Jumat, 21 Oktober 2011

BELAJAR DARI BUAH DURIAN

“KRITIK” selalu diberi bagaikan Anda melemparkan buah durian yang berduri kepada orang lain (saudara dan sahabat kenalanmu).

Sedangkan “MENCINTAI” bagaikan Anda telah memberi BIJI durian setelah dikeluarkan kulitnya.

Motivasi kritik yang jahat (merendahkan orang) bagaikan MELEMPARKAN buah durian yang berduri kepada orang lain. Sedangkan kritik yang membangun bagaikan MEMBERI buah durian kepada orang lain dan sekaligus MEMBERITAHUKAN bagaimana cara membuka kulit yang berduri sehingga jari-jari Anda tidak akan tertusuk.

Hanya mau mengatakan bahwa “baik memberi durian dengan kulitnya maupun langsung biji manisnya,” tentu membutuhkan kebijakan hati dan pikiran terhadap kepada siapa, kapan dan dimanakah durian itu diberikan. Dalam konteks ini perlu diperhatikan; kadang orang lain langsung membutuhkan biji manisnya; Kalau memang Anda bisa memberi biji kepadanya, kenapa musti dengan kulit?

Demikian pun sebaliknya, kadang kita harus memberi kulitnya dan membiarkan mereka yang menerima membukanya sendiri untuk menemukan biji manisnya. Lagi, kebijakan hati dan pikiran diperlukan. Akan tetapi, ingat…bau harum durian (kebaikan dan kesalahan teman) sangat tajam sehingga pasti banyak orang bisa menciumnya (Silakan memaknainya)

0 komentar:

Posting Komentar