www.spiritual-motivasi.blogspot.com
Ada sebuah cerita yang saya dengar dari seseorang beberapa tahun yang lalu. Ceritanya begini…
Ada seorang pedagang yang memiliki dua ekor kuda. Di jaman itu belum ada mobil. Jadi, untuk mengangkut barang dagangannya menggunaan tenaga kuda. Suatu hari, pedagang ini hendak berjualan di kampung tetangga. Dimuatlah dua jenis barang dagangan ke punggung masing-masing kuda.
Kuda yang pertama mendapat beban sepasang kasur busa. Dia sangat senang karena kasur busa itu sangat ringan. Kuda yang kedua sedikit apes. Dia harus memikul sekarung garam di punggungnya.
Melihat kejadian itu, kuda pertama yang mengangkut kasur busa semakin senang. Dia bahkan mengolok-olok kuda kedua. Sepanjang jalan dia tersenyum puas dan bahkan tertawa terbahak-bahak memikirkan kesialan temannya, kuda kedua.
Untuk mencapai tempat yang dituju, mereka harus menyeberangi sebuah sungai. Ketika mencapai sungai tersebut mereka pun mulai berjalan perlahan-lahan menyeberanginya. Karena terlena akan kenikmatannya yang hanya memikul kasur busa, kuda pertama kurang memperhatikan langkahnya sehingga dia terantuk dan jatuh menimpa kuda kedua.
Kedua kuda itu jatuh tercebur ke dalam air. Apes berbalik menghampiri kuda pertama. Namanya kasur busa kalau kena air akan semakin berat. Kuda pertama berjalan terhuyung karena bebannya menjadi sangat berat sekarang.
Sedangkan kuda kedua tersenyum puas. Bebannya sangat ringan sekarang. Ketika tercebur tadi, sebagian garam larut di dalam air sampai berkurang setengahnya. Dia berjalan dengan entengnya.
Bersyukurlah menjalani hari-hari hidup kita sendiri. Jangan membanding-bandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Apa lagi menertawaknnya. Siapapun yang pandai menghakimi akan dihakimi.
Jika sikap menghakimi datang menghampiri, peluklah ia erat-erat. Jangan biarkan dia mengendalikan diri kita. Selalu introspeksi dan merefleksi agar jangan kita jatuh di lobang yang sama dua kali. www.spiritual-motivasi.blogspot.com *).
0 komentar:
Posting Komentar