Jumat, 07 September 2012

Kisah Thomas Beatie : Status Bukanlah Segalanya, Kodrat Ya!

 

Apa jadinya jika hidup hanya sekedar mengandalkan status? Keadaan akan serba sulit dan penuh dengan tanda tanya. Bahkan bisa jadi membuat kekacauan yang tiada henti.

 

Kasus transgender seorang wanita bernama Tracy Lagondino, yang mengubah status menjadi lelaki bernama Thomas Beatie dapat menjadi suatu pelajaran penting bagi kita. Tracy Lagondino, mengubah statusnya karena eksperimen dari seorang seniman kontroversial Marc Quinn.


Meski mengubah statusnya menjadi lelaki, sejatinya perubahan Tracy tidaklah dilakukan secara keseluruhan. Tracy hanya menjalani mastektomi atau pengangkatan payudara dan serangkaian terapi hormon untuk menjadikan tubuhnya tampak berotot seperti lelaki. Sementara bagian reproduksinya, mulai dari vagina, rahim hingga saluran telurnya tetap dipertahankan.


Jika dengan fakta seperti ini, menurut anda, Tracy Lagondino atau Thomas Beatie sebenarnya lelaki atau wanita? Status administrasi lelaki, tetapi kenyataannya wanita bukan?

 

Tidak cukup hanya mengubah statusnya, Thomas Beatie yang mengaku lelaki kemudian melahirkan tiga orang anak melalui inseminasi buatan. Hal ini karena, istrinya Nancy, justru tidak bisa hamil karena pernah menjalani histerektomi atau pengangkatan rahim.


Jika sudah seperti ini makin kacau bukan? Thomas Beatie pinggang keatas lelaki, pinggang kebawah wanita. Lalu menikah dengan wanita. Bagaimana menurut anda?

Sekarang, setelah mengalami tiga kali kehamilan, Thomas Beatie berpikir untuk untuk mengangkat rahimnya, karena mengalami kesulitan setiap kali hamil. Hal ini terjadi karena tubuhnya tidak dapat memproduksi ASI, dan akibat ketidakmurnian hormonal didalam tubuhnya. (diolah dari sumber: detikhealth.com)

Renungan
Transgender dapat mengakibatkan keadaan serba runyam dan tidak jelas. Menurut anda, anak-anak Thomas Beatie harus memanggil Thomas, eh Tracy, dengan sebutan apa? Apakah memanggil Papa, mama, atau Om?!

Dalam kasus Thomas Beatie, transgender telah mengakibatkan setidaknya tiga hal: kekacauan hormonal dalam tubuhnya, kebingungan psikologis tentang statusnya, dan kekacauan sosial bagi keturunannya. Apakah dengan semua kenyataan seperti ini masih berpikir mengikuti eksperimen keblinger yang tidak jelas juntrungannya? Hidup lebih mudah dengan mengakui status pemberian Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar