Minggu, 04 September 2011

BERSYUKUR WALAU DIRAMPOK

Seorang istri bercerita pada suaminya sambil menahan isak tangis, "Sungguh sial. Kalung emas pemberianmu tadi dirampok saat belanja di pasar."

Bukannya menenangkan istrinya, si suami malah marah, "Salah sendiri. Ngapain ke pasar memakai kalung? Kamu pikir itu kalung murahan? Kamu pikir uang mudah dicari?"

Sang istripun gak mau kalah, "Sudah jelas bukan salahku. Perampok berhati kejam itulah yg bersalah. Dari dulu kamu selalu menyalahkanku saja."

"Kalau bukan salahmu, masak salahku? Apa aku yang bersalah karena menghadiahkan kalung emas kepadamu? Dasar istri gak tau diuntung."

Mertua yg mendengar pertengkaran semakin sengit akhirnya keluar dari dari dapur dan berkata, "Sudahlah. Utk apa ribut? Bagaimana pun kalian bertengkar, kalungnya juga gak akan kembali. Coba pikir. Kalian sudah rugi dirampok, sekarang malahan tambah rugi karena bertengkar dan sakit hati. Bukankah bodoh namanya? Ambillah hikmahnya dan belajarlah bersyukur dari kejadian ini."

"Bersyukur? Masak sudah dirampok, masih harus bersyukur? Ma, seharusnya orang bersyukur karena mendapatkan, bukannya kehilangan," bantah anaknya.

Melihat raut wajah mereka, Ibu itu pun melanjutkan, "Bersyukur karena bukan kamu yg merampok. Itu tandanya kamu bukan perampok. Bersyukur hanya kalungmu yang dirampok, bukan seluruh hartamu. Bersyukur bukan nyawamu yang dirampok. Bersyukur bukan mama yg dirampok, karena jantung mama pasti tidak kuat. Bersyukur karena kamu diberikan pengalaman untuk lebih berhati-hati. Bersyukur karena kamu dirampok. Itu tandanya kamu kaya sehingga bisa memberi kepada perampok itu. Dan bersyukurlah, mungkin kalian sudah membantu seseorang kepepet yg mungkin sangat membutuhkan. Sudahlah, utk apa bertengkar utk hal yang sudah berlalu?"

Selalulah bersyukur dlm setiap kondisi, setiap tempat & setiap waktu. Ingatlah bahwa kunci kebahagiaan terletak pada hati yang bersyukur.

0 komentar:

Posting Komentar