Suatu malam, sesudah makan, dia dengan rasa ingin tahu bertanya tentang alasan di balik semua itu kepada kakaknya. "Sangat sederhana," ungkap si perdana menteri. "Untuk menghindari masalah yang mungkin timbul, seorang pria yang bijaksana sebaiknya tidak pernah membiarkan kesenangannya atau hobinya diketahui oleh umum. Aku memang sangat ceroboh dalam hal ini karena kegemaranku makan ikan diketahui oleh umum. Mengetahui kesukaanku, para pemberi bingkisan itu akan berusaha memuaskannya.
Jika aku menerima pemberian mereka, aku berhutang kepada mereka. Ketika membuat keputusan, secara sengaja maupun tidak sengaja aku akan memikirkan keinginan mereka. Aku mungkin membelokkan hukum untuk membalas kebaikan mereka. Jika ini berlanjut, aku memiliki resiko tertangkap dan kehilangan kedudukan serta reputasiku.
Lalu siapa yang akan peduli untuk memberi hadiah kepada seorang tawanan yang tidak dihargai dan tidak berkuasa? Oleh karena itu, aku dengar kedermawanan mereka. Tanpa memiliki hutang budi kepada mereka mereka, aku bebas mengatur diriku sendiri. Dengan membuat keputusan yang tepat dan tidak berat sebelah, aku dapat mempertahankan posisiku tetap membeli ikanku sendiri." Adiku maaf atas pemikirannya yang sempit
RENUNGAN:
Penghargaan itu diraih, bukan diberikan. Demikian juga kesuksesan. Tidak ada makanan yang gratis di dunia ini. Seseorang harus selalu bergantung kepada dirinya sendiri, bukan orang lain, karena orang lain mempunyai kepentingan mereka masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar