Aku lihat kamu masih sering murung, semenjak kepergiannya kamu lebih senang menyendiri, bersembunyi di balik nyamannya rasa sepi. Tak jarang matamu memerah, karna tak sanggup menahan gumpalan gumpalan tangis yang belum sempat kau tumpahkan.
Aku sangat mengerti perasaan itu, dan aku juga tak pernah bisa membayangkan beratnya cobaan yang dipercayakan tuhan kepadamu. Ditambah lagi kamu sorang pria, yang tak mudah berbagi, yang ingin selalu terlihat kuat, menepis tangis, memaksakan tawa, dan selalu menggunakan kata sabar sebagai tempat bersandar.
"relakan saja",....Mungkin ini kata klise yang tepat untuk menghiburmu saat ini. Jangan biarkan tangisan duka menjerat kaki kakimu sehingga membuatmu terdiam tanpa langkah, bingung tanpa arah.
Berjalanlah disamping waktu, biarkan dia memapah langkah langkahmu. Dan saat sepi terlalu menguasai hatimu, dengarkan merdunya nyanyain hari hari yang sudah terlewati, maka kau akan menemukan semangat baru, semangat untuk berlari, berlalri mengejar beberapa langkah yang sudah terlewatkan.
Kemudian cobalah untuk melepaskan semua tangisan, Teriakan segala duka, tanpa tersisa, biarkan semuanya menjadi kenangan masa lalu, karna masa lalu tak harus indah, seindah masa depan yang harus kamu perjuangkan.
Kutlah saudaraku...kamu hanya perlu melangkah, terus melangkah....
to my cousin Alex...please relakan kepergian Inaq
0 komentar:
Posting Komentar