Rabu, 22 Mei 2013

Istiqomah dalam Komitmen

Ini materi lama yang kutulis dan belum dimuat di blog pribadi saya, ‘Rumah Motivasi Online’. Hari itu adalah hari Sabtu, 2 Maret 2013, pesantren tempat anak saya mondok, yakni Pesantren AlQuran Al Amanah yang beralamat di Jalan H Awi Kampung Pedurenan RT 011 RW 03 Jatiluhur Jatiasih Bekasi mengadakan pengajian umum sekaligus orangtua murid.

Untuk memberikan motivasi kepada jamaah, masyarakat juga orangtua wali murid Pesantren AlQuran Al Amanah, Yayasan Al Amanah mengadakan pengajian bulanan dengan ceramah agama. Ketua Pengurus Harian Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah (Yapidh) dan juga penasehat pesantren Al Amanah, Dr H Ahzami Samiun Jazuli MA.

Dalam ceramahnya, ustadz Ahzami menekankan tentang pentingnya sebuah istiqomah dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Istiqomah, kata Ustad Ahzami merupakan instruksi yang datang dari Allah SWT. Panggilan Allah SWT untuk menunaikan shalat juga merupakan bentuk istiqomah yang harus dilakukan hamba Allah.

Pentingnya istiqomah ini juga terlihat dari percakapan seorang sahabat dengan Rasulullah SAW. Saat salah seorang sahabat bertanya kenapa rambut Rasul SAW beruban, padahal beliau belum terlalu tua?

Wahai Rasulullah, kami melihat Anda sesungguhnya telah beruban!” Rasulullah SAW bersabda: “Surat Hud dan beberapa surat sebangsanya telah menyebabkan aku beruban.”

Disini Rasulullah SAW mengegaskan bahwasanya uban yang tumbuh di rambut Rasul SAW karena beliau bertahan dalam istiqomah di jalan yang benar.

Istiqomah merupakan instruksi dari Allah SWT dan tidak ada instruksi yang lebih mulia selain dari Allah SWT. Instruksi itu berulang-ulang setiap harinya sebanyak 17 kali dalam bentuk instruksi untuk mendirikan shalat lima waktu.

Ustadz Ahzami juga menjelaskan tentang kiat bagaimana agar istiqomah berjalan. Kebutuhan terhadap istiqomah ini sebagaimana kita butuh untuk bisa hidup terus menerus. Pertama, berkomitmen dan berafiliasi dengan Islam semata-mata karena Allah SWT dan bukan karena manusia.

Kedua, komitmen yang didasari bukanlah karena kepentingan sesaat, melainkan karena Allah SWT. Banyak lembaga, organisasi yang hancur jika dilandasi hanya dengan kepentingan. Namun komitmen karena imanlah yang akan membuat akan abadi.

Ketiga, janganlah berkomitmen dan berafiliasi dengan Islam karena tempat dan waktu. Misalnya saja ketika di masjid kita rajin beribadah, namun setelah di luar masjid maksiat jalan terus. Jadi, beriman tidak karena tempatnya, melainkan totalitas karena keimanan itu sendiri.

Keempat, komitmen pada prinsip hidup yaitu, ’Laa Ilaha Illallah, tidak ada Tuhan selain Allah’. Dalam kondisi apapun dan disaat bagaimana pun tetap komitmen dalam keimanan. Dan terakhir, selalu bersungguh-sungguh dalam menciptakan ’husnul khatimah’ dengan cara terus untuk berbuat kebaikan di muka bumi ini.

>> follow @CepPangeran


0 komentar:

Posting Komentar