Seorang anak laki-laki mencurahkan perasaannya kepada ayahnya tentang kebenciannya kepada seorang temannya.
“Maafkan aja dia, hilangkan kebencianmu….!” Sang ayah menasehatinya.
“Nggak bisa dong Yah…Setelah apa yang dia lakukan padaku, keenakan dia kalau aku berhenti membencinya!!” Sang anak menyanggah nasihat ayahnya.
“Ok, sekarang tidurlah…Besok pagi ada yang harus kita kerjakan…!”
Pagi hari ayah sudah menyiapkan sekarung kerikil yang digantung di pintu pagar belakang.
“Coba kamu bayangkan karung ini sebagai perwujudan temanmu. Kemudian pusatkan kebencianmu pada kepalan tanganmu. Tinjulah sekeras dan sebanyak mungkin karung ini…!”
Sang anak menuruti perintah ayahnya. Hanya tiga kali pukulan dia merasa tangannya sakit.
“Sakit Yah….” Sambil mengusap dan meniup kepalan tangannya yang mulai memar dan lecet.
“Apakah teman yang kaubenci di sana merasakan sakit seperti yang kauderita saat ini?”
“Tentu tidak dong Yah….”
“Begitulah yang terjadi pada hatimu anakku…Kebencianmu hanya menyakiti hatimu sendiri. Teman yang kaubenci tidak akan menderita melebihi deritamu. Bahkan bilapun kau memukulnya, derita yang dia rasakan tidak akan melebihi derita hatimu. Mungkin dia luka oleh pukulanmu, namun luka luarnya akan cepat sembuh, sedangkan kebencianmu tidak akan berkurang bahkan semakin besar menguasai hatimu. Kebencian itu bagaikan kau minum racun tapi mengharapkan orang lain yang mati….. Itulah juga yang terjadi saat ada seseorang membencimu. Kebenciannya tidak akan membuatmu menderita melebihi penderitaannya. Kasihani orang-orang yang membencimu…”
“Berarti kita tidak boleh punya rasa benci Yah…?”
Sang ayah tersenyum, membelai lembut kepala anaknya
“Bencilah kejahatannya, bukan orangnya, sehingga kau tidak akan mungkin melakukan kejahatan itu…”
RENUNGAN:
KEBENCIAN bagaikan MINUM RACUN dan mengharapkan ORANG LAIN yang MATI.
BENCILAH KEJAHATAN sehingga kita TIDAK akan mungkin MELAKUKANNYA.
KEBENCIAN TIDAK AKAN BERAKHIR DIBALAS DENGAN KEBENCIAN, KEBENCIAN AKAN SIRNA BILA KITA MEMBERIKAN CINTA KASIH.
0 komentar:
Posting Komentar