Setelah semua rombongan umrah dari Gema Shafa Marwa (GSM) selesai melaksanakan tawaf wada, berdoa penuh kekhusyuan serta zikir, semuanya langsung menuju hotel untuk bersiap sekaligus berkemas untuk segera menaiki Bus.
Sepanjang perjalanan kami menyimak penjelasan dari ustad Asep, pemandu dari GSM perwakilan Arab Saudi. Hamparan padang pasir terlihat di kanan kiri. Memasuki kota Jeddah, mulai terlihat tumbuh-tumbuhan. Jalannya lebar-lebar dan lurus.
Sebelum menuju ke Bandara King Abdul Aziz, dua bus rombongan umrah GSM melakukan salat zuhur di Masjid Ar Rahman atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Terapung. Masjid ini berada ditepian laut merah. Berdiri di atas tiang pancang yang ditancapkan di laut merah, sehingga kelihatan seperti terapung. Makanya diberi nama Masjid Terapung.
Ustad Asep menjelaskan kenapa disebut terapung, karena dibangun di atas pesisiran pantai Laut Merah, menyebabkan kedudukannya kelihatan seperti terapung pada permukaan laut ketika air pasang disertai ombak.
Menurut cerita yang dikisahkan ustad Asep, katanya masjid terapung ini merupakan tanah wakaf seorang janda kaya raya yang mewakafkan kekayaannya untuk membangun masjid ini. Keindahan masjid yang berukuran sekitar 20 x 30 meter ini terlihat dan dapat dirasakan dengan duduk di sekitar taman yang menjorok ke laut.
Masjid Terapung di tepi Laut Merah di Jeddah Arab Saudi ini adalah salah satu tempat paling disukai dan paling banyak dikunjungi di kota tersebut. Jika dilihat secara seksama, pembangunan masjid terapung ini memberikan kesan bahwa bangunan itu mengapung di air, sementara warna putih yang lembut, membuat masjid tersebut dikenal pula sebagai Masjid Putih.
Jika kita masuk ke dalam masjid seluas 1.000 meter persegi ini, maka akan kita lihat tergantung lampu yang cukup indah dan besar tepat berada di tengah-tengah. Yang menarik adalah adanya ukiran huruf-huruf Alquran yang menempel di dinding dan berwarna keemasanan.
Masjid Terapung ini menggabungkan arsitektur modern dengan seni bangunan Islam kuno. Masjid Terapung Jeddah ini juga memiliki ruang salat yang luas dengan dekorasi sangat indah, dilengkapi peralatan berteknologi canggih.
Dekorasi interior yang fantastik, gaya arsitektur dan pencahayaan atap yang sempurna, ditambah kubah berwarna hijau memberikan kenyamanan tersendiri bagi pengunjung Masjid Terapung Jeddah.
Pengunjung yang datang ke Masjid Terapung ini bisa melepas lelah dengan berjalan-jalan di kawasan laut ini sekaligus menikmati embusan angin serta keindahan alam. Jangan kawatir, bila ingin sekedar beli minuman atau jajanan atau bahkan oleh-oleh.
Banyak penjual di luar Masjid, kebanyakan berasal dari Madura, Indonesia. Ada yang jual sate, lontong sayur, dan yang lainnya. Rombongan kami pun berpisah dengan ustad Asep, karena beliau harus meneruskan perjalanannya ke Madinah
0 komentar:
Posting Komentar