Jumat, 26 Desember 2008

MAWAR: CANTIK NAMUN BERDURI

Mawar… tak terbantahkan telah menjadi bunga yang sangat digemari. Setiap wanita yang menerima setangkai bunga mawar akan merasa sangat bahagia. Apalagi kalau berasal dari orang yang mereka sayangi. Mawar telah menjadi lambang cinta.

Setiap pria berlomba-lomba mendapatkan mawar terindah untuk mengungkapkan cintanya kepada pujaan hati. Setiap mendekati Valentine day, penjual mawar bertambah jumlahnya. Mawar memang bunga yang cantik. Ya, sangat cantik.


Namun, di balik kecantikannya, mawar memiliki duri. Orang yang optimis akan selalu memperhatikan cantiknya mawar. Sang pesimis akan mengeluhkan duri-duri yang terdapat di tangkainya.

Lalu, bagaimana Anda pribadi memandangnya?


Terlepas dari berbagai pandangan itu, yang perlu disadari adalah bahwa kecantikan mawar dan duri-durinya adalah satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Di satu sisi dia cantik, namun di sisi lainnya dia dapat melukai Anda dengan durinya.

Dengan menerima kenyataan bahwa mawar yang cantik dan duri-durinya adalah satu-kesatuan yang tak terpisahkan, kita telah selangkah lebih maju dalam memahami kehidupan.

Selalu ada hal yang bertentangan di dunia ini. Ada positif, maka ada negative. Ada putih dan hitam. Yin dan Yang. Baik dan buruk. Kelebihan dan kekurangan. Begitu juga diri kita sendiri. Kita memiliki kelebihan di satu sisi. Dan pada saat yang bersamaan, kelemahan kita menghuni sisi yang lainnya.

Kadang menggelikan melihat orang yang menganggap dirinya paling sempurna. Seolah tidak ada kelemahan. Padahal, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada apa pun di dunia ini yang sempurna. Kita akan selalu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Sebaliknya juga, sangat menyedihkan melihat orang yang menganggap dirinya penuh kekurangan. Pasti ada kelebihan di dalam diri Anda.

Ada satu hukum abadi yang berlaku di dunia ini. Seperti hukum gravitasi yang berlaku kepada apa pun dan siapa pun. Hukum ini pun berlaku pada segala sesuatu. Pada setiap orang. Anda dan saya.

Hukum POLARITAS. Ia termasuk hukum alam.
Hukum polaritas menyatakan bahwa tidak ada segala sesuatu pun ada tanpa ada kebalikannya. Jika kebencian ada di dalam diri seseorang, cinta kasih juga terdapat di sana. Jika ada iri hati, perhatian yang tulus juga ada di dalamnya.

Orang tidak akan iri terhadap kita jika dia tidak memperhatikan kita. Orang yang iri hati terhadap kita biasanya adalah orang-orang yang mengenal kita dengan cukup baik. Dia memperhatikan kita. Bayangkan… bagaimana mungkin Presiden SBY bisa iri kepada Anda? Lha, dia sendiri tidak mengenal Anda.

Hukum ini berlaku bagi setiap orang, setiap benda di dunia ini. Apa pun tingkat pendidikan Anda, warna kulit Anda, agama Anda.

Jika seseorang itu pintar di satu bidang, kemungkinan besar dia tidak pintar di bidang yang lain. Orang yang pandai berbohong, tentu dia tidak pandai tentang kejujuran. Dia tidak tahu apa arti dan makna kejujuran yang sebenarnya. Bagaimana dia bisa jujur di saat dia berbohong?

Kalau Anda merasa diri Anda tidak pandai tentang suatu bidang, coba pikirkan di bidang mana Anda paling tahu banyak? Pasti ada. Jelas tidak mungkin Anda bodoh dalam segala bidang. Itu melanggar hukum alam.

Kalau Anda melihat diri Anda tidak cantik atau tampan secara fisik, coba pikirkan lagi di sisi mana Anda tampak mempesona. Pikirkan hal itu dalam-dalam.

Bertanyalah secara serius kepada diri sendiri. Otak Anda pasti akan memberikan jawaban. Dan mungkin Anda akan sangat takjub akan jawaban yang muncul nantinya. Bukan kah hal ini sangat menyenangkan?


Ketika Anda mengalami suatu “musibah”, di sisi lain hal itu merupakan anugerah tersembunyi. Anda tentu ingat cerita di postingan terdahulu tentang SEGALA SESUATU PASTI MEMILIKI ALASAN.

Pertama-tama, Anda harus meyakini bahwa segala sesuatu pasti memiliki dua sisi yang berbeda. Seperti dua sisi mata uang, selalu ada positif dan negative dalam suatu hal. Ada kelebihan dan kekurangan dalam diri setiap orang. Yakinilah hal itu. Maka, anda akan menemukannya.

Hal ini mungkin akan terasa aneh pada awalnya. Akan ada bagian dari diri Anda yang menolak pernyataan itu. Itu wajar. Hal ini terjadi karena kita telah belajar dan diajarkan selama bertahun-tahun bahwa hal yang menyedihkan hanya mengandung kesedihan. Dan hal yang membahagiakan selamanya akan penuh kebahagiaan.

Kenyataannya, tidaklah seperti itu. Selalu ada sisi positif dan negative pada segala hal pada saat yang bersamaan. Mungkin Anda sendiri pernah mengalaminya sendiri sebuah kejadian yang sangat menyedihkan. Akan tetapi, belakangan Anda merasa bersyukur telah mengalami musibah itu. Cerita SEGALA SESUATU PASTI MEMILIKI ALASAN, menjelaskan hal itu dengan sangat baik.

Saya sendiri pun pernah mengalaminya sendiri. Akan saya ceritakan pada artikel mendatang!

Contoh lain tentang hal menyedihkan yang membawa kebahagiaan adalah putus cinta. Saya yakin Anda pernah merasakan hal itu. Putus cinta memang sangat menyakitkan. Segala usaha yang kau lakukan selama ini terasa sia-sia. Malah meninggalkan luka.

Namun, sebenarnya hal itu membuat kita semakin dewasa. Kita jadi lebih kuat. Lalu, kita bertemu pacar yang baru. Dan apa yang anda rasakan? Ketika kita jatuh cinta lagi pada pacar yang baru, kita akan merasa bersyukur dulu kita putus dengan pacar yang lama.

Kita mulai melihat banyak kelebihan dalam diri pacar yang baru. Mungkin Anda akan berguman dalam hati, “Untung dulu gw putus sama dia. Kalo nggak, mungkin gw ga bakalan ketemu pacar gw yang sekarang”.

Nah… Anda paham sekarang?

Mulai sekarang… yakin-lah bahwa selalu ada sisi positif dan negative dalam segala hal. Anda akan selalu menemukan apa yang Anda percayai. Ketika Anda mulai mempercayai hal ini, satu hal yang pasti… HIDUP ANDA AKAN BERUBAH menjadi lebih baik. Karena Anda berjalan bersama hukum alam.

Setiap menghadapi berbagai kejadian yang menurut Anda negative, cobalah cari sisi positifnya. Tanyakan pada diri sendiri, “Jika ini adalah hal yang negative, apa sisi positifnya?”.

Positif ada karena ada negative. Seperti ada kematian maka ada kehidupan. Bagaimana mungkin ada negative tanpa positif? Bagaimana mungkin akan ada hidup jika tidak ada mati?

Di postingan selanjutnya, saya akan membahas hal ini secara lebih menyenangkan.

Hermanus Y Lobo

0 komentar:

Posting Komentar