Allah SWT telah memberitahu orang-orang yang beriman bahwa mengikuti hawa nafsu akan menyesatkan seseorang dari jalannya. Qolbu adalah hati. Sedangkan hati sendiri dapat dibedakan menjadi dua arti, yaitu hati dalam arti daging dan hati yang berarti sesuatu yang halus, atau yang bersifat rabbaniyah (ketuhanan).
Demikian dikatakan Ustad DR Ahzami Sami’un Jazuli, MA dalam pengajian di Masjid Darul Hikmah (Yapidh), Jatiluhur, Jatiasih, Kota Bekasi beberapa minggu lalu, dengan tema tentang nafsu atau hawa nafsu.
Ustad Ahzami mengatakan bahwa hawa nafsu adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu, baik itu berupa kebaikan atau keburukan. Di dalam Islam, nafsu itu bukan untuk dibunuh, melainkan untuk dijaga dan di kawal.
Rasulullah SAW mengajak kita untuk meninggalkan satu peperangan, satu perjuangan atau satu jihad yang kecil untuk dilatih melakukan satu perjuangan atau jihad yang besar yaitu jihad melawan hawa nafsu.
Orang yang berperang melawan nafsu ini nampak seperti duduk-duduk saja, tidak seperti orang lain mungkin bisa dengan bebas berekspresi, akan tetapi sebenarnya sedang membuat kerja yang besar iaitu berjihad melawan hawa nafsu.
Melawan hawa nafsu sangatlah susah. Bisa jadi jika nafsu itu ada di luar jasad kita, maka bisa jadi dapat kita pegang, mudah kita akan menekan dan membunuhnya sampai mati.
Tetapi nafsu kita itu terletak ada dalam diri kita, mengalir bersama aliran darah dan menguasai seluruh tubuh kita. Karena itu tanpa kesedaran dan kemauan yang sungguh-sungguh kita pasti dikalahkan untuk diperalat sesukanya. Nafsu jahat dapat dikenal melalui sifat keji dan kotor yang ada pada manusia.
Jika nafsu ini kita biarkan membesar, maka semakin luaslah godaan syaitan. Kalaulah nafsu dapat diperangi, maka tertutuplah jalan syaitan dan tidak dapat mempengaruhi jiwa kita. Sedangkan nafsu ini sebagaimana yang digambarkan oleh Allah sangat jahat.
Siapa sanggup melawan hawa nafsu, maka Allah akan tunjukkan satu jalan hingga diberi kemenangan, diberi bantuan dan tertuju ke jalan yang benar. Inilah rahasia untuk mendapat pembelaan dari Allah. Hidup ini adalah perjuangan melawan hawa nafsu (syaitan). Kadangkala kita menang dan kadangkala kita kalah melawan hawa nafsu syetan kita.
Nafsu yang tenang atau nafs al-muthmainnah, adalah ketika iman menang melawan hawa nafsu, sehingga perbuatan manusia tersebut lebih banyak yang baik daripada yang buruk. Dengan kata lain mereka mampu menguasai terhadap hawa nafsunya.
Nafsu yang gelisah dan menyesali dirinya sendiri atau dikenal dengan nafs al-lawwamah, adalah ketika iman kadangkala menang dan kadangkala kalah melawan hawa nafsu, sehingga manusia tersebut perbuatan baiknya relatif seimbang dengan perbuatan buruknya. Adakalanya dia menang dan ada kalanya kalah. inilah orang yang sedang berjuang (mujahadah).
>> follow @CepPangeran
1 komentar:
Saat mampu mengendalikan hawa nafsu hati jadi tenang dan damai sebab hidup tidak lagi berada dibawah kuasa setan.
Salam pengendalian diri.
Cara menghilangkan hawa nafsu
Manfaat Berpuasa - Cara Puasa Yang Baik
Posting Komentar