Tak sedikit mitos mengenai pernikahan beredar di tengah-tengah masyarakat kita. Salah satu yang sering didengar adalah kehadiran anak dapat menyelamatkan pernikahan. Sayangnya hal itu belum tentu benar.
Namun, bagaimana jika di dalam kehidupan berumah tangga, tidak mempunyai anak? Hal ini tentu saja akan menimbulkan keresahan yang sangat beralasan, karena kehadiran anak seperti merupakan suatu keharusan dan kebanggaan dalam keluarga.
Terkadang pasangan suami istri (Pasutri) merasa sia-sia bekerja keras jika tidak ada keturunan dalam rumah tangga. Berbagai upaya pun akan ditempuh untuk mendapatkan anak.
Namun, Allah SWT berfirman di dalam Alquran surat As Syura ayat 49-50: “Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki”. (QS As Syura: 49)
“Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS As Syura: 50)
Jika sekian tahun telah dilalui tanpa hasil, suami sering mendapat saran dari pihak keluarga, atau idenya sendiri, untuk menikah lagi, alias (poligami). Nah, coba bayangkan, jika istri tidak bersedia atau ikhlas dimadu, maka “cerai” akan menjadi pilihannya.
Bila hal ini terjadi, untuk menghindari perceraian, banyak hal yang dapat dilakukan pasangan suami istri, diantaranya dengan “adopsi” anak atau yang lainnya.
Bila pasutri mencintai anak itu dengan tulus, walaupun bukan darah dagingnya sendiri, anak itu akan memberikan balasan yang setimpal dan tumbuh menjadi anak yang selalu memberikan perhatian yang besar walaupun mereka buka kedua orang tuanya.
Memang, banyak pasutri yang merasa tak nyaman dengan langkah ini. Bila hal ini terjadi, mengapa pasutri tidak menerima dengan ikhlas kehidupan rumah tangganya tanpa anak? Anggap saja masih pacaran karena 'cinta' itu tidak selalu berbuah anak.
Coba mari kita renungkan: “Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS As-Syura: 50)
Jadilah ibarat pohon yang bisa tumbuh subur dan dapat menjadi tempat berteduh tanpa harus menghasilkan buah yang bisa dipetik. Wallahu’alam
0 komentar:
Posting Komentar