komputer tua dengan koneksi internet seadanya, pernah ada semangat yang menyala nyala, pernah ada mimpi-mimpi, pernah ada hati yang tulus berbagi, berjuang untuk agamnya, untuk masyarakatnya, berjuang untuk bangsa dan negaranya, walaupun hanya sebatas barisan kata-kata.

Di depan komputer tua dengan koneksi internet seadanya, pernah ada cinta, pernah ada luka, pernah ada tangis, pernah ada tawa, pernah ada dosa yang tak layak untuk dibicarakan, dan munkgin pernah ada sebuah kebaikan walaupun sungguh tak layak untuk di banggakan.


Dan Di depan komputer tua dengan koneksi internet seadanya, aku ingin terus menuliskan kata-kata ku, aku ingin bernyanyi, walau dalam lagu-lagu sendu, aku ingin terus berteriak bersama barisan paragraf paragraf bisu, sehingga keterbatasan gerak ini, setidaknya bisa sedikit terbayarkan, sampai suatu saat nanti, jika DAYA sudah mendekat bersahabat, aku berharap bisa mengubahnya dengan tangan-tanganku, aku bisa menariknya dengan langkah langkah kaki ku.....



moerad qrad
sebuah mimpi sederhana, dan langkah sederhana, untuk Agama ku, untuk bangsa dan negaraku.

Mungkin anda juga Ingin membaca reungan singkat berikut itulah kami 

0 komentar:

Posting Komentar