Suasana kota Madinah hari Sabtu pagi, 23 April 2011 pukul 06.00 waktu setempat, masih terasa dingin menusuk tulang dan kabut putih pun masih bersemayam di gedung-gedung bertingkat, termasuk masjid Nabawi.
Setelah melaksanakan salat subuh berjamaah, kami langsung sarapan pagi di Hotel Jawharat al Fairuz. Tidak lupa, kami dan rombongan berganti kostum, karena hari ini ada acara citytour, mengunjungi beberapa tempat istimewa di Madinah.
Beberapa diantaranya, yakni masjid Quba, kebun Kurma sekaligus pasar Kurma, bukit/jabal Uhud, bukit Medan Magnet, percetakan Alquran, dan masjid Qiblatain.
2 Bus AC telah menunggu kami dan rombongan pukul 08.00 waktu setempat, kami berkumpul di lobby Hotel Jawharat al Fairuz. Tak lama kemudian, kami sudah berada di dalam Bus dan berangkat menuju masjid Quba dalam keadaan berwudhu.
Sebab, apabila seseorang berwudhu dari hotel atau rumahnya bagi yang berpergian, kemudian salat dua rakaat di masjid Quba, maka Allah SWT memberikan pahala seperti melaksanakan ibadah umrah. Masjid Quba berjarak sekitar 5 km dari kota Madinah dan ditempuh 20 menit dari hotel.
Di halaman masjid ini terlihat ratusan Bus dan mobil pengunjung yang diparkir secara teratur serta para pedagang yang menjajakan dagangannya menggunakan lapak-lapak atau hanya beralaskan karpet merah dan hijau di halaman hingga ke ujung pintu masuk masjid Quba seperti berjualan baju, tasbih, peci, kurma, barang elektronik serta barang-barang lainnya.
Ribu pengunjung dan jamaah umrah dari berbagai Negara termasuk jamaah Umrah Indonesia terlihat keluar masuk di masjid ini. Tempat salat bagi pria dan wanita dipisahkan, begitu juga tempat wudhu dan toilet. Bangunan masjid Quba terlihat begitu sederhana di dalamnya, tapi di luar tampak begitu megah dengan tingginya menara kubah. Meskipun sederhana, masjid ini dijadikan contoh bentuk masjid di seluruh dunia.
Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW pada tahun 1 H atau 622 Masehi. Ustadz Asep, seorang Mutowif (pembimbing umrah) rombongan GSM mengatakan bahwa Masjid Quba ini telah beberapa kali direnovasi. Masjid ini memiliki 19 pintu, dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu.
Tiga pintu utama berdaun pintu besar. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar. Jamaah yang masuk masjid ini tidak dilarang mengambil foto dan video melalui HP.
Dalam Alquran disebutkan Quba adalah mesjid yang dibangun atas dasar takwa seperti yang tercantum dalam Surat At Taubah ayat 108. Allah SWT memuji masjid ini. Kaum muslim yang mendirikan shalat dari kalangan penduduk Quba. Firman Allah SWT, “Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri”. (QS At Taubah: 108).
Selanjutnya, kami beserta rombongan GSM melanjutkan perjalanan ke kebun kurma. Butuh 15 menit menuju kebun kurma yang luas ini. Tempatnya mengasyikkan, kurmanya banyak ragamnya serta disekitarnya banyak ditanami pohon kurma. Sehingga suasananya pun seakan menyatu dengan alam. Penjualnya rata rata dapat berbahasa Indonesia, bahkan ada juga juga seorang karyawan berasal dari Indonesia. Mari, kesini...kesini...harganya murah, kata si "bos" penjual kurma.
Harganya bisa ditawar. Baik pelayan maupun “bos” nya selalu mempersilahkan kepada pengunjung untuk mencicipi kurma atau penganan yang ada sepuasnya. Harga kurma disini sangat bervariasi tergantung jenis kurma yang dibeli per kilogram, namun menurut kami tetap saja harganya cukup mahal jika dibandingkan dengan Pasar Kurma yang berada di dekat Masjid Nabawi. Karena penjaga toko kurma ini kebanyakan berasal dari Indonesia, sehingga bisa tawar menawar harga sambil mencicipi kurma yang akan dibeli.
Setelah menghabiskan waktu sekitar 20 menit, kami bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke gunung Uhud. Pandangan pertama saat melintasi gunung Uhud dan berhenti sebentar, yakni bukit Ainain dengan ketinggian sekitar 40 kaki dan panjang 500 kaki.
Di bukit inilah, para jamaah penziarah di seluruh dunia berkumpul untuk mengenang perang Uhud yang terjadi pada tahun 3H atau 625 M. Sementara, gunung/bukit Uhud dengan ketinggian sekitar 1.077 meter, tidak dapat dinaiki jamaah. Di kaki gunung Uhud, terdapat sebuah masjid dan makam bagi para syuhada yang meninggal saat perang Uhud
Masjid Quba dengan keindahan arsitekturnya
Masjid Quba dengan para pengunjung dan penjual
Foto bersama dulu di halaman Masjid Quba
Foto bersama dengan jamaah Turki di halaman Masjid Quba
Memilih panganan, barang untuk dijadikan buah tangan
Jamaah umroh memilih barang untuk dijadikan buah tangan
Kurma, si manis yang dicari jamaah Umrah
Bukit (gunung) Uhud dari kejauhan
Bukit (gunung) Uhud menjadi daya tarik tersendiri oleh jamaah
0 komentar:
Posting Komentar