Pak Mario, apakah Anda seorang bangsawan atau rakyat jelata?
Saya rakyat jelata.
Para dokter telah memeriksa dan memastikan bahwa saya tidak berdarah biru.
Sebagai anak muda, saya sering merasa minder dengan kelas sosial keluarga kami yang bersahaja, dan mungkin itu yang menyebabkan saya dulu tidak begitu menyukai orang kaya, yang berkelas bangsawan, danSaya rakyat jelata.
Para dokter telah memeriksa dan memastikan bahwa saya tidak berdarah biru.
yang berkedudukan tinggi.
Tapi kemudian saya menemukan pengertian, bahwa jika saya ingin menang dalam sebuah pertandingan, saya harus bermain dengan peraturan dalam pertandingan itu.
Sebagai pemuda yang jelata, saya memutuskan untuk menjadi lebih terdidik daripada mereka yang saat itu saya anggap sebagai bangsawan.
Mario Muda meramahkan pandangan terhadap keberagaman pendapat, iman, budaya, dan keyakinan yang ada di dunia ini. Dia belajar dan bekerja keras untuk membangun karir profesional yang agresif dan inovatif.
Tujuan utama Mario Muda saat itu adalah menjadi pribadi yang mandiri dan berkelas semuda mungkin, dan mencapai kelas sosial yang sebanding dengan para bangsawan.
Setelah usia 35 tahun, saya baru mengerti bahwa sesungguhnya tidak ada kelas yang namanya bangsawan.
Yang ada adalah rakyat jelata yang mengkelas-kelaskan diri karena jalur keturunan, harta, atau karena kekuasaan.
Sesungguhnya kita semua ini adalah rakyat jelata.
Hanya saja ada yang memelihara kesombongan karena jalur keturunan, yang hari ini kualitas masa lalu itu tidak ada pada dirinya.
Ada yang sesungguhnya lebih miskin daripada kebanyakan rakyat jelata, tapi yang masih hidup dalam kebanggan palsu tantang sejarah kekayaan keluarga di masa lalu.
Ada yang hari ini sebetulnya orang kecil, tapi yang masih membanggakan kekuasaan masa lalu dari orang tua atau kakek-neneknya.
Kita semua adalah rakyat jelata. Naik atau turun, turun atau naik, atau memelihara ketinggian, atau tetap mempertahankan kelemahan hidup sebagai rakyat jelata.
Tidak ada di antara kita yang boleh merasa lebih tinggi daripada sesamanya, hanya karena kedudukan sementara, kekayaan sementara, atau karena nama besar pendahulunya.
Kita semua adalah jiwa-jiwa terhormat yang memiliki hak yang sama untuk hidup sejahtera dan mandiri dalam perasaan, pikiran, dan tindakan yang baik bagi diri, bagi sesama, dan bagi alam.
Tidak ada satu jiwa pun yang boleh menjadi korban kesemena-menaan orang yang kebetulan sedang berkuasa sementara, atau yang sedang sementara ini mampu membayar kekuasaan.
Marilah kita meninggikan pendidikan, meluaskan pandangan, menegaskan sikap, dan menguatkan tindakan, agar lebih banyak rakyat jelata yang menjadi mapan, kuat, dan mandiri, agar kelas terbesar dalam masyarakat
kita tidak teraniaya oleh kepalsuan dan dusta dari sebagian kecil dari saudara kita yang kebetulan sedang berkuasa sementara, atau yang sedang sementara ini mampu membeli kekuasaan.
Marilah kita mengembalikan hak rakyat jelata bagi kehidupan yang damai dan sejahtera, melalui kekuatan pendidikan, kebugaran ekonomi, dan keamanahan dalam memimpin.
Dan untuk para pemimpin, ingatlah bahwa Anda adalah juga rakyat jelata yang dipilih oleh kami yang jelata, agar Anda memimpin dengan amanah.
Janganlah setelah Anda berkuasa, mencoba berubah menjadi selain yang sebanding dengan kami yang jelata.
Jiwa jelata yang jujur, penuh syukur, dan rajin bekerja bagi kebaikan sesama dan alam, adalah jiwa yang dibangsawankan oleh Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar